Menurut Data BPS Indonesia tahun 2019 sudah mendapat Bonus Demografi. Maksudnya angka usia produktif mendominasi penduduk Indonesia. Tercatat usia produktif (15-64tahun) 67,6%. Diperkiraan sampai 2050 usia produktif tetap mendominasi.
Menjadi keuntungan bagi negara jika usia produktif mendominasi. Penduduk produktif terserap di seluruh sektor industri. Mereka mampu menggerakkan ekonomi.
Sebaliknya jadi bencana jika usia produktif mendominasi, faktanya mereka tidak menjadi penduduk produktif. Jadi beban negara. Pengangguran di mana-mana.
Menjadi PR bersama melahirkan generasi produktif yang mandiri. Untuk itulah salah satu yayasan di Indonesia mencoba mengambil sebagian peran pemerintah untuk memandirikan generasi Muda Indonesia.
Yayasan Yatim Mandiri yang lahir 28 tahun lalu, melahirkan sebuah program kemandirian. Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Sebuah program yang menjembati dan mempercepat kemandirian generasi.Â
Mereka yang usia 17 s/d 21 tahun di himpun dari seluruh Indonesia. Di gembleng di kampus kemandirian MEC selama 1 tahun. Di gembleng mental mandirinya. Melalui cluster akademik, asrama dan entrepreneurship. Outputnya diharapkan mandiri belajar, mandiri ibadah dan mandiri finansial.
Konsep yang diterapkan melalui metode pemberdayaan  dengan  tools pendidikan. Dikawal mulai dari Input-Proses-Output-Outcome-Impact.Â
Proses dimana selama pendidikan mereka diperlakukan seperti hidup sesungguhnya. Harus menjadi insan pembelajar. Belajar dimana saja. Interaksi dengan masyarakat kampus dan luar kampus itu belajar. Ibadah sebagaimana ibadah umumnya di rumah sendiri. Kampus seakan-akan menjadi rumah mereka. Untuk pemenuhan kebutuhan hidup, mereka ya harus mampu mencari dan memenuhi kebutuhan finansialnya. Saat akhir pendidikan mereka punya tabungan.Â
Khusus untuk pemenuhan kebutuhan finansial, mereka diajarkan kemampuan komunikasi, jalin relasi, invetarisasi potensi, negosiasi. Yang pada akhirnya memiliki kemampuan optimasi potensi, kerjasama dan menjual. Â Ujungnya mendapat uang.
Dengan cara-cara seperti itu mereka punya mental. Mental tangguh dan berani. Berani menghasilkan finansial. Â
Seiring perjalanan waktu di dorong meningkatkan kompetensi. Kompetensi melahirkan ide bisnis. Mewujudkan bisnis plan. Melahirkan produk kreatif. Kreatif mengemas, Â mempromosikan, menjual. Baik online maupun offline.
Dari proses itu lahirlah generasi muda mandiri di usia muda. Sehingga paska lulus pendidikan  mereka seperti pindah rumah saja. Sudah siap bertanggung jawab secara rohani dan jasmani jalani hidup.
Adalah Nurul Fathoni pemuda asal Lamongan salah satu lulusan yang mampu menunjukkan jati diri kemandirian generasi. Sejak masuk MEC sudah tidak lagi merepotkan keuangan keluarga. Toni demikian biasa di panggil saat punya outlet Optik di Lamongan.
Zona Optik namanya. Terletak di Kec. Karang Geneng Kabupaten Lamongan. "Saya sebenarnya tidak menduga bisa sampai seperti saat ini. Istilan ya dulu marketing optik door to door. Sekarang punya 2 outlet di saat usia masih muda," terangnya.  Cita-cita ingin mengembangkan outlet tentu ada. "Semakin banyak outlet  semakin membuka lapangan kerja.," tambahnya.
Tak lupa dia mengucapkan terimakasih ke manajemen MEC. Meski sudah lulus tetap mendapat support dari almaternya. Outlet yang pertama dan kedua merupakan wujud support dari manajemen MEC.
Pemuda asset bangsa. Kemajuan bangsa terletak di tangan pemuda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H