Manusia butuh eksis. Itu naluri. Pingin di hargai. Pingin di anggap. So narsislah. Selfielah.
Heboh Indra Kenz dan Doni Salmanan jadi pembelajaran. Crazy Rich muncul. Di ekspos. Ujungnya berurusan dengan hukum. Lazim di sebut Flexing.Â
Apakah kita mau belajar. Fakta ke depan tetap ada sosok yang mengulangi. Supaya eksis flexing akan terulang dengan konsep berbeda.Â
Flexing sendiri legal or tidak legal. Sah-sah saja orang pingin eksis di dunia dengan Flexing. Di dunia marketing flexing lazim dipakai. Senjata pengaruhi pelanggan. Memang legal. Jadi tidak legal jika ada unsur penipuan or pembohongan. Apalagi publik yang di tipu.Â
Uniknya masyarakat Indonesia mudah di tipu. Disuguhi keglamoran. Mobil, rumah mewah bak istana. Kayak sultan meski bukan sultan beneran.
Di Indonesia banyak fakta sosok-sosok jutawan tetapi keliatan gembel. Gak suka di ekspos. Gak Flexing.
Kebetulan saya sedang tunggu istri opname. Operasi tumor. Alhamdulillah lancar. Di sela-sela itu saya sempat nongkrong di Warkop Prima depan Rumah Sakit. Sambil ngopi kita bincang dengan pelayan warkop.Â
"Mas kerja di sini sudah lama?" tanya saya. "Baru 2 tahun," jawabnya. "Betah?" ...."Betah pak".
"Gajinya gede ya"...."Cukup pak, gaji saya utuh. Wong tempat tinggal, makan minum, jajan tinggal ambil, gak bayar" terangnya.
"Omset berapa mas Warkopnya?"...."Sehari bisa 700rb s/d 800rb," jawabnya. "Bosnya punya 3 warkop pak, Yang besar omsetnya bukan di sini. Di warkop kedua. Sehari bisa 3 juta s/d 3,5 juta," jelasnya antusias. ''Saya  punya cita-cita bikin warkop pak. Kerjanya asyik. Meski tidak dasian, kayak kerja kantoran. Uangnya banyak,"terangnya.
Kita bisa toh itung sendiri. Omset sebulan. Jutawan tanpa Flexing.
Pernah juga saya makan siang di Warung Penyet. Di depan kantor PJB Jatim. Belakang Graha Pena Jawa Pos. Ternyata sebagian menu sudah habis. Berbarengan dengan pesenan 100 bungkus. Warung penyet itu terkenal sambelnya yang maknyus.Â
Tahu gak kondisi warungnya. Jelek loh. Atap Terpal ada bambu. Kursi plastik. Pinggir kali.
Iseng-iseng saya tanya ke penjualnya. Penampilan kaosan. Postur lumayan gemuk. Pertanda jago makan. "Sering mas dapat pesenan gini," tanya saya. "Lumayan sering pak, gak inget saya,"jawabnya. Â "Kalau gak ada pesenan gimana? Pasti habis ya?"... "Lebih sering habis pak. Kita punya pelanggan rutin". ...."Setiap hari pulang bawa uang berapa?'....."Ya cukuplah," jawabnya malu-malu..."Kira-kira berapa?"...."Ya Sekitar 1,5 lah"...."Haa 1,5 juta," kata saya sedikit kaget.... "Kadang bisa sampai 2 juta pak," terangnya. Semakin membuat saya kaget.Â
Ternyata di indonesia ini banyak Jutawan yang berpenampilan sederhana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H