Mohon tunggu...
Alfiansyah
Alfiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Singkat Ani Yudhoyono Hingga Wafat

2 Juni 2019   12:25 Diperbarui: 2 Juni 2019   14:14 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kristiani Herrawati atau biasa kita kenal Ani Yudhoyono, kelahiran Yogyakarta 9 Juli 1952, adalah anak ke 3 dari Tujuh bersaudara, Putri dari perwira tinggi Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hidayah. Ani Yudhoyono adalah seorang Ibu Negara, Isteri dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Semasa kecil beliau tumbuh dilingkungan dan keluarga yang sederhana. beliau memiliki cita-cita menjadi dokter, hingga selepas SMA beliau menempuh Fakultas Kedokteran di Universitas Kristen Indonesia (UKI), sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berhenti kuliah.

Pertemuan Ani dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pertama kali pada tahun 1973 bertatapan pada acara peresmian Barak Taruna di Magelang, dari buntut pertemuan inilah kisah Ani dan SBY merangkai cinta melalui surat-menyurat. SBY menjadi perwira lulusan terbaik di Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) pada Tahun 1973, dan tepat setelah kelulusan itu pula SBY mamutuskan bertunangan dengan Ani.

Pada tahun 1974, Sarwa Edhie Wibowo, ayahanda Ani, resmi menjadi Duta Besar Indonesia di Seoul, Korea selatan. Ani terpaksa meninggalkan bangku kuliahnya untuk mengikuti jejak ayahnya yang bertugas di korea selatan. Dari sinilah SBY dan Ani selama hampir kurang lebih 1,5 Tahun menjalani LDR atau hubungan jarak jauh.

Pada tahun 1976 Ani kembali ke Indonesia dan tepat pada tanggal 30 Juli 1976 ani memutuskan untuk menikah dengan SBY.

Setelah Ani dan SBY menikah, kisah haru tak berhenti disini. Untuk membangun keluarga dan memenuhi kebutuhan ekonominya, mereka masih bergantung pada SBY, yang pada saat itu SBY masih baru berpangkat letnan satu yang gajinya hanya kisaran RP. 50.000, di tambah dengan jatah susu kaleng per bulan. mengingat gaji SBY pada saat itu masih tidak seberapa, di tambah ia harus memenuhi kebutuhan anak-anaknya, Ani memutuskan untuk menjual Es Mambo yang ia olah dari jatah susu kaleng yang didapat suaminya per bulannya.

Tidak hanya itu, Ani terkadang menangis melihat perjuangan suaminya disaat suasana kekurangan, tetapi beliau memperlihatkan perjuangan dan perhatian untuk keluarganya. Ani mengakui dan menceritakan kisah yang dituturkan dalam buku yang berjudul "Kepak Sayap Puteri Prajurit", jika SBY sering mengambil jatah ekstrafooding atau jatah makan di kantornya untuk dibawa pulang. Tak heran jika teman-teman kantornya yang setiap bertugas menyantap jatah makan dikantor, karena seorang TNI membutuhkan asupan gizi untuk tenaga yang extra, tetapi SBY slalu menyimpan makanannya untuk di bawa pulang, untuk dibagikan dan disantap bersama keluarganya.

Ani Yudhoyono melanjutkan kuliahnya di Universitas Terbuka dengan meyandang gelar Sarjana Ilmu Politik (S,IP) pada tahun 1998, dan pada saat itu pula SBY mulai menunjukkan karir politiknya sebagai Juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998, pada Tahun 1999 SBY dilantik sebagai Menko Polsoskam sebelum ia meninggalkan jabatannya tahun 2004. dan pada masa puncak karir politik SBY ketika ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat, dan menjadi Presiden terpilih bersama wakilnya Jusuf Kalla pada tahun 2004.

Kemudian sejak pertengahan Februari 2019, perjuangan Ani Yudhoyono melawan penyakit kanker darahnya, membuat ia terbaring di Rumah sakit di Singapura sehingga takdir menyatakan beliau tutup Usia pada Sabtu 01 Juni 2019 pukul 11.50.

Sungguh suasana bangsa indonesia merasakan kehilangan sosok ibu besar, sosok Ibu Negara RI ke-6. Kini hanya menyisahkan sejuta kerinduan, kenangan dan unggahan foto terakhir di akun Instagramnya ketika ia duduk lemah dikursi roda ditemani oleh SBY dibelakangnya yang setia "mendorong" dan mendampingi hingga ke ujung waktu yang memisahkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun