mengasihi musuh yang disampaikan penginjil kepada jemaatnya (Luk 6:27-36) masih relevan hingga masa ini. Kehidupan orang beriman kristiani berada dalam situasi pertentangan, permusuhan, balas dendam, dan bahkan penganiayaan terhadap umat. Dunia sekarang ini hidup dalam situasi pembalasan dan eksklusivitas. Permusuhan tidak sekadar dalam konteks perlawanan dengan kekerasan. Permusuhan juga dipahami sebagai penolakan terhadap perbedaan dengan orang lain. Manusia hidup dalam egoisme pribadi. Manusia kehilangan kasih sebagai dasar hidup bersama.
PerintahSituasi permusuhan aktual terjadi dalam kehidupan umat beriman kristiani. Mereka mengalami kesulitan mendirikan bangunan gereja, mendapat kekerasan dari kelompok tertentu, dan penganiayaan lainnya. Situasi ini menimbulkan sakit hati dan dendam. Namun, permusuhan juga dialami sebagai sesama orang beriman Kristiani. Pembalasan dan permusuhan bahkan dialami oleh sesama saudara kandung. Mereka saling membunuh karena permasalahan warisan dan lainnya.
Kenyataan adanya permusuhan dalam hidup orang Kristen merupakan suatu ironi karena hukum utama kekristenan adalah kasih. Adanya permusuhan dalam hidup orang Kristen mengindikasikan lemahnya pemahaman dan penghayatan iman akan Yesus Kristus. Menyebut diri sebagai orang Kristen berarti berani memenuhi diri dengan ajaran Kristus. Yesus mengundang semua orang menghadirkan Kerajaan Allah di dunia dengan hidup saling mengasihi. Orang Kristen harus mengupayakan persaudaraan universal dan inklusif.
Berhadapan dengan permusuhan dan penganiayaan, orang Kristen harus tetap teguh dalam iman. Mereka tidak boleh menutup diri dari kenyataan permusuhan. Mereka tidak boleh hidup dalam kebiasaan umum untuk membalas seseorang setimpal dengan perbuatannya. Orang Kristen harus membiarkan diri disinari oleh kasih sayang dan kebaikan Yesus. Dengan demikian, kasih terhadap musuh dihayati sebagai kekayaan spiritual dan bukan berasal dari kelemahan dan ketakutan.
Permusuhan dan pembalasan selalu menimbulkan rasa sakit. Sebagai pengikut Kristus, rasa sakit hati tidak dapat menjadi alasan untuk mendendam dan membalas perbuatan jahat dengan yang jahat. Penganiaya dan musuh harus tetap dicintai dan didoakan. Orang Kristen harus meniru kasih Allah yang universal dan inklusif. Allah mencintai semua orang. Teladan kasih Allah menjadi dasar orang Kristen untuk mengasihi musuh. Kasih terhadap musuh adalah penyadaran sebagai sesama ciptaan Allah. Mengasihi musuh menjadikan orang Kristen layak disebut anak Allah yang Mahatinggi.
Mengasihi musuh adalah keunggulan sebagai orang Kristen. Mengasihi musuh menandakan hadirnya Kerajaan Allah di dunia. Kasih orang Kristen tidak hanya verbal belaka. Kasih diwujudnyatakan dalam tindakan memberi tanpa pamrih. Orang Kristen bertindak aktif dalam mengasihi musuh. Berdoa, berbuat baik, memohonkan berkat, dan memberi tanpa pamrih terhadap musuh adalah tindakan nyata dalam mengasihi.
Situasi permusuhan tidak akan pernah hilang dari realitas hidup manusia. Permusuhan dan kebencian lahir dari si Jahat. Untuk mengalahkan kekuatan si Jahat, orang Kristen harus bersenjatakan kasih. Kasih menyadarkan orang Kristen sebagai anak-anak Allah. Yesus menunjukkan teladan paling agung dalam mengasihi. Ia mengasihi dan mendoakan orang yang menganiaya diri-Nya. Ia memiliki cinta tanpa syarat. Allah mengasihi manusia secara sempurna yang tampak dari kemurahan hati-Nya. Allah tetap berbelas kasih terhadap manusia sekalipun manusia berdosa. Â Dengan demikian, kejahatan dapat dikalahkan dengan kebaikan. Sikap inilah yang menjadi kelebihan pengikut Kristus.
Orang Kristen adalah pelaku utama untuk menciptakan damai yang sejati. Kedamaian diperoleh dengan membangun relasi yang baik dengan siapa pun. Sikap eksklusif dan egois harus dihilangkan dan diganti dengan kasih universal. Orang Kristen harus membangun komunitas yang tidak terbatas oleh golongan, suku, budaya, ras, dan kepentingan. Komunitas yang dibangun adalah komunitas cinta kasih. Dengan demikian, orang Kristen menjadi garam dan terang dunia dengan berlaku menurut cahaya kasih Kristus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H