Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Utama
Muhammad Ilham Utama Mohon Tunggu... -

Tiada kata menyerah sebelum berhasil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Layakkah Mereka Bermalam di Tempat Seperti Ini?

12 Juni 2012   12:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama - tama disini saya ingin menyampaikan dahulu apa yang dimaksud dengan Penderitaan itu sendiri, penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada yang ringan.

Namun peranan individu juga menentukan berat atau tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Suatu penderitaan dapat pula menjadi energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan, semua tergantung dari individu-individu yang mengalami penderitaan tersebut.

Pada hari Selasa tanggal 12 Juni 2012, pada saat saya berangkat ke kampus Universitas Gunadarma Kampus E, kelapa dua – Depok, sekitar jam 8 pagi saya melintasi sebuah bangunan ruko pada saat itu, dan saya melihat ada dua orang anak jalanan yang sedang tertidur sangat pulas di pinggiran bangunan ruko tersebut, seperti pada gambar di atas .

Ada salah satu anak jalanan yang saya wawancarai, dan saya menanyakan nama dan alas an mengapa mereka bisa seperti ini, salah satu anak jalanan yang saya wawancarai ini bernama Figi, dia berasal dari Kota Jakarta, dia seperti ini karena tidak tahu dimana kedua orang tua nya berada dan tidak tahu siapa orang tua nya sejak kecil dia hidup dengan seorang kaka nya yang umur nya hanya beda 3 tahun dengan nya .

Figi keseharian nya yaitu mengamen di angkot atau di tempat – tempat makan seperti warteg sekitar Kampus Universitas Gunadarma, dia melakukan pekerjaan mengamen ini untuk mencari uang untuk dia makan keseharian nya. Bila mengamen dia biasa memulai berangkat mengamen dari jam 10 pagi hingga larut malam.

Seperti pada gambar diatas lah dia biasa bermalam dan melawan rasa dingin yang menghantuinya setiap malamnya tanpa selimut atau alat pengahangat tubuh lainya, hanya pakaian yang dia pakailah yang biasa menutupi tubuhnya, dia sangat menderita menjalani hari – harinya seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi memang sudahtakdir nya seperti ini, ujar Figi salah satu anak jalanan ini .

Penghasilan dari hasil mengamen sehari nya tidak seberapa bahkan untuk makan 3 kali saja Figi sudah sangat bersyukur sekali, ujarnya. Biasanya kalau mengamen sehari dari jam 10 pagi hingga jam 8 malam itu bisa mendapatkan hanya 15 ribu saja dan belum lagi sering ada preman jalanan yang selalu minta bagian dari hasil dia mengamen. Sungguh penderitaan hidup yang sangat tidak menyenangkan yang di alami oleh Figi seorang anak jalanan ini .

Dan saya pun sempat berfoto dengan Figi seorang anak jalanan ini, berikut di bawah ini foto saya dengan nya.

1339502683179577978
1339502683179577978

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun