Mohon tunggu...
sofyan
sofyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - hi there

data and film enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengulas Laporan HIV di Jawa Barat: Menyoroti Perbedaan Gender, Rentang Usia, dan Kawasan Terdampak

13 Juni 2023   10:05 Diperbarui: 13 Juni 2023   11:09 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). HIV menyebar melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh seperti air mani, cairan vagina, dan susu ibu yang terinfeksi. Di Indonesia, penyebaran HIV menjadi perhatian serius, dan Provinsi Jawa Barat tidak terkecuali.

Open Data Jabar
Open Data Jabar

Selama periode tahun 2019 hingga 2021, Jawa Barat menghadapi tantangan serius dalam hal penyebaran HIV dengan jumlah kasus mencapai 13.466 orang. Dalam rentang waktu tersebut, data statistik menunjukkan bahwa laki-laki mendominasi kasus HIV dengan persentase sebesar 70.83%, yang setara dengan 9.538 kasus. Sementara itu, perempuan menyumbang 29.17% kasus HIV di seluruh Jawa Barat, dengan jumlah sebanyak 3.928 kasus.

Penyebab dominasi laki-laki dalam kasus HIV di Jawa Barat belum sepenuhnya dipahami, namun terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah perilaku berisiko yang melibatkan praktik seksual yang tidak aman, seperti hubungan seks tanpa penggunaan kondom atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril dalam penggunaan narkoba. Faktor sosial juga dapat berperan, termasuk ketidaktahuan tentang risiko penularan HIV, rendahnya akses terhadap layanan kesehatan, dan stigma yang terkait dengan penyakit ini.

Open Data Jabar
Open Data Jabar

Namun demikian, data kasus HIV menunjukkan adanya fluktuasi yang menarik dari tahun 2019 hingga 2021. Pada tahun 2019, terjadi lonjakan kasus HIV yang mencapai 4.537 kasus di seluruh Jawa Barat, menandakan eskalasi permasalahan ini. Namun, pada tahun 2020, terjadi penurunan sebesar 3% dengan jumlah kasus HIV menjadi 4.396. Walaupun demikian, pada tahun 2021, terjadi kenaikan sebesar 3% kembali dengan total kasus mencapai 4.529. Fluktuasi ini menggambarkan dinamika yang kompleks dalam penyebaran HIV di Jawa Barat, dan menggarisbawahi perlunya terus meningkatkan upaya-upaya pencegahan, pengawasan, dan perawatan.

Open Data Jabar
Open Data Jabar

Melihat lebih jauh pada data kasus HIV berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan dalam tren yang perlu diperhatikan. Pada rentang waktu yang sama, jumlah kasus HIV pada laki-laki menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Pada tahun 2019, terdapat 3.186 kasus HIV pada laki-laki. Namun, pada tahun 2020, terjadi penurunan sebesar 4,43% dengan jumlah kasus menjadi 3.048. Kemudian, pada tahun 2021, terjadi peningkatan sebesar 8,60% dengan total kasus mencapai 3.310. Fluktuasi ini menunjukkan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebaran HIV pada populasi laki-laki di Jawa Barat, sehingga strategi pencegahan dan intervensi yang lebih terarah dapat dikembangkan.

Open Data Jabar
Open Data Jabar

Sementara itu, kasus HIV pada perempuan menunjukkan tren yang berbeda. Pada tahun 2019, terdapat 1.351 kasus HIV pada perempuan. Pada tahun 2020, terjadi kenaikan sebesar 0,14% dengan jumlah kasus menjadi 1.353. Namun, pada tahun 2021, terjadi penurunan yang cukup signifikan sebesar 9,53%, dengan total kasus HIV pada perempuan menjadi 1.224. Perbedaan tren ini menyoroti pentingnya pendekatan yang berfokus pada perempuan dalam upaya pencegahan, pengawasan, dan akses ke layanan kesehatan yang memadai.

Open Data Jabar
Open Data Jabar

Menganalisis data kasus HIV berdasarkan kelompok usia, rentang usia 25-49 tahun adalah kelompok yang paling terdampak di Jawa Barat. Persentase kasus HIV pada rentang usia ini mencapai 67,07%, dengan jumlah kasus mencapai 9.031 orang. Rentang usia 20-24 tahun berada pada posisi kedua dengan persentase 19,48%, dan jumlah kasus sebanyak 2.623 orang. Sementara itu, rentang usia 5-14 tahun memiliki persentase terkecil sebesar 0,70%, dengan jumlah kasus hanya 95 orang. Data ini menekankan perlunya upaya pencegahan yang spesifik pada kelompok usia yang paling rentan terhadap infeksi HIV, serta pentingnya edukasi yang sesuai dengan perkembangan usia.

Open Data Jabar
Open Data Jabar

Penting juga untuk mencermati penyebaran kasus HIV di tingkat regional di Jawa Barat. Kabupaten Bogor tercatat sebagai kota dengan jumlah kasus HIV terbanyak, mencapai 1.322 kasus selama periode 2019 hingga 2021. Sebaliknya, Kabupaten Pangandaran merupakan kota dengan jumlah kasus HIV terkecil, hanya tercatat 46 kasus. Disparitas ini menunjukkan perlunya pendekatan yang berbeda untuk masing-masing kawasan dalam memerangi HIV, serta perlunya alokasi sumber daya dan perhatian yang tepat pada daerah-daerah dengan beban kasus yang tinggi. 

Open Data Jabar
Open Data Jabar


Secara keseluruhan, data di atas menunjukkan dominasi kasus HIV oleh laki-laki di hampir semua kota di Jawa Barat, dengan rata-rata persentase di atas 62%. Hal ini mengindikasikan adanya tren yang konsisten dalam penyebaran HIV di wilayah tersebut, di mana laki-laki menjadi kelompok yang lebih rentan terhadap infeksi. Namun, penting untuk dicatat bahwa terdapat pengecualian yang menarik di Kabupaten Indramayu, di mana perempuan sedikit mendominasi kasus HIV dengan persentase 52,50%. 

Mengingat data-data diatas yang mengkhawatirkan ini, perlu adanya upaya yang lebih besar dalam pendekatan pencegahan dan pengobatan HIV di Jawa Barat. Fenomena ini menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dan gender-sensitif dalam upaya penanggulangan HIV di Jawa Barat, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS. Selain itu, diperlukan upaya untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi yang sering kali terkait dengan infeksi HIV, serta meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan yang menyediakan pemeriksaan, konseling, dan pengobatan yang terjangkau bagi semua individu yang membutuhkan.

Penting bagi pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan organisasi masyarakat untuk bekerja sama dalam merancang program-program yang terfokus pada kebutuhan khusus masing-masing kelompok yang terdampak, serta melibatkan komunitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program pencegahan HIV. Langkah-langkah perlu diambil untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko HIV, mengedukasi masyarakat tentang praktik seksual yang aman, serta memerangi stigma dan diskriminasi yang terkait dengan penyakit ini. Selain itu, perlu juga peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan terkait dengan HIV.

Sumber Data:

Jumlah Kasus HIV Berdasarkan Kelompok Umur di Jawa Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun