Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang terjadi pada DNA maupun RNA, baik pada tingkat gen maupun pada tingkat kromosom. Mutasi ada dua jenis, yaitu mutasi titik pada tingkat gen dan mutasi aberasi pada tingkat kromosom.
Mutasi aberasi adalah perubahan yang terjadi pada jumlah atau susunan kromosom dalam sel yang diakibatkan adanya kehilangan pengaturan kembali bahan genetika atau duplikasi. Sedangkan, mutasi titik adalah perubahan satu atau dua pasang basa DNA yang menyusun gen. Urutan nukleotida gen dalam sebuah DNA disalin dengan kesalahan yang sangat kecil, yaitu kurang dari satu kesalahan untuk setiap sepuluh milliar nukleotida. Apabila terdapat kesalahan dalam proses penyalinan nukleotida tersebut, kesalahan tersebut akan terus disalin dan diteruskan kesemua generasi sel sehingga terjadi perubahan atau mutasi pada gen yang mengarah pada munculnya alel baru penyebab terjadinya proses evolusi yang menghasilkan spesies baru.
Pada siklus hidup virus, mutasi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam periodenya. Berdasarkan susunan genetiknya, virus terbagi menjadi virus DNA dan virus RNA. Virus DNA merupakan jenis virus yang berasal dari manusia, sedangkan virus RNA merupakan virus yang berasal dari hewan. Kedua jenis virus ini dapat bermutasi, akan tetapi virus RNA seperti SARSCOV-2 biasanya lebih sering bermutasi dan tidak memiliki mekanisme untuk mencegah proses replikanya.
Menurut Joko Pamungkas yang merupakan Peneliti Senior Pusat Studi Primata IPB, ia menyatakan ketika virus RNA (ribonucleid acid) masuk kedalam tubuh manusia, antibodi pada tubuh tidak dapat mengenali virus tersebut sehingga apabila terdapat jenis virus RNA bermutasi serta menginfeksi manusia dan tidak terjadi pengoreksian pada mutasi tersebut, maka virus akan mulai berevolusi.
World Health Organization atau WHO menyatakan bahwa corona virus merupakan virus RNA yang menyerang dan menginfeksi sistem pernafasan. WHO juga memberi nama resmi pada penyakit yang disebabkan oleh corona virus, yaitu COVID-19. Tedros Adhanom Ghebreyesus, ketua WHO menyatakan bahwa nama COVID-19 merupakan singkatan dari “Co” yang berarti corona, “Vi” yang berarti virus, dan “D” yang berarti disease atau penyakit.
COVID-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang merupakan salah satu virus RNA yang berkembang biak dengan cara membuat replika sebanyak mungkin dalam tubuh sel inang, sehingga kemungkinan untuk terjadinya proses mutasi dalam tubuh yang disebabkan COVID-19 sangat besar. Dengan kemungkinan proses mutasi yang besar, penyebaran COVID-19 berlangsung secara droplet (melalui percikan air liur).
Proses virus corona berkembang biak dalam tubuh manusia, yaitu melalui proses memperbanyak diri yang dilakukan didalam sel inang. Dalam proses berkembang biak, virus memerlukan sel hidup untuk bereplika dalam tubuh inangnya. Sel hidup ini dapat berupa sel manusia maupun sel hewan. Adapun siklus hidup pada virus, yaitu :
Dalam virologi, siklus lisogenik adalah siklus reproduksi virus selain siklus litik. Siklus lisogenik merupakan metode virus dalam mereplika materi genetiknya dengan menyisipkan materi genetik DNA virus tersebut ke DNA sel inang.
Dalam virologi, siklus litik merupakan salah satu siklus reproduksi virusyang dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H