Pada dasarnya alam dan seluruh isinya diciptakan untuk memenuhi hajat kebutuhan hidup manusia. Manusia dapat mengolah dan memanfaatkannya secara terus-menerus dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai pula dengan sifat manusia yang kurang peduli menyebabkan lingkungan ini menjadi rusak.
Kerusakan lingkungan ini menimbulkan beberapa permasalahan dalam kehidupan diantaranya terjadinya polusi, baik polusi udara, air, tanah maupun suara, hingga banjir dan tanah longsor yang bisa datang kapan saja. Banyaknya permasalahan kerusakan lingkungan hidup tidak hanya disebabkan oleh alam namun juga disebabkan oleh ulah manusia. Bahkan kerusakan alam akibat perbuatan manusia berdampak lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam.
Hal ini disebabkan karena kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara kontinu dan berkesinambungan. Pada tahun 2004, Panel Tingkat Tinggi PBB memasukkan degradasi lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World Risk Report pada 2012 juga menyatakan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan.
Pencegahan terhadap kerusakan lingkungan sudah banyak dilakukan beberapa dekade terakhir ini. Namun, upaya ini tentunya harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Faktanya tidak cukup hanya mengandalkan tumbuhnya kesadaran pada masyarakat dengan sendirinya. Dibutuhkan suatu tindakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli pada lingkungan disekitarnya.
Dalam dunia pendidikan terdapat dua aspek output yang harus dimiliki oleh peserta didik. Pertama, aspek yang menyangkut skill, misalnya kemampuan berbahasa asing dan mengoperasikan komputer. Kedua, aspek yang menyangkut masalah karakter, misalnya pantang menyerah, aktif, dan kreatif. Hal ini juga berlaku bagi pendidikan di perguruan tinggi.
Perguruan tinggi merupakan tempat kaum intelektual berkumpul yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar dan riset namun juga tempat untuk membentuk karakter yang siap mengabdikan diri terutama untuk masyarakat sekitar. Perguruan tinggi berperan penting dalam membendung degradasi karakter dan membentuk karakter yang kokoh guna menghadapi tantangan yang terjadi dalam kehidupan.
Melalui implementasi pendidikan karakter di perguruan tinggi akan mendorong para mahasiswa menjadi intelektual muda yang unggul dan memiliki rasa peduli yang tinggi terutama terhadap lingkungan.
Inti kegiatan di perguruan tinggi adalah tridharma perguruan tinggi, sehingga semua kegiatan baik unsur pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Selain melaksanakan tugas tridharma pendidikan kepada mahasiswa agar lebih mencintai lingkungan, perguruan tinggi juga harus mampu menjadi ujung tombak dalam hal penelitian dan pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam hal ini, perguruan tinggi mengambil peran strategis untuk mengedukasi masyarakat agar lebih berwawasan lingkungan yang pada akhirnya memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap lingkungan. Memang harus diakui bahwa hal ini tidak akan merubah situasi dan kondisi lingkungan yang rusak menjadi baik dalam waktu yang singkat.
Namun, kerusakan lingkungan yang terjadi secara terus-menerus akan dapat dicegah jika masyarakat telah memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan. Agar lingkungan terus menerus memberikan manfaat bagi manusia, maka sudah sepantasnyalah manusia dikenakan suatu kewajiban untuk memelihara lingkungan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H