Mohon tunggu...
iammuhfernando
iammuhfernando Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penikmat masa

Salam Akal Sehat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia Miskin Kosa Kata?

6 Juli 2024   03:05 Diperbarui: 6 Juli 2024   03:28 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Menurut saya konten Indah G dengan Cinta Laura harus disikapi dengan "renungan". Karena motif Indah G atau dengan nama lengkap Indah Gunawan tersebut adalah motif "kritik". 

"Bahasa Indonesia itu sebenarnya bahasa yang miskin kosakata", terutama dibandingkan bahasa Inggris dan bahasa Arab yang sering dipakai oleh masyarakat Indonesia, kosakata bahasa Indonesia tidak sampai 200.000 dibanding bahasa Inggris atau bahasa Arab yang sampai jutaan. Jadi, kalau dibilang "miskin", ya pantes menurut saya. Mungkin ada yang berkelit pemilihan katanya untuk diperhalus, jangan kata "miskin", tidak akan bisa dibilang "sederhana". Kalau seperti rumah makan, tidak bisa dibilang rumah makan "miskin" tetapi "sederhana", ini soal penempatan kata dalam kalimat. Hanya saja masyarakat Indonesia yang terbiasa bersopan santun dalam segala hal, tidak bisa menerima kritikan seperti itu, padahal semua hal sebelum berpendapat alangkah eloknya harus dilihat konteksnya terlebih dahulu, baru bereaksi.


Dan sebenarnya kata kritik itu artinya mengurai, merubuhkan, membongkar bukan membangun. Itu salah pengertian. Kritik yang membangun itu namanya "contradictio in terminis". Dan satu-satunya etika kritik adalah tajamkan bahasa.

Jadi, menurut saya agar bahasa Indonesia bisa diaplikasikan ke khalayak dengan beragam suku, ras, dan etnis alangkah indahnya jika sikap kritis dari si pengkritik, didengar dahulu lalu diserap apabila ada kosa kata yang mudah diserap dan dimengerti maksud dan tujuannya, mungkin bisa tambahkan di kamus KBBI agar kosa kata bahasa Indonesia menjadi lebih mempunyai bobot untuk bahan berdiskusi dan mengekspresikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun