Disini saya juga akan menyinggung sedikit mengenai publik figur, entah itu yang berkecimpung dalam dunia entertaintment atau yang berkecimpung dalam dunia politik. Menurut saya, publik figur itu bisa diartikan sebagai seorang, baik itu individu ataupun kelompok yang menjadi contoh atau teladan dalam bersikap.Â
Hal ini didasari oleh karena segala cara bertindak, bersikap, dan bertutur mereka sering dijadikan panutan atau contoh bagi masyarakat yang melihat terlebih jika mempunyai fans, mereka akan berusaha agar terlihat sama dengan idolanya.
Seperti yang baru-baru ini hangat diperbincangkan adalah Almira Tunggadewi Yudhoyono, putri dari Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan yang terekam kamera sedang menanti dan berlari memeluk kedua orang tua nya yang baru saja kembali dari pergi menunaikan ibadah haji umroh.Â
Memang sah-sah saja jika seorang anak bertindak demikian, mengingat Almira biasanya selalu didampingi oleh kedua orang tuanya. Namun yang menjadi fokus perbincangan adalah Almira berlari sampai masuk ke dalam garbarata (jembatan berdinding penghubung ruang tunggu pesawat ke pintu pesawat terbang).
Tidak semua orang boleh menjemput sanak saudara atau seseorang sampai ke area garbarata. Banyak opini lahir karena peristiwa ini, pro dan kontra tak bisa dihindari. Bapak Digdo, selaku humas otoritas bandara Soekarno-Hatta, menyatakan bahwa untuk memasuki garbarata pesawat harus mengantongi izin dari pihak otoritas bandara. Tidak semua permohonan izin diterima karena mempertimbangkan segala kemungkinan dan kepentingan pemohon.
Alvin lie juga menyatakan hal yang senada. Beliau mengatakan bahwa garbarata hanya bisa dimasuki bila memiliki izin dari otoritas bandara. Tapi dalam kasus Almira ini, tampaknya dia tidak meminta izin terlebih dahulu karena tidak terlihat Almira mengenakan pass/izin masuk daerah bandara tersebut. Sedangkan menurut Kadis Advokasi dan Hukum Dpp Partai Demorkat, Ferdinand Hutahaean, sangat sah jika Almira bertindak demikian, itu hanya ekspresi dari rasa kangen dan senangnya saat melihat orang tuanya.
Karena hal tersebut, muncul berbagai opini dan argumen di kalangan masyarakat. Masalah itu mencuat di media sosial dan menjadi viral. Banyak netizen yang merasa kecewa, kesal, marah, bahkan sampai ada yang mengumpat keluarga Agus H. Yudhoyono. Mereka juga kecewa terhadap pihak bandara karena bersikap tidak adil, padahal derajat setiap masyarakat itu sama.
Namun tak sedikit yang justru membela keluarga Agus H. Yudhoyono dengan alasan bahwa mereka adalah keluarga dari mantan presiden Indonesia, Bapak SBY. Dan juga ada aturan yang mengatakan bahwa keluarga presiden dan mantan presiden mendapat fasilitas VIP dalam hal pelayanan yang diterima nya dari publik.
Dan kalau menurut saya pribadi, saya kurang simpati terhadap tindakan keluarga Agus H. Yudhoyono. Mengapa? Karena bisa dikatakan, kehidupan mereka tidak bisa lepas dari sorotan media dan yang pasti nya menjadi konsumsi publik, dan akhirnya mrnjadi panutan dalam hal bertindak.Â
Dan saat yang lain melakukan hal yang sama dan menerima teguran, maka keributan pasti tak bisa di hindari. Jadi ada baiknya jika semua masyarakat mendapat perlakuan yang sama saja (dalam hal sepele semacam ini). Kalau menurut kalian bagaimana? Isi kolom komentar untuk menyampaikan pendapat kalian. Hehe..
Sekian artikel dari saya, semoga dapat bermanfaat dan memuaskan bagi pembaca. Mohon maaf bila ada kesalahan baik dalam penyampaian tutur kata dan lainnya. Dan saya juga berharap pendapat dari para pembaca untuk dijadikan referensi dan koreksi dalam penulisan artikel ke depannya. Terimakasih.