Mohon tunggu...
iamliaa 01
iamliaa 01 Mohon Tunggu... Akuntan - Mengkhayal dan bermimpi adalah kesenanganku

Ora Et Labora

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Nasionalisme, Radikalisme, Fanatisme, dan Indonesiaku

29 Agustus 2018   00:41 Diperbarui: 29 Agustus 2018   01:27 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun yang aneh disini adalah, saat semua sudah sesuai ketentuan dan peraturan, masyarakat tetap saja tidak puas dan selalu menyalahkan pemerintah atas segala yang terjadi, pemerintah seolah menjadi kambing hitam yang hina. Pantaskah? Tidak.

Jika berbicara soal perbedaan saat memilih presiden atau yang lainnya, rasanya tidak perlu sampai menghina, mengucilkan, dan selalu mencari-cari kesalahannya. Memangnya apa yang didapat dari bertindak demikian? Dibayarkah? Diming-imingi harta, jabatan atau semacamnya? Apa harga diri kita serendah itu?

Di sekolah, guru PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) saya selalu mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang menjadikan pancasila sebagai ideologi negara. "berbeda-beda, tetap satu jua". Jika para pendemo atau orang yang kontra dengan pemerintah itu ditanya, mungkin jawaban mereka juga sama. Tapi, hanya sebatas ucapan di bibir saja.

Mempraktikkan memang tak pernah semudah saat berkata. Jadi sebenanya, masyarakat Indonesia itu bukan tidak pintar, hanya saja kepintaran nya mereka gunakan untuk hal-hal yang sama sekali tidak berefek positif atau menguntungkan bagi siapapun, termasuk diri mereka sendiri. Sayang sekali.

Lalu apa hubungan nya dengan judul saya "Nasionalisme, Radikalisme, dan Fanatisme"? tentu ada. Pertama, nasionalisme dapat kita simpulkan merupakan rasa cinta, hormat kepada tanah air (secara tidak berlebihan). Kedua, Radikalisme dapat disimpulkan sebagai suatu paham yang begitu mendalami nilai-nilai yang dianut sampai ke bagian terdalam, dan biasanya radikalisme berhubungan dengan paham agama (bisa juga dalam bidang politik), dan radikalisme tidka mengenal kata kompromi.

Dan yang terakhir, Fanatisme dapat diartikan sebagai keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap sebuah ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Setelah membaca semua definisi ini, apakah saudara sudah bisa menangkap hubungan antara ketiganya? Mari kita kumpas habis satu persatu.

Tidak ada salahnya jika kita menghormati, mencintai tanah air kita sendiri, tapi dengan porsi sewajarnya dan itu yang disebut Nasionalisme. Nasionalisme tidak mengajarkan bahwa dengan menjatuhkan bangsa/pihak/negara lain adalah cara untuk menunjukkan rasa itu. Jika seseorang mulai merasa bahwa bangsa nya yang paling benar dan menjatuhkan bangsa lain, artinya sifat radikalisme mulai merasuki diri nya, dan itu bukan sesuatu yang baik.

Radikalisme bisa menumbuhkan sifat egois dalam diri, bahkan bisa sampai menggunakan kekerasan untuk membela paham nya. Dan sifat ini akhirnya berkembang lagi menjadi Fanatisme. Radikalisme dan Fanatisme mempunyai arti yang tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama kuat pada kepercayaan dan paham yang mereka anut dan tak segan untuk melakukan tindak kekerasan pada siapapun yang dianggap berbeda pendapat dengan mereka.

Jadi, cintai dan hormatilah negaramu dengan secukupnya dan sepantasnya, tidak perlu berlebihan, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan berujung buruk.

NB : Saya bukan seorang penulis. saya hanya suka menulis dan mengeluarkan semua opini dan apa yang ingin saya utarakan. Artikel saya juga masih sangat jauh dari kata sempurna. Karena sempurna itu judul lagunya 'Andra & The Backbone' hehe. Saya akan sangat senang, jika saudara-saudara sekalian bersedia meluangkan waktu untuk berkomentar atau memberi saran atas artikel saya, agar saya bisa menulis dengan gagasan dan cara penyampaian yang lebih tepat.

Jika ada yang merasa tersinggung atas artikel ini, saya mohon kesediaan untuk dimaafkan. Terimakasih dan selamat membaca :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun