Mohon tunggu...
Moh Misbahul Umam
Moh Misbahul Umam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

From a young age, I found solace in the written word. Whether it was through journaling, writing short stories, or composing poetry, I always felt a connection to language. This passion led me to pursue a degree in literature, where I honed my skills and learned the intricacies of storytelling. One of the most rewarding aspects of writing is the ability to share knowledge and experiences. I have written articles on travel, personal development, and even technology. Each topic has its own challenges, but they all require thorough research and a clear understanding of the subject matter.Moreover, writing allows me to connect with others. Through my blog and social media platforms, I have built a community of readers who share similar interests. Their feedback and encouragement motivate me to continue improving my craft. As I continue to grow as a writer, I am constantly seeking new opportunities to challenge myself. Whether it’s taking advanced writing courses or collaborating with other authors, I believe that learning is a lifelong journey.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahagianya Terlalu Sebentar

19 Agustus 2023   11:20 Diperbarui: 19 Agustus 2023   12:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keberangakatan dari pos perijinan

Sepatutnya kita tak berbangga diri dan menyombongkan dengan apa yang kita peroleh. Bukankah ini semuaa hanya titipan. Kembali lagi ke kita masing-masing bagaimana menyikapi. Setelah selesai berdoa kami turun kebawah dengan jalan yang berbeda, "jan uenak tenan yo kang rasane nde gunung, isuk-isuk". Ucap Gus Faisal. 

Aku tersenyum sambil menganggukkan kepala. Tak henti-hentinya aku memandang kiri-kanan area kebun teh yang menyejukkan mata sampai tak terasa kami sudah di penghujung jalan depan pos. setelah kami semuaa dibawah kami istirahat Kembali untuk persiapan pulang ke rumah masing-masing. 

Disela-sela istirahat, Candra memiliki inisiatif untuk melakukan game sambung kata. Aku dan yang lain pun menyanggupinya, mendadak aku dan yang lainnya menjadi seorang yang puitis, anak cewe yang melihat tak henti-hentinya untuk tertawa. Setelah dirasa cukup kami pun melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah masing-masing. Dari awal perjalanan inilah aku merasa ingin meluapkan semuaa yang terjadi dengan sebuah cerita hingga saat ini aku jadi senang untuk menulis walaupun terkadang juga ada rasa bosan yang sering menghinggapi. Cukup diakhiri sampai disini dan sampai jumpa dilain hari kawann.

Pos 1 pendakian gunung buthak via sirah kencong
Pos 1 pendakian gunung buthak via sirah kencong

"menjadi pengamat walaupun tak dianggap ternyata tak sesakit yang kubayangkan, namun rasa kecewa yang teramat dalam membuat segalanya menjadi tak karuan" semoga engaku tetap bahagia walau kisah yang dulu hanya sebatas ingatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun