Mohon tunggu...
Andi Malarangeng
Andi Malarangeng Mohon Tunggu... Lainnya - Health Promotion

Dream, Belive, and Make It Happen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Menjaga Imun Tubuh Saat Pembelajaran Daring Selama Pandemi

5 Januari 2022   11:23 Diperbarui: 5 Januari 2022   17:06 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Corona atau Covid-19 masih menjadi perhatian publik dunia. Hal ini dikarenakan penyebaran virus Corona atau Covid-19 semakin mewabah di seluruh penjuru dunia. WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia bahkan telah menyematkan wabah Virus Corona atau Covid-19 ini sebagai sebuah pandemi global. Di Indonesia, semenjak Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kasus Virus Corona atau Covid-19 yang menjangkit dua warga negaranya pada 2 Maret lalu, peningkatan jumlah pasien yang terpapar virus mematikan tersebut menjadi meningkat sangat tajam, bahkan setiap harinya mempunyai peluang untuk bertambah, baik bertambah dalam hal jumlah pasien yang positif maupun pasien positif yang meninggal dunia. Penyebaran Virus Corona atau Covid-19 pun sudah menjalar ke seluruh provinsi di Indonesia. DKI Jakarta adalah provinsi yang melaporkan pasien positif Virus Corona atau Covid-19 terbanyak (CNN, 2020).

            Jumlah kasus COVID-19 semakin berkembang dari waktu ke waktu. Saat ini, menurut data yang dilansir oleh kawalcovid19.id bahwa per tanggal 27 September 2021 tercatat di Indonesia ada 4.201.403 kasus terkonfirmasi positif dan juga dilaporkan 4.027.548 orang sembuh, 40.270 orang dalam perawatan serta 141.585 orang lainnya dinyatakan meninggal (Kawal Covid-19, 2021). Adapun jumlah kasus terkini di Jawa Barat total 702.067 terkonfirmasi positif, 683.926 orang dinyatakan sembuh, 3.546 orang dalam perawatan, dan 14.596 orang meninggal. Sedangkan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi positif di Majalengka sebanyak 10.733 orang, 10.452 orang sembuh, 69 orang dalam perawatan, dan 212 orang meninggal (Kawal Covid-19, 2021).            

            Gejala klinis yang muncul akibat terinfeksi virus Covid-19 seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) hingga komplikasi berat (diare dan pneumonia) hingga menyebabkan kematian (Jabar, 2021). Anak-anak termasuk ke dalam kelompok usia yang sangat rentan terhadap penularan COVID-19 dari lingkungan sekitarnya. Sebagian anak-anak yang terinfeksi COVID-19 seringkali tidak menunjukkan gejala infeksi (Huang, C; Wang, Y; Li, X; Ren, L; Zhao, J; Hu, Y; Cao, 2020).

            Pada awal terjadinya pandemi, usia anak-anak relatif tidak rentan terhadap penularan Covid-19. Namun, saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengemukakan fakta bahwa tingkat penularan virus corona pada anak-anak di Indonesia termasuk tinggi dan mengharuskan kewaspadaan bagi orang tua. Dengan mempertimbangkan “New Normal” atau tatanan baru untuk beradaptasi dengan Covid-19 yang mana akan ada banyak sekolah yang dibuka, maka diperlukan suatu pendekatan yang intensif dalam rangka mengenalkan dan mencegah terjadinya penyebaran terutama pada anak-anak.

            Hasil wawancara dengan Kepala Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Kepuharum diperoleh informasi bahwa dalam masa pandemi COVID-19 saat ini, anak-anak sangat membutuhkan pendampingan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat selama masa pandemi COVID-19 karena tingginya resiko untuk terpapar penyakit. Anak-anak dalam kondisi saat ini seyogyanya mendapatkan perhatian khusus tentang cara pencegahan dan penularan COVID-19. Hanya saja keterbatasan sumber informasi baik dari orang tua, pengajar, ataupun media lainnya membuat mereka masih perlu mendapatkan bimbingan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang menjadi protokol dalam pencegahan COVID-19.

            Berdasarkan hasil Survei Dasar Kesehatan Masyarakat (SDKM) menunjukkan bahwa data perilaku masyarakat yang tidak mencuci tangan memakai sabun selama 20 detik berjumlah 100%, yang tidak mencuci tangan setelah memegang handle pintu/tangga berjumlah 100%, yang tidak mencuci tangan setelah bersentuhan 100%, yang tidak mencuci tangan setelah batuk menggunakan tangan 100%. Selain itu, perilaku physical distancing menunjukkan jumlah responden yang menghindari kerumunan sebanyak 70%, yang menjaga jarak minimal 76,7%, dan yang belajar/bekerja dari rumah tidak ada, artinya 100% masyarakat beraktivitas rutin diluar rumah (SDKM, 2021). Pelaksanaan kegiatan edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dalam pencegahan COVID-19 di Taman Kanak-kanak (TK) telah terlaksana dengan baik mulai dari tahap persiapan hingga tahap evaluasi. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan kepada anak-anak TK mengenai COVID-19 dan gejalanya, serta memberikan pendampingan dan bimbingan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari COVID-19. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diajarkan kepada anak-anak agar mereka terhindar dari COVID-19 adalah cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan jaga jarak fisik (Physical Distancing), dan cara menjaga kebersihan diri. Kegiatan diikuti dengan antusias oleh peserta, hal ini dilihat dari keaktifan peserta dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, keberanian peserta dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator, serta motivasi yang tinggi untuk belajar. 

 

            Adapun media yang digunakan adalah poster bergambar. Media poster bergambar yang dipilih adalah poster berwarna yang memuat gambar/ilustrasi mengenai PHBS dalam pencegahan COVID-19. Poster-poster tersebut selanjutnya ditempel di beberapa bagian ruangan belajar agar anak-anak selalu ingat dalam menerapkan PHBS sehingga terhindar dari penularan COVID-19. Menurut (Hasnun, 2006), poster merupakan salah satu media berisi gambar atau tulisan di atas kertas atau kain yang berisi pemberitahuan (Arsyad, 2013). Media poster bergambar dipilih karena informasi yang ada di dalamnya disajikan dengan menarik dan mudah diingat bagi mereka yang melihatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Agustin, 2017) yang menyatakan bahwa poster merupakan media kombinasi visual dari rancangan yang kuat, berwarna dan memiliki pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat, meskipun gagasan yang disampaikan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk tertanam dalam pikiran pembacanya (Hasnun, 2006).

 

            Selain memberikan edukasi mengenai pengetahuan, peserta juga diajarkan untuk mempraktikkan secara langsung pengetahuan PHBS yang diperolehnya. Pada tahap ini, anggota PMM mendemonstrasikan bentuk-bentuk PHBS dalam pencegahan COVID-19, kemudian anak-anak TK diarahkan untuk melakukan praktik secara langsung mengenai cara cuci tangan pakai sabun. Menurut (Agustin, W. A; Supriyadi, 2007), fasilitator berperan dalam memberikan pengetahuan yang relevan kepada kelompok pemberdayaan masyarakat, sehingga kelompok sasaran mampu mencapai tujuan yang diinginkan (Rahmadeni et al., 2019).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun