Mohon tunggu...
Ahmad Haris Hasanuddin
Ahmad Haris Hasanuddin Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Seseorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tiga Alasan Mengapa Saya Masih Lebih Suka Motor Bebek Ketimbang Motor Matic

21 Maret 2021   11:15 Diperbarui: 21 Maret 2021   11:26 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang kendaraan bermotor, yang saat ini terlintas dalam pikiran kita kemungkinan besar adalah motor matic. Ya hal ini sangat wajar mengingat hampir sebagian besar penguasa jalanan emak-emak bermotor adalah motor matic. Kondisi ini diperkuat lagi dengan pemasaran yang sangat masif brand motor matic. Jadi kalau ada orang ingin beli motor dalam pikirinya pasti pengen beli motor matic. Hal ini wajar ya mengingat orang zaman now itu pengen yang nyaman bukan hanya soal perasaan dan praktis.

Tapi tidak bisa dipungkiri, motor matic di Indonesia  baru mulai digandrungi sekitar tahun 2010an ke atas semoga gak salah ya. Jadi pada awalnya motor matic itu identik dengan motornya kaum wanita. Pun dilihat dari awal desainya kita ambil contoh saja mio tahun 2005-2012 memang lebih cocok dikendarai para wanita (jujur deh pasti kalian jawab ia).

Awal keluarnya motor matic selalu diidentikan dengan motor yang boros (padahal ini sebenarnya relatif karena disesuaikan dengan kenyamanan).  Jadi kalangan yang sok ngirit seperti saya misalnya lebih memilih motor bebek.

Saat ini motor matic sudah menjadi primadona di kalangan masyarakat bak sinetron ikatan cinta. Tidak hanya digandrungi masyarakat kota, masyarakat pedesaan seperti ditempat saya yang jalan untuk kendaraan motor masih belum aspal aja memilih motor matic. Jadi seperti sudah tertanam dalam pikiran bahwa motor idaman sebagian besar masyarakat kita adalah motor matic.

Supra X 125 si rajanya motor bebek menjadi motor pertama yang saya miliki semenjak tahun 2009. Ya memang pada tahun 2009 saya baru memasuki masa SMA dan baru dibolehkan mengendari sepda motor.

Tak tanggung-tanggung saya menggunakan motor ini dari 2009-2019. Sepuluh tahun lohh, sampai dijalanan saya kesulitan mencari si kawan buat motor ini. Berikut tiga alasan dari saya mengapa masih menyukai motor bebek dibandingkan motor matic.

Alasan Pertama

Harus diakui motor bebek yang saya pakai ini benar-benar gesit dan dapat digunakan disegala medan jalan. Saya pernah menerobos banjir dengan ketinggian hampir satu dengkul dan loss tidak mogok. Selain itu saya juga pernah pakai motor ini buat naik ke gunung dengan jalan yang sangat curam,  woww kan?.

Terkait keiritan tidak perlu diragukan lah lur. Motor bebek terkenal sangat irit, apalagi yang sudah berteknologi FI. Dijamin kalian sampai lupa kapan ngisi bensin (gak gitu juga kali). Motor ini cocok banget lah buat calon maupun para suami yang pengen nabung buat masa depan yang lebih cerah hehe.

Alasan Kedua

Berdasarkan sumber yang saya ambil di web honda, 1 liter  pada motor supra x 125 dapat digunakan pada jarak tempuh 62,1 km lebih irit daripada motor matic dengan cc yang sama yaitu vario 125 yang menghabiskan 1 liter untuk jarak tempuh 59 km. Bahkan dibandingkan beat yang ccnya lebih kecil masih lebih irit supra 125 loh. 1 liter untuk motor beat dihabiskan untuk jarak tempuh 58,5 km. Wow lagi kan?.

Alasan Ketiga

Terakhir alasan ini menjadikan saya kenapa kug menyukai motor bebek daripada motor matic yaitu pada saat accu tekor. Jadi tetap bandel saat accu tekor dan no rewel-rewel.

Lur harus diakui ya, para ojekers yang biasanya pakai motor bebek jadul itu banyak diantaranya yang accu motornya sudah tekor. Mereka gak perlu buru-buru ganti accu, tinggal dinaiki terus pancat kick staternya bisa deh jalan.

Nah sekarang kalau yang accunya tekor itu motor matic. Gak bisa naik langsung pancat kick stater, harus dijagrak tengah dulu baru dikick stater. Bayangin dah dengan kondisi accu tekor naik motor matic dan harus berhenti di beberapa tempat, bisa auto berotot itu kaki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun