Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengalir Bersama Hujan, Dua Hari Bersama Kang Maman

4 November 2024   13:00 Diperbarui: 5 November 2024   10:37 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kang Maman sempat ragu dan khawatir hujan akan menghalangi orang untuk datang. Beliau kemudian berbisik kepada Galuh dari penerbit Grassindo yang menemaninya, "Berapa pun yang hadir, kita harus tetap semangat. Guyuran hujan itu berkah."

Ketika acara dimulai, ruangan ketiga yang kami sediakan sudah penuh sesak. Banyak peserta yang terpaksa berdiri di luar, berteduh di bawah kanopi kecil. Namun, mereka tetap antusias mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Kang Maman.

Meski diskusi malam itu diguyur hujan deras, suasana tetap terasa hangat dan penuh makna. Kang Maman berbagi bagaimana perempuan—baik sebagai ibu, teman, pejuang, maupun inspirator—telah mengisi ruang dalam setiap karyanya. 

Dengan perspektif humanis dan narasi yang menyentuh, Kang Maman sering kali menggambarkan perempuan sebagai sosok yang kuat namun rentan, lembut namun penuh perjuangan. 

Dalam karya-karyanya, perempuan bukan hanya tokoh, tetapi juga jiwa dan makna dari setiap cerita. Ia mengajak peserta untuk melihat kompleksitas peran perempuan sekaligus merasakan sisi lembut kehidupan melalui sudut pandang yang lugas.

Selain membicarakan proses kreatif, Kang Maman juga memberi ruang bagi peserta untuk bertanya langsung. Sesi tanya jawab interaktif itu membawa suasana menjadi lebih akrab. 

Peserta pun tak hanya menyimak, tapi juga berbagi refleksi pribadi dan pandangan tentang bagaimana mereka melihat peran perempuan dalam budaya Indonesia. 

Bagi Kang Maman, tema perempuan bukan sekadar pilihan, tapi panggilan hati yang ia angkat untuk menginspirasi lebih banyak orang.

Di penghujung acara, Kang Maman memberi kejutan yang tak disangka-sangka. Semua peserta mendapat tiga eksemplar buku gratis. Keceriaan terpancar di wajah mereka; siapa yang tidak bahagia menerima hadiah dari seorang penulis ternama? 

Kejutan ini membuat suasana semakin meriah. Agenda berikutnya, seperti biasa, adalah sesi tanda tangan dan foto bersama. Hujan yang sebelumnya deras pun mulai reda, mengiringi antusiasme peserta yang ingin mengabadikan momen berharga ini.

Menghabiskan malam bersama Kang Maman. Foto: Dokumentasi Tim Tamasya Buku Salatiga.
Menghabiskan malam bersama Kang Maman. Foto: Dokumentasi Tim Tamasya Buku Salatiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun