Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Pencinta Seni dan Budaya, Merapat! Pameran Tabon Tawarkan Refleksi dan Plesiran Unik di Jogja

24 April 2024   03:58 Diperbarui: 24 April 2024   04:16 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tenant fashion dan merchandise di Pasar Jembar. Foto: Jogja Art Planet.

Menikmati seni itu ada seninya. 

Tidak terasa Lebaran Idul Fitri sudah berlalu, para pemudik pun banyak yang telah kembali ke perantauan, termasuk dari dan ke Jogja. Di balik tradisi yang menggembirakan ini, terdapat banyak cerita, dinamika, dan fenomena serta momen lucu dan menarik hingga penegasan identitas.

Beragam cerita seperti terjebak di rest area sebab terpisah dari keluarga saat mudik, kerabat yang pamer harta benda saat pulang kampung, dan orang kota seolah ingin menunjukkan kehebatan mereka kepada orang kampung, menjadi pemandangan yang lumrah saat mudik.

Di media sosial pun tak kalah heboh. Beragam tutorial bermunculan, menawarkan tips jitu untuk menjawab pertanyaan "julid" seputar pencapaian, pernikahan, dan cara "menyerang balik" komentar pedas tetangga.

Seakan memahami masalah yang unik sekaligus centang perenang ini, Jogja Art Planet menggelar pameran bertajuk Tabon, di Jogja National Museum (JNM), mulai 22 April hingga 5 Mei 2024. 

Pameran seni rupa kontemporer ini menghadirkan tiga seniman cum budayawan besar, yakni Samuel Indratma, Faisal Kamandobat, dan Alit Ambara.

Tabon merupakan kata dari bahasa Sansekerta, yang bermakna rumah, sebagai tempat muasal, berpulang, dan berkumpul.

Pameran Tabon telah dibuka oleh Inayah Wulandari, putri bungsu dari Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid, pada hari Senin, 22 April 2024 lalu.

Dalam sambutannya, Inayah mengibaratkan Tabon dengan mudik. Ia mengajak para pengunjung untuk berefleksi bukan berflexing.

Kita menganggap kota hebat dan kampung tertinggal sebab "maju" versi kita adalah seperti di kota dengan gedung (dan kriminalitas) tinggi.

"Seringkali kemudian kita memaksa dengan flexing kita bahwa yang ada di kampung perlu menjadi kota."

Ia mengingatkan bahwa mudik bukan hanya tentang pulang ke kampung halaman, tetapi juga tentang kembali ke "Tabon", tempat di mana nilai-nilai luhur ditanamkan dan disemai. 

"Di sanalah semua anggota keluarga bercengkrama, dan apa pun yang kita bawa dari tempat yang jauh menjadi harmoni di satu tempat," tukas Inayah.

Selama ini, lanjut Inayah, sebagaimana halnya fenomena flexing saat mudik, seni pun seringkali menjadi ajang pamer. Seni dianggap hanya untuk kaum berada, sementara masyarakat bawah hanya menjadi objek bukan subjek.

Pameran Tabon ingin meruntuhkan tembok tersebut. Seni harus inklusif dan mampu menyentuh semua lapisan masyarakat. 

Sebab itu, Tabon tidak lagi hanya merujuk pada tempat berkumpul keluarga. Kampung kita, agama kita, masyarakat kita, negara kita, semuanya adalah 'Tabon'.

Pameran Tabon yang berlangsung di gedung utama JNM dengan tiga lantai dan beberapa ruang kecil di dalamnya, menawarkan pengalaman artistik yang unik dan tak biasa.

Ketiga seniman, Alit Ambara, Faisal Kamandobat, dan Samuel Indratma, menghadirkan karya-karya mereka yang sarat pesan dan mengajak para pengunjung untuk merenung dan berefleksi.

Di lantai pertama, diisi oleh karya-karya Samuel Indratma. Ia menghadirkan masyarakat sebagai subjek utama dalam karyanya. Salah satu contohnya adalah mural yang mengajak para masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembuatannya.

Lantai dua dihiasi karya-karya Faisal Kamandobat yang mengeksplorasi mitologi dan spiritualitas Islam. Salah satu karyanya yang menarik perhatian adalah Kitab Cahaya - Book of Light.


Faisal menjelaskan dalam karya tersebut cahaya dalam fisika dan ilmu alam, yang kemudian dipersepsi oleh mata sebagai sistem pantulan. Dalam tasawuf, hukum-hukum alam ini merupakan manifestasi dari nur ilahi atau cahaya ilahi. Allahu nụrus-samawati wal-arḍ.

Naik ke lantai tiga, pengunjung akan disuguhkan karya-karya Alit Ambara yang sarat dengan kritik sosial dan politik. 

Beberapa karyanya mengangkat isu-isu penting seperti pembantaian di Palestina oleh Israel, kerusakan lingkungan, dan dinamika politik nasional. Yang tidak kalah menarik adalah karyanya yang mengangkat kisah eks Tim Mawar dan Prabowo Subianto.

Pameran Tabon di JNM tak hanya menghadirkan pameran seni yang memukau, tetapi juga menawarkan pengalaman yang lebih lengkap dan interaktif bagi para pengunjung.

Salah satu tenant fashion dan merchandise di Pasar Jembar. Foto: Jogja Art Planet.
Salah satu tenant fashion dan merchandise di Pasar Jembar. Foto: Jogja Art Planet.


Di area JNM, terdapat Pasar Jembar, yang didedikasikan untuk para UMKM dan komunitas seni di Yogyakarta. Di sini, para pengunjung dapat berbelanja berbagai produk kreatif, mulai dari produk seni, kuliner, hingga merchandise.

Bagi yang ingin lebih mendalami seni dan menjadikannya bagian dari kehidupan, tersedia berbagai workshop menarik.

Workshop-workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan pengalaman baru bagi para pengunjung, menjadikan mereka sebagai subjek seni yang aktif, bukan hanya pengamat pasif.

Bagi kamu yang tinggal di Jogja, baru balik dari mudik, atau sedang liburan di Jogja, jangan lupa sempatkan diri untuk mengunjungi Pameran Tabon! 

Pameran ini berlangsung dari 22 April hingga 5 Mei 2024, dan dibuka untuk umum setiap hari dari pukul 10.00 hingga 21.00 WIB.

Berlokasi di Jogja National Museum (JNM) - Jl. Prof. DR. Ki Amri Yahya No.1, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta [mhg].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun