Pernahkah kamu merasa seperti orang latah, terjebak dalam respon impulsif terhadap stimulus di media sosial?Â
Reaktif, mudahnya kita definisikan seperti orang latah. Orang latah merespon sesuatu tanpa kesadaran, seperti "eh kucing" ketika dikagetkan, atau "eh copot" secara otomatis dan spontan.Â
Hal ini sama dengan respons kita di media sosial yang mudah dipicu dan langsung merespons tanpa menonton sampai selesai.
Reaktif, dalam bahasa lainnya, adalah merespons secara otomatis terhadap stimulus atau dorongan. Menurut Covey, ini terjadi karena pengkondisian masa lalu.
Pengkondisian masa lalu ini bagaikan program lama yang tertanam dalam diri kita, seperti pada smartphone yang perlu di-instal ulang atau di-upgrade. Sebab akarnya telah tertanam dalam tiga determinasi: gen, pola asuh, dan lingkungan yang sudah saya sebutkan sebelumnya.
Agar dapat meng-instal ulang dan meng-upgrade software di otak kita, membaca buku The 7 Habits ... merupakan salah satu alternatif yang perlu dicoba.
Bagaimana Caranya Menjadi Proaktif?Â
Berbeda dengan reaktif, menjadi proaktif adalah ketika kita memiliki kebebasan untuk memilih dalam merespons stimulus. Kebebasan ini didorong oleh "empat anugrah":
Kesadaran Diri (Jeda, Stop): Memberi ruang untuk berpikir sebelum bertindak.
Imajinasi (Think): Membayangkan konsekuensi dari berbagai pilihan.
Suara Hati (Evaluate): Mendengarkan bisikan hati untuk menentukan pilihan terbaik.
Kehendak Bebas (Process): Bertindak berdasarkan pilihan yang telah dipertimbangkan.
Keempat "anugrah" ini, yang dikenal sebagai STEP (Stop, Think, Evaluate, Process), merupakan hak milik setiap manusia, disadari atau tidak.
Meskipun kita memiliki "anugrah" ini, pengkondisian masa lalu masih dapat memengaruhi respon kita.