Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjadi Proaktif di Kompasiana: Mengapa Penting dan Bagaimana Melakukannya?

18 Maret 2024   19:19 Diperbarui: 18 Maret 2024   19:23 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jay Akhmad memandu Kelas 7 Habits. Foto: Dokumentasi oleh Siva 

Pernahkah kamu merasa seperti orang latah, terjebak dalam respon impulsif terhadap stimulus di media sosial? 

Reaktif, mudahnya kita definisikan seperti orang latah. Orang latah merespon sesuatu tanpa kesadaran, seperti "eh kucing" ketika dikagetkan, atau "eh copot" secara otomatis dan spontan. 

Hal ini sama dengan respons kita di media sosial yang mudah dipicu dan langsung merespons tanpa menonton sampai selesai.

Reaktif, dalam bahasa lainnya, adalah merespons secara otomatis terhadap stimulus atau dorongan. Menurut Covey, ini terjadi karena pengkondisian masa lalu.

Pengkondisian masa lalu ini bagaikan program lama yang tertanam dalam diri kita, seperti pada smartphone yang perlu di-instal ulang atau di-upgrade. Sebab akarnya telah tertanam dalam tiga determinasi: gen, pola asuh, dan lingkungan yang sudah saya sebutkan sebelumnya.

Agar dapat meng-instal ulang dan meng-upgrade software di otak kita, membaca buku The 7 Habits ... merupakan salah satu alternatif yang perlu dicoba.

Bagaimana Caranya Menjadi Proaktif? 

Berbeda dengan reaktif, menjadi proaktif adalah ketika kita memiliki kebebasan untuk memilih dalam merespons stimulus. Kebebasan ini didorong oleh "empat anugrah":

Kesadaran Diri (Jeda, Stop): Memberi ruang untuk berpikir sebelum bertindak.
Imajinasi (Think): Membayangkan konsekuensi dari berbagai pilihan.
Suara Hati (Evaluate): Mendengarkan bisikan hati untuk menentukan pilihan terbaik.
Kehendak Bebas (Process): Bertindak berdasarkan pilihan yang telah dipertimbangkan.

Keempat "anugrah" ini, yang dikenal sebagai STEP (Stop, Think, Evaluate, Process), merupakan hak milik setiap manusia, disadari atau tidak.

Meskipun kita memiliki "anugrah" ini, pengkondisian masa lalu masih dapat memengaruhi respon kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun