Ironisnya, tekanan dan beban yang mereka alami sama. Kurikulum Merdeka, dengan fokus pada pembelajaran mandiri dan eksplorasi, menjadi tantangan berat di tengah keterbatasan infrastruktur.
Kisah Pulau Runduma bukan hanya tentang pendidikan yang tertinggal, tetapi juga potensi ekonomi yang tersembunyi.Â
Adalah Dea Saraswati, salah satu tim ekonomi kreatif Village Development Expediton yang diinisiasi oleh Barakati Indonesia ini, melihat potensi wisata yang luar biasa di pulau ini.Â
Rawa-rawa indah di Runduma dapat menjadi daya tarik wisatawan, membuka peluang bagi UMKM lokal untuk berkembang.
Namun, tanpa infrastruktur yang memadai, potensi ini akan sia-sia. Tanpa akses internet dan akses listrik yang buruk, menghambat pemasaran produk lokal dan pengembangan usaha.
"Misal Abon Runduma bisa dikembangin jadi oleh-oleh khas disana. Tapi siapa yang mau beli kalau nggak ada wisatawan yang berkunjung? Terus gimana caranya buat masarin (secara online) kalau ruang lingkupnya aja begitu, tidak ada sinyal," tukas Dea
Runduma bukan satu-satunya, pada Desember 2023 lalu, saya melanjutkan petualangan ke Desa Sukajeruk di Pulau Masalembu, salah satu dari 126 pulau di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.
Meskipun dari sisi aksesibilitas internet lebih baik dari Runduma, akses internet di Desa Sukajeruk masih jauh dari ideal. Jaringan internet hanya tersedia melalui voucher WiFi dengan harga yang mahal.
Tarif voucher berkisar antara 15 ribu hingga 35 ribu dengan kuota yang terbatas mulai dari 500 MB hingga 1 GB. Harga ini tergolong cukup mahal, terutama jika seorang guru perlu menonton referensi di YouTube. Hanya dengan satu video, kuota dapat habis secara keseluruhan.