Komunitas Clean The City tidak bekerja sendirian. Di dalamnya, mereka tergabung oleh berbagai organisasi lintas iman seperti Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) dan Jaringan Gusdurian, serta berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat, termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).
"Berangkat dari resolusi tahun baru, maka awali tahun baru dengan kebersihan. Kebersihan hati, jiwa, dan kebersihan kota," lanjut Umar.
Umar menyitir adagium cukup terkenal dalam Islam, dulu sering disebut hadits; nyatanya, hadits ini palsu, namun makna yang terkandung di dalamnya benar, "kebersihan sebagian dari iman."
Senada dengan Ferry Mahulette, seorang pendeta dari Santri Gusdurian Yogyakarta yang berpartisipasi dalam event CTC tahun ini. Menurut Ferry, apa yang dilakukan CTC ini sejalan dengan 9 nilai utama Gusdurian.
Banyak orang mengaku cinta Yogyakarta, kagum akan kebudayaannya, tetapi mereka masih membuang sampah sembarangan. Ini adalah kontradiksi. Jika kita mencintai Yogyakarta, kita seharusnya menjaganya.
Banyak yang menyebut Yogyakarta sebagai kota pendidikan, tapi apakah membuang sampah sembarangan adalah perilaku terdidik?
Namun demikian, Ferry menyatakan bahwa ia bergabung dengan gerakan ini tidak didorong oleh banyak alasan, tanpa tedeng aling-aling; dia hanya merenungkan bagaimana mengisi Malam Tahun Baru dengan sesuatu yang produktif.
"Kalau aku nggak mikir sampai kesitu yah (apakah membersihkan sampah ini termasuk dalam nilai apa), buat mengisi tahun baru saja, daripada mabuk-mabuk nggak jelas," katanya.
Langkah Ferry bergabung dengan komunitas CTC adalah langkah sederhana, namun penuh dampak. Ini menunjukkan bahwa kita semua bisa membuat perubahan di mana pun, tanpa harus fafifu, banyak alasan yang absurd.
Komunitas CTC menunjukkan bahwa masalah sampah di Yogyakarta semakin kompleks, dan Malam Tahun Baru justru tambah memperburuk keadaan dan memperkeruh suasana.
Dalam beberapa tahun terakhir, kota ini mengalami peningkatan tajam jumlah sampah yang dihasilkan, dan semakin sulit untuk dikelola. Sampai-sampai TPST Piyungan sempat ditutup karena sampah yang membludak.