Selain itu, pulau ini juga dipenuhi oleh pohon kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kopra. Meskipun demikian, masih banyak kekayaan alam lain yang belum terjamah di pulau ini.
Mayoritas masyarakat Pulau Runduma bergantung pada hasil perikanan sebagai sumber penghidupan mereka. Aktivitas perikanan menjadi tulang punggung ekonomi dan kehidupan sehari-hari penduduk pulau ini.
Pulau Runduma menghadapi beberapa masalah umum yang perlu diatasi. Salah satunya adalah akses transportasi yang terbatas, dengan hanya tersedia 2-3 kali per bulan.
Selain itu, pasokan listrik di pulau ini masih bergantung pada panel surya yang hanya dapat menyala pada malam hari.
Masalah akses air bersih juga menjadi tantangan, di mana masyarakat harus mengandalkan air hujan yang mereka tampung dalam bak-bak rumah sebagai cadangan air.
Dilansir dari laporan di YouTube Kompas.com, masalah akses internet di Pulau Runduma menjadi perhatian penting. Jaringan telekomunikasi di pulau ini telah terputus selama hampir dua tahun.
Kondisi ini mengakibatkan sulitnya bertukar informasi dengan dunia luar, sehingga masyarakat harus mengandalkan orang-orang yang melakukan perjalanan pulang pergi antara Pulau Runduma dan Kabupaten Wakatobi untuk mendapatkan akses informasi yang lebih luas.
Pulau terluar, seperti Pulau Runduma, seharusnya menjadi prosperity belt (sabuk kemakmuran) bagi negara, mengingat potensi dan sumber daya yang ada di dalamnya.
Sayangnya, Pulau Runduma masih jarang mendapatkan perhatian yang pantas, meskipun di sana terdapat keindahan pantai dengan pasir merah dan pasir putih yang mengelilingi pulau.
Selain itu, terdapat danau air asin, ekosistem terumbu karang yang menakjubkan, dan penangkaran penyu hijau yang masih relatif langka.
Potensi-potensi ini menunjukkan betapa berharganya Pulau Runduma dan mengapa perlu adanya upaya yang lebih besar untuk mengembangkan pulau ini secara berkelanjutan.