Di tengah pesona alam yang memukau di Raja Ampat, terdapat sebuah kampung yang mungkin terlupakan oleh sorotan wisatawan yang datang mengunjungi.
Selamat datang di Kampung Friwen, sebuah permata tersembunyi di Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Pasir putih yang halus, laut yang bening, dan terumbu karang yang cantik menjadikan Friwen sebagai magnet bagi para pelancong yang mengunjungi Raja Ampat.
Di balik keindahannya yang menakjubkan, pertanyaan muncul: Bagaimana nasib para petani dan nelayan yang tinggal di kampung ini? Di tengah lonjakan pariwisata yang menguntungkan bagi pemilik penginapan dan pengusaha transportasi laut, bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan?
Sebagaimana kebanyakan tulisan para travel-blogger yang lebih fokus pada keindahan Friwen, seringkali terabaikan kisah yang sebenarnya, yaitu kehidupan masyarakat yang menetap di pulau ini. Terlalu sering kita terpaku pada panorama indahnya, namun kita jarang bertanya, "Bagaimana sebenarnya nasib masyarakat yang hidup di sini?"
Diskusi dengan Intan Nuraini Awariti, Koordinator Divisi Ekowisata Ekspedisi Sapa Papua #3, memberikan gambaran yang berharga bagi mereka yang ingin berkontribusi dalam membantu masyarakat di Kampung Friwen.
Dalam diskusi yang disiarkan secara live di Instagram melalui akun @almeera_faradillah dan @arahpemuda, Intan membagikan pengalamannya dalam menjalankan tugas di Kampung Yellu, Distrik Misool Selatan, Kabupaten Raja Ampat.
Intan menyoroti betapa pariwisata memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga melestarikan lingkungan.
Setelah melakukan riset kecil-kecilan, ditemukan bahwa sebagian besar kampung wisata di Raja Ampat belum dilengkapi dengan Plang Informasi Kreatif.