Kemampuan menabung di Indonesia, secara makro ada di jajaran 20 besar. Â Lumayan, karena seperti menjiwai peribahasa hemat pangkal kaya, jauh mengungguli Finlandia yang berada diurutan 82 (2016). Akan tetapi untuk urusan kebahagiaan gapnya sangat lebar, Finlandia mendudukan rangking 1 dunia, sementara Indonesia tercecer di urutan 96 (2018).
Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak semata-mata tergantung pada jumlah uang yang dimiliki, tetapi juga terkait dengan faktor-faktor lain seperti kesehatan mental, hubungan sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan.Â
Dalam konteks pernikahan, penting bagi pasangan untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang keuangan dan kebahagiaan. Mengelola uang dengan bijak, berkomunikasi secara terbuka, dan memprioritaskan nilai-nilai yang membawa kebahagiaan bersama dapat menjadi landasan yang kuat untuk menciptakan kehidupan pernikahan yang harmonis dan abadi.Â
... Persentuhan dengan peradaban lain turut memberi warna dalam cara menabung masyarakat Nusantara. Budaya Cina memandang bahwa babi atau celeng merupakan lambang kesejahteraan. Bentuk tubuhnya yang bulat besar menunjukkan kemampuan menampung banyak simpanan.
... Pandangan orang Nusantara pun berubah. Tubuh dan sifat celeng tersebutlah yang mengilhami bentuk, penyebutan, dan kontinuitas. Jadi kita mengenal celengan meskipun bentuknya ayam jago.
Nabung bareng pacar memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan baik sebelum melakukannya.
Setelah memenuhi tabungan psikologi, penting untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan. Benahi kebutuhan menjadi primer, sekunder, dan tersier untuk menabung dengan bijak.Â
Karena konsumerisme baru lahir saat manusia mengenal uang.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan sekunder adalah alat penunjang setelah kebutuhan primer terpenuhi, seperti perabotan rumah tangga.Â
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan mewah setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi, seperti kendaraan mewah.
Dalam konteks pacaran, perayaan atau pesta pernikahan dapat dikategorikan sebagai keinginan. Meskipun setiap individu memiliki preferensi yang berbeda, penting untuk mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.Â
Tidak sedikit calon pengantin mengambil utang di bank untuk sebuah pesta pernikahan dapat berdampak negatif pada keuangan dan keharmonisan rumah tangga di masa depan.Â