Pasangan yang mampu saling berbagi informasi tentang kondisi finansial mereka dan memiliki rencana keuangan yang jelas sebelum menikah memiliki peluang yang lebih besar untuk menghindari konflik dan menjaga keharmonisan dalam pernikahan mereka.
Saya menyebut hal ini sebagai "tabungan psikologi" yang sangat penting untuk dipahami.
Penulis Haryo Setyo Wibowo, dalam bukunya Milenialnomics: Mengatur Keuangan dengan Bahagia, mengungkapkan pandangan menarik tentang pernikahan dan keuangan. Ia menyoroti fakta bahwa pernikahan pada zaman sekarang cenderung lebih fokus pada aspek ekonomi daripada psikologi. Â
Benar, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era modern, menikah tidak lagi cukup hanya dengan modal cinta semata, melainkan membutuhkan sumber daya finansial yang memadai. Oleh karena itu, penting bagi pasangan yang belum memiliki cukup uang untuk menikah untuk menabung sebagai persiapan.
Masalahnya, kebanyakan orang hanya menabung untuk biaya pesta pernikahan, dihabiskan, lupa bahwa kehidupan sesungguhnya adalah "sehari setelah malam pertama".
... Sejarah menabung di negeri ini dimulai begitu uang logam ternyata bisa diselipin di tabung bambu yang dilubangi sebesar uang logam tersebut di sisinya. Makanya tidak heran kalau kita kemudian mengenalnya sebagai tabungan.
... Entah bagaimana ceritanya kalau media penyimpanannya waktu itu adalah berbentuk petak, mungkin kita akan mengenalnya sebagai petakan.
Meskipun keuangan memainkan peran penting dalam kehidupan berumah tangga, tidak dapat diabaikan bahwa cinta dan hubungan emosional yang kuat juga memiliki peran yang sama pentingnya.Â
Banyak rumah tangga yang memiliki keuangan yang mapan, namun merasakan ketidakbahagiaan karena kurangnya kedalaman emosional dan kurangnya komunikasi yang baik antara pasangan.Â
Dalam konteks ini, penting bagi pasangan untuk memperhatikan kedua aspek tersebut dengan seimbang.Â
Cinta dan komitmen yang kokoh menjadi pondasi utama, sebagai bahan bakar. Sementara keuangan yang sehat menjadi pendorong dan penunjang bagi kehidupan sehari-hari.Â
Pernikahan yang bahagia bukanlah semata-mata tentang uang, tetapi tentang bagaimana pasangan saling mendukung, saling memahami, dan menjalani kehidupan bersama. Komunikasi menjadi kunci.Â
Menurut  Haryo Setyo Wibowo, meskipun Indonesia memiliki tingkat kemampuan menabung yang cukup baik, namun indeks kebahagiaan masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara seperti Finlandia.