Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menikmati Pertemuan yang Berkesan di Kokambar Yogyakarta: Oasis Damai dan Diskusi Filosofis

9 Juni 2023   22:12 Diperbarui: 9 Juni 2023   22:16 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati suasana yang tenang di Kopi Kampung Ambarukmo (Kokambar) Yogyakarta, tempat yang selalu diidamkan oleh para pengunjung. 

Berlokasi di sudut yang sunyi di tengah hiruk-pikuk Kota Yogyakarta, Kokambar menjadi sebuah permata tersembunyi yang menawarkan oasis damai jauh dari kekacauan perkotaan. Kokambar adalah tempat yang menyenangkan untuk melarikan diri dari ritme kota yang serba cepat dan instan.

Terletak di Jl. Perumahan Kp. Ambarukmo, Jaranan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kokambar memiliki lokasi yang unik yang memadukan kenyamanan perkotaan dengan suasana yang tenang.

Ketika saya memasuki kedai kopi ini, hiruk-pikuk jalanan kota memudar, digantikan oleh rasa ketenangan yang melingkupi tempat ini.

Suasana yang nyaman dan mengundang menanti saya. Desain interior yang kontemporer namun hangat, dengan susunan tempat duduk yang nyaman, memberikan latar belakang yang sempurna untuk momen relaksasi dan koneksi.   

Saat matahari mulai terbenam pada Kamis, 8 Juni 2023, saya menuju Kokambar dengan penuh antusias untuk pertemuan kami dengan Ded, Salma, Napoleon, dan Dewi, yang akrab dengan nama Djill. Ded, Salma, dan saya tinggal di Yogyakarta, Napoleon, atau biasa kami panggil Leon, datang dari Surakarta, dan Djill bergabung dengan kami dari Cimahi, Bandung. 

Awalnya, kami berencana berkumpul di sekitar Tugu Yogyakarta yang ikonik. Namun, Ded memiliki ide lain. 

Dia meyakinkan kami bahwa Kokambar adalah tempat yang sempurna untuk pertemuan kami. Tidak hanya menawarkan pilihan yang terjangkau bagi kami sebagai mahasiswa, tetapi juga memiliki atmosfer yang unik dan spot foto yang indah. Menu mereka menggoda kami dengan hidangan lezat, menjanjikan pengalaman kuliner yang memikat.

Dan tentu saja, kami tidak dapat menahan daya tarik kopi mereka yang khas. 

Pencahayaan hangat dan dekorasi yang indah menciptakan suasana yang intim, mendorong percakapan dan tawa mengalir dengan bebas. Kami menempati tempat duduk pilihan kami, dengan antusias menyampaikan kabar terbaru dan berbagi cerita. 

Staff yang ramah membuat kami merasa betah dan nyaman sepanjang malam. 

Kokambar melampaui harapan kami dalam setiap aspeknya. Dari makanan dan minuman lezat hingga lingkungan yang mempesona, tempat ini memberikan latar belakang yang ideal untuk pertemuan kami. 

Kami menikmati gigitan lezat, menyeduh kopi yang pahit, dan menikmati suasana yang nyaman.

Kopi Susu Klotok memanjakan lidah saya dengan cara yang paling memikat.

Saat saya meminum tegukan pertama dari "Kopi Susu Klotok," saya tahu bahwa saya telah menemukan sesuatu yang benar-benar istimewa. Minuman khas ini di Kokambar adalah kombinasi harmonis antara kopi yang kaya aroma dan susu yang creamy, dibuat dengan sempurna. 

Saat kelembutan melingkupi lidah saya, saya tidak bisa menahan diri untuk menikmati setiap tegukan.

Kokambar menawarkan berbagai fasilitas lengkap, menjadikannya tujuan yang lengkap untuk pengalaman kopi yang tak terlupakan. Mulai dari tempat parkir yang luas dan ruang sholat (musholla) hingga ruang rapat dan bahkan pertunjukan musik live, kafe ini mampu memenuhi beragam kebutuhan. 

Tata letak yang luas memungkinkan Anda memilih tempat yang paling cocok dan nyaman untuk nongkrong. 

Di area luar, taman yang indah menambah pesona secara keseluruhan, memberikan pemandangan yang memanjakan mata saat menikmati kopi Anda.

Meskipun masih relatif baru, Kokambar menarik sejumlah pengunjung setiap hari, terutama pada malam akhir pekan ketika tempat ini menjadi tempat favorit bagi pasangan yang mencari malam romantis.  

Menikmati pertemuan yang berkesan di Kokambar Jogja. Foto: Dok. Ded
Menikmati pertemuan yang berkesan di Kokambar Jogja. Foto: Dok. Ded

SEIRING BERJALANNYA MALAM, Kokambar menjadi lebih dari sekadar kedai kopi; tempat ini menjadi tempat di mana kenangan tercipta dan persahabatan diperkuat.

Harus saya akui, saya mengamini kosakata Ded, saat saya mengingat kunjungan saya sebelumnya ke Kokambar beberapa tahun yang lalu, mungkin sebelum pandemi COVID. 

Ketika itu, Kokambar adalah sebuah kafe sederhana dengan ruang dalam yang sederhana dan area luar yang kecil dan terbatas.  

Sekarang, saat saya melangkah ke Kokambar, saya disambut dengan suasana yang sepenuhnya berubah dan benar-benar luar biasa. 

Percakapan kami menjadi lebih intim, dengan Ded memimpin. Kadang-kadang, Ded akan memulai diskusi tentang topik-topik filosofis. Sementara saya sebagian besar berperan sebagai pendengar, kadang-kadang saya memberikan argumen yang tidak terlalu dalam. 

Dalam kesempatan ini, Napoleon dan Ded terlibat dalam diskusi yang membangkitkan pemikiran tentang sifat kebenaran, menjelajahi pertanyaan, "Apa itu kebenaran?" 

Saya melihat bahwa Ded memiliki beragam bahan bacaan, yang memungkinkannya untuk mengutip pengetahuan yang melimpah selama diskusi kami. Di sisi lain, kekayaan pengalaman Leon memberikan perspektif unik yang memperkaya percakapan kami. 

Bersama-sama, latar belakang dan pandangan hidup mereka yang berbeda memberikan beragam wawasan yang beresonansi dalam diri saya. 

Melihat kekayaan bacaan Ded dan pengalaman hidup Leon, saya tidak bisa tidak mengagumi pengetahuan dan kebijaksanaan yang mereka bawa ke meja. Diskusi mereka tidak hanya memperluas pemahaman saya, tetapi juga mendorong saya untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan baru dan menguji keyakinan pribadi saya. 

Melalui wawasan kolektif mereka, saya terus terinspirasi untuk menjelajahi lebih dalam dalam bidang filsafat dan introspeksi pribadi. 

Namun jangan salah, percakapan kami tidak selalu serius; kami sering melempar lelucon yang mengundang tawa lepas. Bahkan Leon berbagi cerita tentang tato-tato nya, menambahkan dimensi lain pada pertemuan kami. 

Sementara itu, Djill, yang duduk diam di pojok meja, terlihat jelas kelelahan. Dia menceritakan bagaimana dia sibuk dengan berbagai aktivitas di Bandung, termasuk persiapan untuk perjalanan ke Yogyakarta, yang membuatnya memiliki sedikit waktu untuk istirahat. 

Saat percakapan kami berjalan, Salma kadang-kadang menyela dengan komentar yang ceria tentang tesisnya. Dia mengekspresikan kegembiraannya dalam bertemu dengan kenalan baru, menekankan nilai dari menjalin hubungan dan memperluas lingkaran sosial. 

Di tengah diskusi tentang filsafat, kebenaran, dan pengalaman pribadi, kelelahan Djill dan kehadiran ceria Salma menambah dimensi yang berbeda pada pertemuan kami.

Di dalam momen-momen berbagi dan koneksi ini, saya menyadari keindahan membangun persahabatan baru dan menjelajahi horison intelektual bersama. 

Di tengah pembahasan yang mendalam dan eksplorasi intelektual, momen-momen keceriaan dan cerita pribadi membawa rasa kebahagiaan dan persaudaraan pada pertemuan kami. Adalah dalam momen-momen yang lebih ringan ini bahwa kami benar-benar terikat sebagai teman, menghargai sisi unik dari kehidupan dan pengalaman satu sama lain. 

Permainan antara pemikiran serius dan tawa bersama menciptakan atmosfer yang dinamis yang membuat pertemuan kami semakin berkesan dan memuaskan. 

Waktu berlalu dengan cepat, dan sebelum kita menyadarinya, sudah melewati pukul 10 malam. Para pengunjung lain mulai beranjak dari Kokambar, menandakan bahwa pertemuan kami akan berakhir. Namun, kami berjanji satu sama lain bahwa jika kesempatan muncul, kami akan bertemu lagi, membawa pengalaman dan cerita baru untuk dibagikan.  

Sebagai sentuhan akhir, kami tidak lupa untuk mengabadikan momen tersebut dengan mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan. Gambar-gambar itu menjadi pengingat nyata dari waktu yang indah yang kami habiskan bersama, melestarikan kenangan yang akan kami kenang lama setelah kami berpisah. 

Dengan perasaan lelah bercampurkan riang, kami berpamitan, mengetahui bahwa pertemuan ini telah mengokohkan ikatan kita dan meninggalkan keinginan yang besar untuk babak berikutnya dari pertemuan ini.

***

Jika Anda telah sampai di sini, terima kasih telah membaca. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. [Mhg].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun