Mohon tunggu...
Ivan Kosasih
Ivan Kosasih Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pekerja yang menyenangi agama, ekonomi, politik, psikologi, sejarah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Amarah dan Kasih TUHAN

26 November 2010   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:17 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amarah adalah sesuatu yang berbahaya untuk dipendam. Ibarat bara api yang belum padam, bila hanya ditimbun oleh timbunan jerami, suatu saat jerami ini akan terbakar pula.

Manusia lama kita sama seperti timbunan jerami dan rumput kering. Hanya memendamnya dalam hati, suatu hari amarah itu akan datang berlipat ganda. Terkadang ada orang yang membiarkan amarah menjadi sumber kekuatannya, tanpa sadar bahwa amarah ini akan menghancurkan dirinya.

Orang barat dan Asia memiliki cara pandang yang berbeda mengenai masalah ini. Orang barat sering menggunakan obat-obatan untuk menekan rasa marah yang berlebihan. Sedangkan orang Asia akan cenderung melampiaskan kepada anak buah yang harus menerimanya dengan pasrah (ingat kisah Sumiati dan TKW lainnya).

Kedua jenis pelampiasan ini sesungguhnya adalah salah. Terlalu banyak mengkonsumsi obat akan menimbulkan ketergantungan dan resistensi. Melampiaskan kepada orang lain akan menghancurkan hidup orang yang dijadikan pelampiasan. Jadi, cara apakah yang dapat dilakukan?

Cara yang sehat adalah dengan cara melakukan olahraga atau menulis. Hanya sebenarnya cara  ini hanya memanfaatkan panasnya saja untuk melakukan pekerjaan, tetapi tidak menyelesaikan sumber permasalahan, yakni sumber dari bara apinya sendiri.

Hanya TUHAN-lah yang dapat mengubah unsur manusia lama kita menjadi sesuatu yang indah. IA dapat memberi kekuatan untuk melampaui amarah ini. IA dapat melakukan semuanya untuk anda. Pertanyaannya adalah apakah anda memberikan tempat kepada-NYA dalam hati anda? Apakah anda mau memberikan beban anda kepada-NYA?

TUHAN tidak pernah meminta kita untuk melakukan apapun untuk menyenangkan-NYA, karena IA tahu bahwa kita tidak akan mampu melakukan segala tuntutan-NYA. Sebaliknya, IA mau agar kita tunduk dan pasrah menyembah-NYA, memuji-NYA senantiasa.

Semoga dalam segala situasi, kita dapat ingat kepada-NYA dan menyerahkan segala sesuatunya kepada-NYA.

Amin, datanglah segera ya TUHAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun