Kabut membekap,
Menyapu pandang.
Melayang . . .
Terbang . . .
Bersama udara.
Tak melihat,
Tapi tidak buta,
Hanya hampa
Petrichore . . .
Merasakan irama,
Mengalir bersama nafas,
Nikmatnya degup jantung,
Tetes air dedaunan,
Dan kerinduan
Secarik cerita di jalanan;
Kecipak air di atas tanah,
Bocah berlarian,
Itukah kebahagiaan?
Menatap nurani,
Menilik kekosongan,
Menyapa kehampaan,
Menapak keputus asaan,
Ditelan ketiadaan.
Aku . . .
Ditelanjangi keadaan,
Bersama lara,
Berakhir dalam fatamorgana
Tersesat (?)
Dimanakah jalan pulang?
Hening . . .
Menjawab tanpa bahasa
Aku dimana?
Tok . . .
Tok . . .
Ketukan pintu . . .
Bukan tamu,
Sekadar halu.
Maaf . . .
Sudut ruang ini terlalu sepi
Hanya gelap kutemui
Berkawan debu dan daki
Biarlah . .
Cukup saja,
Tinggalkan saja daku sendiri
Menyisakan cerita,
Dan dongeng penghapus luka
Hi_Dayh
Senin, 28 Februari 2022
22.27 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H