Suku Dani adalah salah satu suku di Papua yang terdapat dan menetap di wilayah pegunungan tengah. Suku Dani dari Papua ini pertama kali diketahui di Lembah Baliem yang diperkirakan hadir sekitar ratusan tahun yang lalu.Â
Ada salah satu tradisi yang sering dilakukan masyarakat disana, yaitu tradisi bakar  batu "Barapen". Tradisi ini sering dilakukan oleh masyarakat di beberapa wilayah Wamena, Papua.Â
Kemudian tradisi ini pada umumnya dilakukan oleh suku Dani yang menetap di wilayah dataran tinggi Wamena seperti Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Jayawijaya, dan daerah Pegunungan lainnya. Bakar Batu atau biasa disebut Barapen ini sudah menjadi tradisi masak bersama antara masyarakat satu kampung dimana Batu yang menjadi tradisi bagi mereka dibakar hingga membara.Â
Oleh karena itu tradisi ini disebut sebagai tradisi "Bakar Batu". Tradisi ini sudah ada sejak lama bahkan hingga ratusan tahun lalu dan sudah menjadi suatu sebuah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun.Â
Mendengar cerita salah satu tokoh Papua, tradisi Bakar Batu ini awalnya muncul dari sepasang suami istri yang bingung mencari bahan makanan untuk diolah, oleh karena tidak adanya peralatan.Â
Setelah mereka berpikir cukup panjang, kemudian muncullah ide untuk menggunakan batu sebagai sarana untuk mengelolah makanan. Hingga saat ini tradisi tersebut tetap dilakukan hingga sekarang.Â
Dalam tradisi Barapen atau "Bakar Batu" makanan yang hendak dimasak sangat beragam, mulai dari daging hewan, petatas hingga umbi-umbian. Pelaksanaan tradisi "Bakar Batu" Â dilakukan pada pagi hari yang dipimpin oleh kepala suku setempat menggunakan pakaian adat lengkap kemudian berjalan mengelingi masyarakat lain untuk diundang dan berkumpul untuk ikut melaksanakan tradisi Barapen ini.Â
Selanjutnya tradisi berburu hewan juga masih dilakukan oleh masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai menu makanan. Sebagian masyarakat setempat menari, dan sebagian masyarakat lainnya menata batu yang akan disiapkan untuk jadikan bara.Â
Dalam melakukan tradisi "Bakar Batu", batu yang akan digunakan juga harus diperhatikan, usahakan mencari batu yang kuat kokoh sehingga tidak gampang hancur ketika digunakan.Â
Untuk susunannya, tarulah batu kemudian kayu, batu, kemudian kayu lagi hingga ditumpuk lagi hingga batu-batu tersebut habis. Waktu yang dibtuhkan dari proses "Bakar Batu" sekitar dua hingga empat jam.Â
Setelah batu yang dgunakan telah panas dan membara, kemudian batu panas tersebut dipindahkan ke lubang tersebut dan makanan telah siap dimasak menggunakan alas daun pisang.
Tradisi Barapen atau "Bakar Batu" ini telah menjadi kebiasaan masyarakat Papua khususnya mereka yang ada di daerah Wamena yang dilakukan sudah sejak dahulu kala.Â
Tradisi ini memiliki beberapa arti atau pesan dimana sebagai salah satu bentuk ucapan syukur kepada Sang Pemberi Kehidupan atas berkat dan pemeliharannya, selain itu sebagai bentuk solidaritas kebersamaan.Â
Tentu tradisi ini hanya dilakukan pada hari-hari besar, seperti  memperingati hari kematian, mengumpulkan masyarakat untuk berperang, dan juga sebagai simbol perdamaian dengan masyarakat lain.
Demikan tradisi Barapen "Bakar Batu" dari suku Dani, Papua yang masih dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang serta adanya nilai-nilai kolektif antar sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H