Mohon tunggu...
I NyomanTriyanuartha
I NyomanTriyanuartha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Saya senang mendengarkan musik, membaca buku dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ulasan Jurnal Music Festas And Their Social Role In Brazil: Carnaval In Rio

17 Maret 2023   15:00 Diperbarui: 17 Maret 2023   15:12 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Ann M. Pescatello

Di dalam tulisan ini disebutkan bahwa di Brazil festas musical memainkan peran yang penting dalam lingkup sosial, religi, ekonomi, politik atau artistik. Belum banyak diketahui dan  masih sedikit tulisan mengenai pengaruh festival ini dalam budaya Brazil. Sebuah Analisis terhadap festas Brazil, sebagai fenomena sosial maupun dokumentasi sejarah, dapat memberi sebuah pandangan untuk memahami budaya populer Brazil saat ini.

Disebutkan bahwa parade yang   paling populer di Brazil ialah yang   berlangsung selama tiga hari, merupakan bagian dari Carnaval   festas yang mendahului masa PraPaskah. Masyarakat Brazil dan  penduduk asing, prihatin terhadap kesehatan dan kesejahteraan rakyat dari negara terluas dan terbanyak penduduknya di Amerika Latin tersebut, cenderung terdengar ucapan bahwa Carnaval merupakan alat penindasan sosial dan mendorong ketidakbertanggungjawaban ekonomi, dari waktu ke waktu, oleh   berbagai pemerintahan Brazil.

Dijelaskan juga bahwa telah diingatkan oleh pembaru sosial (social reformers) bahwa pemerintah telah sangat menstruktur perayaan Carnaval untuk mengizinkan sebuah katup pengaman emosi untuk orang yang tidak mampu dan yang tertindas. Dengan mendorong mekanisme sosial ini, pemerintah juga mendorong perampasan terhadap massa secara terus--menerus karena menggunakan seluruh waktu, uang dan tenaga yang mereka miliki dalam mempersiapkan dan mengikuti acara pada masa Carnaval. Teori inilah yang penulis terima dan menitikberatkan bahwa therapy psychologi ialah secara perseorangan dan berkelompok, selanjutnya utuh terhadap hubungan budaya Brazil dan ekspresi sub-cultural Afro Brazil melalui musik dan tari.

Dipaparkan bahwa Carnaval merupakan bentuk seni massa populer yang memerlukan bakat, tenaga kerja, sumber daya perorangan seperti komposer, musisi, penari, koreografer, penyair, penulis skenario, sutradara, solois, penata busana, konduktor dan sebagainya, juga ditampilkan bakat untuk mempersatukan dan bekerjasama seperti anggota band,   paduan suara, kelompok penari dan pekerja konstruksi, sebuah karakter yang belum umum di Brazil.

Terdapat uraian bahwa dasar dari   Carnaval saat ini memiliki pengaruh Portugis, contohnya entrudo. Pada tahun 1853 entrudo dilarang, cariocans  (rakyat Rio De Janeiro) meneruskan gaya ini dan masih melakukannya di bagian tertentu di Rio seperti daerah Recife dan   Olinda di bagian Timur Laut   Pernambuco. Pada tahun 1855   perayaan tahunan mengadaptasi bentuk baru dalam organisasi dan isi, dimulai dengan penampilan enam puluh pemuda Cariocan berkostum dalam barisan Brass Band. Ini mengawali periode "Great Societies", yang merupakan perkumpulan non politik berdedikasi untuk menyelenggarakan pesta Carnaval  dan kegiatan lain. Pada tahun yang   sama novelis Jos de Alencar menyarankan masyarakat agar  merancang aturan untuk rute dan kegiatan Carnaval, yang melahirkan lapisan tertentu dari kelas atas.

Dijelaskan bahwa dari tahun 1855   hingga pertengahan tahun 1930-an, Carnaval tahunan mengikuti pola yang sudah ada. Dibuka dengan pawai drum, menampilkan arak-arakan orang bertopeng. Kemudian menjadi lebih terorganisir ke dalam cordes, blocos, ranchos dan escolas do sambas. 

Carnaval menjadi acara meriah di kehidupan kota Rio, pesta tersebut semakin menjadi acara rakyat, orang-orang berkumpul di alun-alun atau jalanan balai dan pinggiran kota, bola-bola carnaval diadakan di theater atau rumah pribadi orang kaya juga menjadi hal yang biasa. Menghasilkan sebuah dikotomi di dalam Carnaval saat ini, yaitu club-club Sosial kaum elite dan organisasi sambistas (masyarakat umum) mengadakan perayaan secara terpisah, yang akhirnya menjadi pengecualian dari kegiatan terdahulu.

Disebutkan di sini bahwa Carnaval pada hari Vargas dan pasca-Vargas (tahun 1930 hingga sekarang) menjadi saksi sebuah elaborasi kostum dan efek spesial, perubahan ini mengakibatkan semakin banyak pengeluaran dan semakin mahal bagi para peserta. Polanya diatur untuk meminjam dan mengeluarkan semua yang mereka terima atau peroleh dari Carnaval. 

Diuraikan juga bahwa band militer dan sipil memperoleh ketenaran yang luar biasa di Brazil. Band tersebut sering dilengkapi oleh kelompok yang lebih kecil memainkan alat musik gesek. Disebutkan bahwa semakin banyak   kelompok yang ikut serta, semakin menghilang aspek vulgar entrudo. Proses Carnaval dilegitimasi dan terbuka untuk keluarga, proses ini disebut ranchos. Hal ini mempermudah keikutsertaan wanita di dalam perayaan Carnaval, dan menyediakan jalan masuk untuk mobilitas sosial wanita yang juga mendorong lebih banyak biaya.   Kostum yang digunakan   menampakkan keluarga "kelas   menengah". Setelah pergantian abad ranchos menempati posisi genting, terjepit di antara krisis ekonomi pasca perang Dunia I, kenaikan biaya hidup yang melonjak, kehormatan keluarga dan eksternal yang kuat, biaya tetap mahal. Menyebabkan para anggota kelompok tidak mampu membeli kostum yang mahal dan bergabung dengan kelompok yang baru, disebut blocos.

Disebutkankan bahwa blocos menerima kelompok masyarakat manapun, biasanya dari lapisan yang lebih rendah. Blocos mendukung para anggota yang mengenakan kostum yang tidak mahal namun menyenangkan dan para anggota yang menampilkan kostum yang tidak mahal namun kreatif. Saat ini keanggotaan blocos perlahan-lahan telah bergeser dari berdasarkan "kelas" menjadi berdasarkan "usia". Beberapa anggotanya telah mampu membeli gedung perkumpulan dan diatur sendiri.

Disebutkan juga bahwa escolas de samba semula terdiri dari beberapa anggota blocos yang telah sukses. Berawal dari tahun 1928, sekelompok sahabat dan pelawak. Setelah Carnaval tahun 1935, dewan kota Rio memberikan subsidi kepada escolas. Sejak saat itu, sekolah-sekolah tersebut disewa dan estatuto mereka (secara hukum) tercatat di catatan sipil. Peraturan yang diterbitkan pada tahun 1935 tersebut menjadi subsidi baku.

Diuraikan bahwa perubahan di escolas de samba dan di Carnaval dimulai dengan peristiwa pasca-1930. Peledakan bangunan di Rio mempengaruhi suasana dan susunan Carnaval. Penduduk Botafogo dan Vila Isabel menjadi pendukung terbesar Carnaval, namun penggusuran tempat tinggal penduduk berpenghasilan rendah yang tak terhitung banyaknya ini memaksa orang untuk pindah ke pinggiran kota atau ke bagian morros kota.

Mereka tinggal di pondok yang kotor (favelas). Di daerah yang telah digusur dibangun gedung apartemen yang ditempati warga "kelas menengah", yang membantu penambahan bola-bola Carnaval di dalam gedung-gedung theater dan klub-klub sosial.

Dijelaskan bahwa Carnaval berevolusi dari Portugis, kelas menengah dan kelas atas, laki-laki, pesta sederhana menjadi sangat terorganisir, acara dengan susunan lapisan secara sosial, acara yang   menarik menjadi didominasi oleh   kelompok Afro-Brazil. Satu elemen yang penting ialah baianas (secara harafiah, wanita dari Bahia).

Dipaparkan juga sebelum tahun 1935 pemilihan kostum dan bahan dilakukan secara bebas, kemudian setelah keputusan pemerintah untuk menawarkan subsidi, kostum menjadi lebih berkembang. Sambistas mengeluarkan terlalu banyak, di atas dan di luar subsidi. 

Disebutkan mengenai Carnaval telah menjadi bisnis yang besar. Serikat telah mencatat tujuan mereka untuk mempromosikan dan memperluas   bentuk musik populer Brazil,"Samba", dan untuk menyediakan kegiatan rekreasi, sosial, kesenangan dan budaya bagi anggotanya. Sebagai tambahan, Carnaval pada kenyataannya sangat terkait dengan ekspresi keagamaan perseorangan. Dituliskan juga tentang dimensi akhir festas seharusnya musik dan susunannya serta hubungan fungsional kepada festas dan pesertanya.

Dikatakan di sini bahwa (ingin melakukan) sambar berarti ingin menari. Pada fase awal festas disebut juga sebagai batuque dan sekarang disebut sebagai  batucada, yang menunjukkan sebuah tarian (samba) diiringi oleh bateria (sekelompok musik perkusi).

Dijelakan bahwa kata samba berasal dari bahasa Bantu, semba, menunjuk pada sebuah tarian, umbigada, dibawa ke Brazil oleh budak Afrika dari daerah Angola dan Zaire. Beberapa alat musik untuk mengiringi samba sangat mungkin berasal dari Afrika. Alat musik menonjolkan aspek ritmis dan paduan suara membawa bagian melodi dalam pertunjukan samba. Kelompok Kecil dari pemain samba yang lebih besar, disebut ritmistas (irama), memainkan alat musik dan menari, dalam bentuk seolah-olah melakukan akrobatik, pada saat yang bersamaan.

Disebutkan bahwa sebagai tarian   urban, samba berkembang dan   mencapai kepopuleran setelah perang Dunia I. Dari tampilan beberapa karakteristik hitungan rangkap Afro-Brazil dan sebuah sinkopasi ritme yang memberi penekanan pada ketukan yang kuat. Akhirnya pada tahun 1930-an dan 1940-an samba memperolah karakteristik musik gesek ruang dansa, memperhalus ritme, dan menekankan pada aspek melodi. 

Terdapat penjelasan hingga kemunculan Bossa Nova pada awal tahun 1960-an, samba tetap tidak berubah. Bossa Nova menjadi alat penegasan kembali musik "Brazil" atas samba dan bentuk serta gaya musik lainnya. Bossa Nova mencoba menggabungkan melodi, harmoni dan ritme. Para pemain memiliki peran yang penting. Samba terlalu menekankan aspek melodi pada musik, sedangkan di dalam Bossa Nova semua pemain bekerjasama dalam kerukunan.

Disebutkan mengenai Bossa Nova dapat dianggap mencerminkan kelompok sosial urban tahun 1960-an dan gerakan protes sosial, khususnya mahasiswa. Festas, sambas dan Carnaval   menggambarkan kepada kelompok   Bossa Nova cerminan musico-cultural dari daerah kumuh dan kekurangan. Diuraikan bahwa sebagian besar yang memajukan Bossa Nova ialah siswa SMA dan mahasiswa serta anggota muda kelompok elit di masyarakat Brazil.

Dapat disimpulkan bahwa samba mewakili lapisan dan pembagian masyarakat Brazil melalui kelas dan susunan etnis. Samba, sambistas, festas dan Carnaval mewakili aspek "tradisional" dari kehidupan Brazil, sedangkan Bossa Nova mewakili modernisasi, memutihkan, intelektualisasi, aspek perubahan masyarakat Brazil. Namun tetap samba, festas dan Carnaval yang menjadi acara utama untuk perayaan di Brazil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun