Mohon tunggu...
I PtGd
I PtGd Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 10 Denpasar

Kebahagian tentang hidup adalah bagaimana anda menjalani sebuah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teori Orbital Molekul

18 Juni 2024   14:01 Diperbarui: 18 Juni 2024   14:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orbital molekul merupakan hasil dari tumpang-tindih dan penggabungan orbital atomik pada suatu molekul. Berdasrkan pendekatan lurus, umlah molekuler yang bergabung sama dengan orbital atomik yang bergabung. Bila dua atom yang bergabung masing-masing menyediakan satu orbital atom maka akan dihasilkan dua orbital molekul, salah satu merupakan kombinasi jumlah kedua orbital atom yang saling menguatkan dan lainnya kombinasi pengurangan yang saling meniadakan. 

Kombinasi penjumlahan menghasilkan orbital molekuler ikat (bonding) yang mempunyai energi lebih rendah, dan kombinasi kurangan menghasilkan orbital molekuler antiikat (antibonding). Orbital molekul bonding merupakan orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat mendekat pada daerah antara kedua inti atom yang bergabung dan dengan demikian menghasilkan situasi yang lebih stabil, sedangkan orbital molekul antibonding orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat menjauh dari daerah antara inti atom yang bergabung dan menghasilkan situasi kurang stabil.

Teori orbital molekul dapat diterapkan pada berbagai molekul selain H2. Namun, perbedaannya terletak pada kompleksitasnya yang lebih tinggi. Sementara H2 hanya mempertimbangkan orbital 1s, molekul lain memerlukan pertimbangan lebih banyak orbital atom yang terlibat. 

Misalnya, orbital phi () melibatkan interaksi yang kompleks di antara orbital-orbital 2p. Orbital ini bisa berinteraksi ujung ke ujung untuk membentuk orbital molekul sigma ikatan dan antiikatan, atau tumpang tindih secara menyimpang untuk membentuk orbital molekul phi dan antiikatan phi. 

Orbital molekul sigma (ikatan atau antiikatan) memiliki kepadatan elektron yang simetris di sekitar sumbu yang menghubungkan kedua inti atom yang berikatan. Ini menyebabkan dua elektron dalam orbital molekul sigma membentuk ikatan sigma. 

Sementara itu, orbital molekul phi (ikatan atau antiikatan) memiliki kepadatan elektron di atas dan di bawah sumbu imajiner yang menghubungkan kedua inti atom. Dua elektron dalam orbital molekul pi membentuk ikatan phi. Ikatan rangkap dua pada umumnya terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan phi, sementara ikatan rangkap tunggal selalu melibatkan satu ikatan sigma dengan dua ikatan phi.

Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah jumlah atom, dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom. Syarat pembentukan orbital molekul ikatan sebagai berikut:

1. Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih. 2. Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama. 3. Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.

Orbital molekul ikatan memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orbital atom penyusunnya, sedangkan orbital molekul antiikatan memiliki tingkat energi yang lebih tinggi. Kuatnya ikatan antara dua atom dapat diperkirakan dari selisih energi antara orbital ikatan dan antiikatan; semakin besar selisih energinya, semakin kuat ikatannya. Jika tidak ada interaksi antara orbital ikatan dan antiikatan antara atom A dan B, orbital molekul yang terbentuk disebut orbital non-ikatan. 

Elektron dalam molekul mengisi orbital dari energi terendah ke energi tertinggi. Orbital molekul yang terisi dan memiliki energi tertinggi disebut HOMO (highest occupied molecular orbital), sementara orbital yang kosong dan memiliki energi terendah disebut LUMO (lowest unoccupied molecular orbital). 

Orbital-orbital dengan energi yang sama disebut orbital terdegenerasi, dan dapat memiliki karakter sigma () atau phi () tergantung pada simetri orbitalnya. Orbital sigma memiliki simetri rotasi sekeliling sumbu ikatan, sedangkan orbital phi memiliki bidang simpul. Ikatan sigma terbentuk dari tumpang tindih orbital seperti s-s, p-p, s-d, p-d, dan d-d, sementara ikatan phi terbentuk dari tumpang tindih orbital p-p, p-d, dan d-d.

Molekul diatomik adalah molekul yang tersusun atas 2 jenis atom. Terdapat dua jenis molekul diatomik yaitu molekul diatomik homointi dan molekul diatomik heterointi. * Molekul diatomik homointi merupakan molekul yang terdiri dari 2 atom yang sama jenis, misalnya H2, O2, Cl2, dsb * Molekul diatomik heterointi merupakan molekul yang terdiri dari 2 atom yang berbeda jenis, misalnya HCl, HF, CO, dsb.

Konfigurasi elektron berdasarkan teori mekanika kuantum dapat disebut juga sebagai konfigurasi subkulit. Penulisan konfigurasi elektron berdasarkan model atom mekanika kuantum yang memenuhi pada tiga aturan, yaitu asas larangan Pauli, asas Aufbau, dan kaidah Hund. Asas larangan Pauli menyatakan: "Tidak ada dua buah elektron dalam orbital yang sama memiliki harga keempat bilangan kuantum yang sama". 

Berdasarkan larangan Pauli, jumlah elektron yang menempati sebuah orbital paling banyak dua elektron dengan arah rotasi yang berlawanan. Aturan Aufbau merupakan aturan pengurutan tingkat energi orbital dari yang terendah. Dalam keadaan stabil, atom-atom cenderung menempati orbital yang mempunyai energi terendah. Ururtan pengisisan elektron pada orbital dari tingkat energi yang terendah adalah 1s2 , 2s2 , 2p6 , 3s2 , 3p6 , 4s2 , 3d10, 4p6 , 5s2 , 4d10, 5p6 , 6s2 , 4f14, 5d10, 6p6 , 7s2 , 5f14 , 6d10, 7p6. Aturan Hund berbunyi: "Elektron-elektron yang berada di suatu orbital akan menempati orbital yang kosong dengan arah rotas sejajar. Setelah itu, elektron-elektron lainnya menempati orbital tersebut dengan arah rotasi yang berlawan".

Molekul diatomik homointi terdiri dari dua unsur yang memiliki inti atom yang identik. Atom-atom yang sama akan memiliki tingkat energi yang sama pula. Salah satu contoh contoh senyawa diatomik homointi yaitu H2 dan O2, konfigurasi orbital molekulnya adalah sebagai berikut. 

Molekul H2 terdiri dari dua buah unsur H, dimana nomor atom H adalah 1, sehingga konfigurasi elektronnya yaitu 1s1. Orbital molekul H2 memiliki bentuk yang simetris karena energi kedua orbital atom sama besar. Dalam molekul hidrogen tumpang tindih orbital 1s masing-masing atom hidrogen membentuk orbital bonding (ikatan) bila dan antibonding (antiikatan) * , orbital bonding letaknnya dibawah karena energi dari orbital bonding lebih stabil dibandingkan orbital antibonding yang tidak stabil sehingga memiliki energi yang lebih tinggi dan ditulis dibagian atas. Dua elektron mengisi orbital bonding (ikatan) sehingga orbital antibonding tidak terisi oleh elektron.

Molekul diatomik heterointi merupakan molekul yang terdiri dari 2 buah unsur yang berbeda jenis. Atom-atom pada molekul ini memiliki keelektronegativitas yang berbeda, maka tentu atom-atom memiliki tingkat energi yang berbeda pula. Orbital molekul dua atom yang berbeda dibentuk dengan tumpang tindih orbital atom yang tingkat energinya berbeda. 

Tingkat energi atom yang lebih elektronegatif umumnya lebih rendah, dan orbital molekul lebih dekat sifatnya pada orbital atom yang tingkat energinya lebih dekat. Oleh karena itu, orbital ikatan mempunyai karakter atom dengan keelektronegatifan lebih besar, dan orbital anti ikatan mempunyai karakter atom dengan keelektronegatifan lebih kecil. Salah satu contoh molekul diatomik heterointi yaitu HF dan CO

Untuk menentukan seberapa stabil suatu molekul diatomik, kita tentu membutuhkan patokan kuantitatifnya. Disini dapat digunakan orde ikatan sebagai nilai kestabilan tersebut. Semakin besar nilai orde ikatan, semakin stabil molekul tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun