Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis dan ukuran zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Sifat-sifat koligatif ini meliputi penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, peningkatan titik didih, dan tekanan osmotik larutan. Pada konsentrasi yang sama, jumlah partikel ditentukan oleh jumlah zat terlarut yang dapat terurai/ larutan elektrolit ataupun tidak dapat terurai/ larutan nonelektrolit dan dinyatakan oleh ahli kimia Belanda Jacobus van 't Hoff pada akhir abad ke-19 sebagai besaran i, yang memiliki nilai berikut.
                                      i = 1 + (n-1)
dengan n adalah derajat ionisasi dan n adalah jumlah ion yang ada dalam satu molekul pada larutan. Jika nilai tidak diketahui, nilai dianggap 1 sehingga i = n. Semakin banyak jumlah partikel zat terlarutnya, maka semakin besar juga nilai sifat koligatif yang terjadi.
a. Penurunan tekanan Uap (P)
Penguapan adalah proses di mana partikel-partikel cairan lepas ke udara di atasnya dan berubah menjadi fasa gas (uap). Ketika partikel-partikel dari zat cair meninggalkan kumpulannya menjadi uap, pada saat yang sama, uap tersebut dapat kembali menjadi zat cair. Tekanan yang muncul ketika terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair yang berubah menjadi uap dan jumlah uap yang kembali menjadi zat cair disebut tekanan uap jenuh. Penurunan tekanan uap adalah salah satu sifat koligatif larutan yang merujuk pada fenomena di mana tekanan uap dari larutan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap dari pelarut murni pada suhu yang sama. Tekanan uap jenuh adalah tekanan uap larutan saat terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair yang menjadi uap dan jumlah uap yang kembali menjadi zat cair dalam ruangan tertutup. Kehadiran zat terlarut nonvolatile (tidak mudah menguap) dalam pelarut dapat menurunkan tekanan uap pelarut karena molekul-molekul zat terlarut di antara molekul-molekul pelarut mengurangi kemampuan molekul-molekul pelarut untuk berubah dari wujud cair ke wujud gas. Dalam larutan, molekul-molekul zat terlarut ini menghalangi molekul-molekul pelarut untuk menguap. Akibatnya, jumlah molekul pelarut dalam keadaan uap berkurang, sehingga menyebabkan penurunan tekanan uap larutan (P). Penurunan tekanan uap terjadi karena adanya interaksi antara partikel-partikel pelarut dan partikel-partikel zat terlarut, yang mengurangi jumlah partikel di permukaan larutan yang bisa menjadi uap. Hasilnya, lebih sedikit partikel dari pelarut murni yang bisa menguap, sehingga tekanan uap keseluruhan larutan menjadi lebih rendah.
Bila tekanan uap jenuh pelarut murni dinyatakan dengan Po, tekanan uap jenuh larutan dinyatakan dengan P, maka besarnya penurunan tekanan uap jenuh dapat ditulis sebagai berikut.
                                        P = P0 -- P
Besarnya tekanan uap jenuh masing-masing komponen dalam larutan dirumuskan dalam hukum Roult, yaitu "tekanan uap larutan yang dapat menguap sama dengan tekanan uap jenuh komponen murni dikali dengan fraksi molnya pada suhu itu".
                                        P = P0. Xp
 Berdasarkan besarnya persamaan penurunan tekanan uap jenuh larutan (P), maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut.
                                        P = P0 . Xt