Mohon tunggu...
I Bagus Raka Dirgayusa
I Bagus Raka Dirgayusa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S2 Manajemen Undiksha

Fotografi dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Perilaku Keuangan Awal Mula Bisnis "Mixue"

2 Oktober 2023   11:43 Diperbarui: 3 Oktober 2023   15:50 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Selain fakta bahwa Mixue telah membuka banyak cabang dalam satu tahun terakhir, harga jualnya membuat banyak pemain outlet minuman gelisah tentang kualitasnya.Dalam hal harga, ada banyak merek yang lebih murah, terutama merek lokal. Namun, karena merek ini diimpor secara langsung dari Tiongkok, mereka menarik karena mampu memberikan harga yang sangat bersaing dan terjangkau di pasar tengah rendah. Produknya juga sangat baik, packagingnya bagus, dan desain outletnya menarik.

Selain itu, dengan model "kolaborasi"atau “kemitraan”, ekspansinya menjadi lebih cepat dan luas, bahkan masuk ke berbagai wilayah. Selain itu, menurut beberapa orang, jangka waktu pembayaran kembalinya cukup cepat karena mereka mampu menghasilkan trafik yang cukup besar dengan harga point mereka. Secara pribadi, produknya bagus untuk harganya. Namun perlu kita pahami bahwa brand Mixue tidak besar begitu saja sehingga perlu kita ketahui sejarah Mixue dari Pendirinya dan bagaimana perilaku keuangan yang terjadi.

Kajian Pustaka

Menurut perilaku keuangan (Rumini dkk., 2019), yang dikutip oleh Azizah, Nurul (2020), perilaku keuangan yang baik harus mencerminkan perilaku keuangan yang baik dan bertanggung jawab sehingga semua uang yang dimiliki individu, keluarga, dan masyarakat bahkan perusahaan dapat dikelola dengan baik. Hasil hidup yang baik, seperti kepuasan hidup, kesehatan mental, dan prestasi akademik atau profesional, terkait dengan perilaku keuangan yang positif. Oleh karena itu, sejak usia dini, sangat penting bagi setiap orang untuk mengembangkan kebiasaan yang baik dan bertanggung jawab dengan uang mereka. Di balik manfaat dan potensi yang ditawarkan bisnis brand Mixue, terdapat perilaku keuangan pendirinya dan bagaimana prosesnya sampai saat ini menjadi laris.

Selain itu, Hartati (2013) menyatakan bahwa perilaku keuangan dapat dibagi menjadi dua komponen penting: perilaku keuangan dilakukan secara efektif dalam proses pengadaan dana sehingga keputusan investasi lebih tepat dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Komponen kedua adalah bagaimana pengalokasian dana dijalankan, di mana perilaku keuangan dapat digunakan sebagai garis besar untuk semua tindakan keuangan yang berkaitan dengan pengalokasian dana.

Pembahasan

Pendiri Mixue “Zhang Hongchao” dan bagaimana sejarah “Mixue”sampai saat ini.

Inilah sosok pendiri Mixue, yang kini menjadi viral di Indonesia karena gerai-gerainya menjamur di banyak tempat, mirip dengan Indomaret dan Alfamart. Di setiap gerai, tertulis "Sejak 1997" dengan ikon khasnya, boneka putih dengan jubah merah yang memegang tongkat es krim, yang jelas merupakan salah satu minuman andalan Mixue selain teh. 

Meskipun Mixue sekarang memiliki banyak gerai, awalnya Hongchao. Untuk meringankan biaya keluarganya di Zhengzhou, seorang mahasiswa Universitas Henan, China, membuat Mixue sebagai es serut dan menjualnya di kios sederhana. Modal yang digunakan untuk memulai bisnis es serut Mixue berasal dari uang yang dikumpulkan dari pekerjaan paruh waktu saya dan pinjaman dari nenek saya. Saat itu, nenek Hongchao meminjamkan sekitar 4.000 RMB (setara USD 483 pada tahun itu) ke sang cucu. Setelah lulus kuliah, dia kembali ke Zhengzhou, mencari tempat untuk membangun warung dan mulai menjual es serut. Sebuah cerita tentang Hongchao yang dikutip Tribun Jatim dari PANDA!YOO mengatakan, "Toko bernama "es serut dingin" ini.

Gerai Mixue pertama sangat sederhana karena modal awal yang terbatas. Hanya meja lipat, beberapa bangku, dan lemari es. Hongchao bahkan membuat mesin es serut sendiri dengan membeli motor, turntable, dan cutter. Selain itu, produk utama toko, seperti smoothie, es krim, dan es serut, sangat unik. Dia mulai menjual teh susu di gerainya setelah bisnisnya berangsur-angsur membaik.

Dengan bisnis ini, Zhang Hongchao dapat menghasilkan lebih dari 100 RMB per hari. Namun, saat musim dingin tiba, masalah mulai muncul. Toko ditutup karena tidak ada penjualan. Tidak patah semangat, Zhang Hongchao membuka toko kedua setelah satu tahun dan mengubah namanya menjadi Mixue Bingcheng. Dengan kata lain, kastil es yang dibangun dari salju yang manis. Setelah itu, Zhang Hongchao membuka beberapa restoran yang berfokus pada masakan rumahan yang bekerja sama dengan orang lain di China dan Barat. Namun, upayanya gagal karena berbagai alasan. Situs resmi Mixue Bingcheng bahkan menampilkan komik strip yang menggambarkan kisah kebangkitannya.

Minuman kerucut Jepang adalah sumber inspirasi es serut Mixue. Pada tahun 2006, banyak es di kampung halamannya. Olimpiade Beijing diadakan pada tahun 2008. Karena laris manisnya, harga es serut naik sepuluh kali lipat selama peristiwa olahraga ini. Dari sinilah yang Zhang Hongchao melihat sebagai peluang bisnis untuk masa depan. Dia mulai mempelajari resep es krim di restorannya dan akhirnya tahu bagaimana berbagai bahan berbeda. Akhirnya, dia membuka toko es krim di sebelah restorannya dan tetap menggunakan nama Mixue Bingcheng. Zhang dengan telaten menghitung biaya dan akhirnya menetapkan harga es krim sebesar 2 RMB ketika toko lain menjualnya sekitar 10 RMB. Sejak toko dibuka, ada antrean panjang di depan pintu dan bisnisnya berkembang pesat.

Banyak orang ingin membuka toko Mixue pada 2007. Zhang juga mendirikan perusahaan waralabanya. Zhang memiliki lusinan toko yang mulai dibuka. Sementara situasinya semakin memburuk, Mixue Bingcheng secara resmi didirikan sebagai perusahaan pada tahun berikutnya, dengan jumlah toko waralaba lebih dari 180. Namun, masalah kedua muncul kembali. Ini kali ini tentang kandungan aditif susu. Menyertakan penyedia bahan baku Mixue Bingcheng. Saat itu, Mixue Bingcheng masih merupakan perusahaan keluarga, yang pada dasarnya adalah kerabat Zhang Hongchao, dan sulit untuk dikelola. Masalah rantai pasokan dan bisnis keluarga ini memberi Zhang Hongchao pelajaran penting. Agar bisnisnya berjalan dengan baik, dia memilih untuk mempekerjakan manajer profesional.

Untuk meningkatkan visibilitas dan pengaruh perusahaannya, Mixue Bingcheng memilih untuk bekerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd. pada 2010, dan dua tahun kemudian, mereka mulai membangun pusat penelitian modern dan pabrik pusatnya untuk menyiapkan rantai pasokan sendiri tanpa bergantung pada pemasok lain. Perusahaan mendirikan pusat logistik di Kota Jiaozuo, Provinsi Henan, pada 2014 untuk mengirimkan materi gratis ke seluruh negeri untuk waralaba.

Siklus transit Mixue Bingcheng telah dipersingkat dan biaya inventaris dan penyimpanan telah dikurangi berkat pusat pergudangan dan logistiknya sendiri. Ini menjadi merek minuman pertama di China yang memanfaatkan transportasi logistik gratis. Selain itu, Mixue BingCheng mendirikan pabrik produksi bahan baku dan jalur pengadaan bahan baku langsung. Dia lebih kompetitif karena biaya bahan bakunya sekitar 20% lebih rendah daripada rekan-rekannya.

Pada saat yang sama, Mixue Bingcheng setiap tahun memberikan puluhan juta pinjaman tanpa bunga kepada pewaralaba untuk membantu mereka mengatasi masalah keuangan saat membuka toko baru. Dengan jumlah total toko yang melebihi 1.000 pertahun, daya tarik Mixue Bingcheng bagi pewaralaba jauh melebihi merek lain di industri yang sama.

Ekspansi ke Luar Negeri.

Merek Mixue Bingcheng mulai berkembang di tahun-tahun berikutnya, bahkan mencapai ekspansi ke luar negeri. Mixue masuk ke Vietnam pada tahun 2018. Hanoi adalah gereja pertama di luar negeri. Pada tahun yang sama, Mixue Bingcheng secara resmi meluncurkan Snow King, gambar merek virtualnya. Saat ini, ada lebih dari 5.000 toko. Pada 2019, jumlah toko Mixue Bingcheng melebihi 7.000. Mixue Bingcheng memiliki lebih dari 10.000 toko di China pada Juni 2020. Merek minuman teh pertama yang memiliki 10.000 toko di seluruh negara. Di tahun yang sama, "Lagu Tema Mixue Bingcheng" mulai diputar di TV di toko offline nasional secara bersamaan. Lagu tema memulai "Jalan Menuju Ledakan Internet" setelah dirilis di platform Bilibili dan Tik Tok pada 3 Juni 2021. Di Weibo, Tik Tok, Bilibili, dan platform lainnya, pemutaran kumulatif lagu tema melebihi 2 miliar. Versi Jepang, Rusia, Rap, dan versi lainnya muncul secara bertahap. Karena itu, banyak penggemar es krim menyukai Mixue Ice Cream & Tea. Tidak mengherankan bahwa merek es krim asal China sekarang tersebar di seluruh Asia, termasuk Indonesia.

Mixue Ice Cream & Tea tersedia di China, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Mixue telah membuka 20.000 toko di China pada 2022 dan memiliki 10.000 toko di luar negeri. Anda dapat mencoba berbagai macam ice cream dan teh murah dari Mixue. Seperti halnya harga es krim Mixue cone yang hanya Rp8 ribu hingga harga boba sundae yang lebih dari Rp20 ribu, MXBC, juga dikenal sebagai Mixue Ice Cream & Tea, menjadi salah satu perusahaan es krim terbesar di China. Sejak awal 2021, Mixue telah mencapai pendapatan tahunan sebesar Rp44.7 triliun.

Dari histori Pendiri Mixue ini, dapat ditarik atau dilihat bahwa “Zhang Hongchao” telah mempertimbangkan perilaku keuangan untuk mengembangkan usaha brand Mixue :

Sesuaikan Model Bisnis

Pelaku usaha harus mengadaptasi dan mengikuti tren yang berubah, terutama dalam konteks perkembangan yang terjadi. Usaha bisnis harus beradaptasi dan memanfaatkan peluang saat menghadapi krisis. Bisnis terkadang perlu mengubah model bisnis mereka sendiri untuk terlihat menarik pelanggan sehingga apa yang dipasarkan dapat membuat pelanggan mebeli produk tersebut. Dengan cara ini, bisnis dapat terus mengikuti gaya dan preferensi konsumsi konsumen yang akan bertahan lama. Yang mana Zhang mulanya memulai usaha menggunakan mesin es serut yang dibuat sendiri sampai Zhang Hongchao melihat sebagai peluang bisnis untuk masa depan. Dia mulai mempelajari resep es krim di restoran dan akhirnya tahu bagaimana berbagai bahan berbeda untuk es krim yang sangat digemari.

Menyiapkan Anggaran Bisnis

Anggaran keuangan sangat penting untuk memulai perilaku keuangan yang baik, yang akan memudahkan pengalokasian perhitungan keuangan dalam usaha.  Anggaran ini harus mengatur dan mengelola semua kebutuhan keuangan, mulai dari pengeluaran, investasi, kebutuhan, dan pendapatan yang dimiliki, sehingga segala kegiatan keuangan yang dilakukan dapat diorganisasikan. Membuat anggaran tidak hanya membantu Anda mengetahui bagaimana dana dialokasikan, tetapi juga dapat membantu Anda menentukan apa yang harus Anda prioritaskan untuk kebutuhan bisnis Anda setiap bulan. Jika Anda disiplin dalam memilih dan memilah sesuai dengan prioritas yang dibutuhkan, Anda akan menjadi lebih baik secara keuangan karena Anda dapat menghemat semua aktivitas keuangan Anda untuk jangka panjang. Seperti yang dialami Zhang yang awalnya saat kuliah yang meminjam uang neneknya untuk membuka usaha yang sempat gagal beberapa kali serta sampai Zhang yang dengan telaten menghitung biaya dan akhirnya menetapkan harga es krim sebesar 2 RMB ketika toko lain menjualnya sekitar 10 RMB.

Lindungi Arus Kas.

Pebisnis harus menurunkan ekspetasi dari kinerja bisnis mereka selama usaha berjalan bahkan jika terjadi krisis. Usahakan agar fokus pelaku usaha tidak hanya pada kelancaran operasi tetapi juga pada keuntungan yang dapat diperoleh. Dengan pengalaman Zhang yang pernah gagal dalam usahanya, dan pada akhirnya mampu belajar serta melindungi kinerja bisnisnya saat mendirikan perusahaan waralabanya dimana biaya inventaris dan penyimpanan telah dikurangi berkat pusat pergudangan dan logistiknya sendiri..

Penutup

Kita tahu dari cerita di atas bahwa perilaku keuangan sangat memengaruhi pertumbuhan bisnis "Mixue", terutama karena ketekunan Zhang saat memulai usaha dan melakukan inovasi.  Rantai bisnis yang kuat akan muncul dari segala sesuatu yang dibangun dengan pondasi keuangan yang kuat. Perilaku keuangan sangat penting untuk menjalankan bisnis yang dapat bertahan di masa depan.

 

Daftar Pustaka

 

Linda Hasibuan, “Pendiri Mixue, Modal Awal 7 Juta Sekarang Ada 30.000 Gerai”, cnbcindonesia, diakses 01 Oktober 2023 dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221228102638-33-400787/pendiri-mixue-modal-awal-7-juta-sekarang-ada-30000-gerai

Azizah, Nurul Safura (2020). Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup Pada Perilaku Keuangan Pada Generasi Milenial. Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi),101.

 Hartati, Sri. 2013. Manajemen Keuangan Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Tersedia pada www. api – pwu. Com / wp – content / uploads / 2013 / 01 / Artikel – SriHartati.pdf (diakses tanggal 17 September 2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun