Mohon tunggu...
I Wayan Satwika Adhikara
I Wayan Satwika Adhikara Mohon Tunggu... Dokter - dokter

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Usus Buntu Jangan Dibiarkan

28 Oktober 2021   12:50 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:54 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba merasakan nyeri di lokasi perut kanan bawah sering disebut sebagai penanda kejadian awal dari penyakit usus buntu atau dalam istilah dunia kedokteran disebut dengan akut apendisitis. Penyebab dari penyakit ini beragam, mulai dari infeksi local di daerah sekitar apendiks, sisa kotoran yang telah membatu, benda asing ataupun keganasan.

Sering kali penyebab apendisitis atau radang pada usus buntu dikaitkan dengan banyak mengonsumsi cabai beserta bijinya, tidak sepenuhnya salah, begitupun tidak sepenuhnya benar, karena biji dari cabai dapat dianggap sebagai benda asing yang sulit dicerna, tapi kasus demikian sangat jarang, hampir serupa dengan angka kejadian apendisitis karena keganasan.

Beberapa orang beranggapan bahwa hanya nyeri perut kanan bawah saja sebagai penanda radang pada usus buntu, namun ada beberapa tanda lain seperti berkurangnya napsu makan, disertai mual atau muntah, demam, serta nyeri tidak langsung muncul di lokasi perut kanan bawah, awalnya nyeri dari uluhati kemudian berpindah dan menetap di kanan bawah yang disebut ligat sign. 

Untuk menegakkan diagnosis apendisitis dapat dengan pemeriksaan darah rutin dimana didapatkan peningkatan kadar sel darah putih sebagai penanda infeksi, serta dapat pula melalui pemeriksaan USG guna mencari gambaran peradangan pada usus buntu.

Untuk mengatasi penyakit ini, pilihan terapi yang dapat diambil adalah dengan pengangkatan bagian yang meradang melalui operasi atau yang disebut dengan apendesectomy, pada masa ini tindakan operasi tersebut dapat dilakukan dengan cepat,dan cenderung tidak menimbulkan luka, selain itu pemberian antibiotik dilakukan guna mengatasi infeksi yang telah berjalan. 

Ada pilihan lain dengan tarapi konservatif yaitu dengan bedrest total dan diberikan antibiotic, namun ini tidak dianjurkan karena perlu pengawasan ketat dan disiplin pada pasien guna mencapai kesembuhan dan hasil maksimal serta menghindari komplikasi pecahnya usus buntu yang telah meradang.

Sering kali orang abai dengan tanda radang usus buntu, dan beberapa kasus malah dibawa ke dukun dan dipijit, padahal hal tersebut amat berbahaya, sebab jika sampai pecah, usus buntu yang meradang dapat menyebabkan infeksi hebat di seluruh rongga perut, hingga menyebabkan kematian usus lain yeng tidak perlu dan dapat dihindari,hingga yang paling buruk dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu jangan abai dan segera periksakan jika sudah mulai mengarah pada radang usus buntu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun