Mohon tunggu...
I NYOMAN SUPRIADI
I NYOMAN SUPRIADI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya senang belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practise: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Pembelajaran Articulate Storyline-Geogebra

27 September 2022   13:00 Diperbarui: 27 September 2022   13:04 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Rata-rata nilai sikap dari pertemuan 1 sampai 4/dokpri

Best Practise: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Pembelajaran Articulate Storyline-Geogebra untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Keterampilan Menyelesaikan Soal HOTS

(berdasarkan pengalaman PPL PPG Daljab Kategori 2 Undiksha Tahun 2022)

Oleh: I Nyoman Supriadi, S. Pd

Tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam Kurikulum 2013 yaitu agar peserta didik dapat: 1) memahami konsep matematika; 2) menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada; 3) menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika; 4) mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan; 6) memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya; 7) melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan matematika; 8) menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematik (Kemendikbud, 2014).

Sesuai dengan tujuan di atas, seharusnya siswa yang berada pada tingkatan SMK sudah dapat berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) dan menyelesaikan suatu masalah. Dengan kemampuan ini, siswa akan lebih terampil menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya dan permasalahan matematika di kelas pada khususnya. Melalui pembelajaran matematika diharapkan juga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Seiring dengan tingginya motivasi siswa dalam belajar, kepercayaan diri dan semangat dalam belajar juga pasti akan menjadi tinggi.

Situasi yang bertolak belakang dengan pernyataan di atas terjadi pada siswa di kelas XII APHP2 SMK Negeri 1 Petang. Pada kenyataannya, siswa di kelas ini masih mengalami masalah yaitu masalah rendahnya motivasi belajar dan rendahnya keterampilan menyelesaikan soal tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS). Kebanyakan siswa masih merasa cepat bosan jika diajak belajar matematika. Mereka tidak terlalu tertarik dengan pelajaran matematika dan lebih tertarik dengan mata pelajaran kejuruan. Kondisi yang cukup memprihatinkan juga terjadi terhadap keterampilan menyelesaikan soal matematika tipe HOTS. Kebanyakan siswa kurang paham dengan soal yang harus dianalisis terlebih dahulu. Mereka akan lebih menyukai soal yang dijawab dengan langsung menerapkan rumus daripada mengurai maksud dari soal apalagi membuat model matematika dari soal tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, refleksi diri dan hasil wawancara dengan siswa, guru, serta kepala sekolah, akar penyebab rendahnya motivasi siswa dalam belajar ini adalah karena pembelajaran matematika di kelas cenderung monoton dan membosankan, siswa masih beranggapan bahwa matematika hanya untuk pelengkap saja di jenjang SMK serta guru kurang inovasi dalam pembelajaran di kelas. Adapun akar penyebab siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal HOTS adalah karena siswa sulit dalam memahami pernyataan implisit dalam soal yang relatif panjang, terjadi kesalahan mengubah informasi/fakta ke dalam pernyataan matematika serta jarangnya siswa dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-soal berorientasi HOTS. Berdasarkan akar penyebab masalah di atas, maka saya menawarkan solusi yaitu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media pembelajaran Articulate Storyline-Geogebra. Solusi ini dipilih karena menurut Lisnawati, dkk (2022) menyatakan bahwa (1) dalam PBL siswa aktif berpikir dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari, serta (2) dalam PBL siswa dituntut lebih kreatif dalam memecahkan masalah karena masalah yang diberikan adalah masalah terbuka.

Dipilihnya media pembelajaran Articulate Storyline untuk mendukung implementasi PBL ini karena penyajian Articulate Storyline sangat menarik karena ada animasi gambar, huruf dan warna, aplikasi ini lebih merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji serta juga pesan informasi secara visual mudah dipahami siswa. Saya memilih aplikasi Geogebra untuk mendukung aplikasi Articulate Storyline karena Geogebra adalah aplikasi yang sudah terkenal dan biasa dipakai untuk media pembelajaran matematika interaktif. Apalagi menurut Bernard, dkk (2020) menyatakan bahwa keunggulan Geogebra digunakan sebagai media pembelajaran adalah (1) adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada program Geogebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep, (2) Javascript pada Geogebra dapat dimanfaatkan agar media pembelajaran lebih interaktif.

Pengalaman ini penting untuk saya bagikan kepada teman sejawat/guru lain karena mungkin guru lain mengalami permasalahan yang sama di kelas atau di sekolah tempat mereka mengajar. Diharapkan dengan adanya berbagi pengalaman ini, guru lain juga bisa mengatasi permasalahan yang sama di sekolahnya. Dalam menerapkan pembelajaran ini saya melakukan banyak hal mulai dari perencanaan dalam bentuk RPP, menyusun bahan ajar, membuat media pembelajaran berbasis Articulate Storyline-Geogebra, menyusun evaluasi dan rencana refleksi, pelaksanaan pembelajaran, menganalisis hasil evaluasi dan memanfaatkan hasilnya sebagai bahan tindak lanjut. 

Dalam melakukan semua kegiatan tersebut saya melakukan kajian literatur dan mencoba mendalami terlebih dahulu tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan PBL, mencoba belajar otodidak aplikasi Articulate Storyline dan Geogebra melalui tutorial berupa teks dan video Youtube serta selalu berkonsultasi dengan dosen dan guru pamong untuk memperoleh masukan terkait dengan perangkat pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun