Mohon tunggu...
I Made Wira Ananta Sesana
I Made Wira Ananta Sesana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk dinikmati

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kegiatan Saat Umanis Galungan Secara Skala dan Niskala

11 November 2021   10:58 Diperbarui: 11 November 2021   11:53 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Hindu di Bali sehari setelah hari raya Galungan, tepatnya sekarang ini tanggal 11 November 2021 umat Hindu di seluruh Bali merayakan Rahina Manis Galungan yang jatuh pada Warespati (Kamis) Umanis Wuku Dungulan. Di mana hari Umanis Galungan merupakan hal yang juga sangat ditunggu-tunggu masyarakat Hindu Bali.

Di dalam pelaksanaan Umanis Galungan umat Hindu biasanya merayakannya dengan melakukan berbagai aktivitas baik secara skala maupun niskala. Pada hari ini masyarakat Hindu mengenang dan merasakan kebahagiaan atas kemenangan Dharma melawan Adharma.

Pada saat Manis Galungan masyarakat Hindu kuhusunya di Bali melampiaskan atau merayakan kegembiraan atas kemenangan Dharma melawan Adharma dengan mengunjungi dan bercengkrama dengan sanak-saudara, keluarga maupun tetangga. Selain itu masyarakat juga biasanya mengunjungi tempat-tempat atau objek wisata yang ada di daerahnya ataupun di luar daerah dalam rangka mengisi upacara Manis Galungan yang marupakan hari sehari setelah Galungan.

Biasanya masyarakat melakukan dan menggelar kegiatan ramah tamah dengan keluarga, tetangga, saudara dan lainnya dengan kegembiraan dan keceriaan. Biasanya di Dearah saya sendiri keluarga bersama dengan rombongan keluarga lainnya bepergian bersama ke tempat wisata sebagai suatu jalinan kekerabatan, dengan bercengkrama, bersendau gurau, dan makan bersama sebagai suatu jalinan kekerabatan dalam keluarga dan saudara.

Di daerah saya sendiri tepatnya di desa Delodbrawah masyarakat biasanya melaksanakan ngejot dan saling berbagi satu sama lain. Berbagi yang dimaksud adalah berbagi Surudan yaitu jajan ataupun buah-buahan dari hasil persembahan kemarin pada saat haru raya Galungan. Selain berbagi surudan juga berbagi makanan seperti hasil olahan daging yang disembelih saat penampahan Galungan. 

Itu semua dilakukan baik keluarga dengan kerabatnya, suadara dari jauh, maupun dengan tetangga. Hal ini dilakukan sejak dulu dan diwarisi hingga sekarang untuk mempererat dan menjalin kekerabatan lebih dalam lagi sehingga kebahagiaan dan kesenangan akan muncul tanpa adanya kebencian di dalam lingkungan hidup bermasyarakat.

Kegiatan lainnya yang dilakukan pada saat Manis Galungan secara skala yaitu dengan mengunjungi tempat wisata sebagai pelampiasaan atas kegembiraan masyarakat Hindu di Bali atas kemenangan Dharma melawan Adharma. Namun dalam melaksanakan atau melakukan kegiatan wisata tetap dengan mematuhi dan mentaati protokol kesehatan. 

Karena pada saat ini Virus Covid-19 belum sepenuhnya hilang dari muka bumi ini. Untuk itu dalam meminimalisir penyebarannya, alangkah baiknya kita tetap mematuhi protokol kesehatan, karena pemerintah sudah wanti-wanti menegaskan bahwa Virus Covid belum sepenuhnya hilang dan jangan sekali-sekali lengah.

Untuk daerah saya sendiri masyarakat bersama keluarga biasanya pergi ke pantai maupun ke kolam renang. Karena kedua tempat tersebut adalah wisata andalan desa Delodbrawah. Ada yang mandi di pantai, bermain bola,ada yang duduk manis di pinggir pantai sambil menyantap makanan yang dibawa, dan ada juga yang hanya sekedar jalan-jalan menelusuri garis pantai. Selain itu ada yang takut mandi di pantai bisa dengan alternatif lain yaitu mandi di kolam renang.

Biasanya pada saat manis galungan ini masyarakat kebanyakan pergi ke pasar dadakan yang ada di desa sebelah yaitu desa Tegalcangkring, yang tepatnya ada di Alun-Alun desa Tegalcangkring. Pasar ini biasanya menyuguhkan berbagai pakaian, seperti baju, celana, jaket, aksesoris, mainan, berbagai macam permainan yang menghibur dan lain sebagainya. Namun sekarang ini, dengan adanya Virus Covid-19 dan untuk memutus dan mencegah penyebaran virus Corona, Pasar tersebut tidak di buka.

Selain aktivitas yang dilakukan di atas, yang dilakukan secara skala, aktivitas saat Umanis Galungan juga harus diimbangi dengan melaksanakan aktivitas secara Niskala. Saat Umanis Galungan sebagai umat Hindu tidak hanya bertemu dengan sanak suadara,bersilaturahmi maupun mengunjungi tempat wisata. Akan tetapi hal tersebut belum lengkap dan perlu diimbangi dengan aktivitas niskala.

Manis Galungan merupakan hari dimana kita sebagai umat Hindu mengucapkan rasa syukur dan Angayubagia dengan cara bersenang-senang maupun silaturahmi. Di mana ini merupakan suatu wujud rasa kebahagiaan dan kegembiraan setelah merayakan kemenangan dengan mengunjungi sanak saudara, keluarga maupun tetangga.

Selain yang disebutkan tadi, dalam menyambut dan merayakan Umanis Galungan seharusnya dilengkapi dengan melaksanakan persembahyangan ke Pura Kawitan ataupun Pedarman masing-masing. Hal ini perlu dilakukan untuk terjadinya keseimbangan antara Skala dan Niskala. Di mana saat ini perlu adanya keseimbangan dan keharmonisasian antara religius dan spiritual serta skala maupun niskala.

Oleh karena itu sebagai umat Hindu kita seharusnya bisa melakukan persembahyangan di Pedarman dan Pura Kawitan masing-masing dengan cara melaksanakan tangkil ke pura tersebut. 

Jika tidak bisa atau ada halangan untuk tangkil, kita bisa melakukan persembahyangan, sembah bakti di merajan masing-masing. Karena di Merajan sudah di sediakan pelinggih yang disebut dengan Padmasari yang merupakan tempat pemujaan untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam menisfestasinya sebagai Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa.

Saat Umanis galungan masyarakat Hindu merayakan atas kemenangan, dengan rasa angayubagia, kebahagiaan yang hakiki dan kegembiraan, terbebas dari pengaruh Sad Ripu, Sang Tiga Buta, Tri Mala, Sapta Timira dan liannya. 

Di mana di hari ini, yaitu Umanis Galungan umat Hindu merayakan atas kemenangan tersebut. Kemarin pada saat Galungan merupakan kemenangan Dharma atas Adharma, di mana Adharma merupakan Awidya (kegelapan) dalam bahasa Bali disebut "Peteng" dimana manusia lupa tentang kesadaran dan tujuan hidup di dunia ini. 

Sebagai umat Hindu, menangkal Awidya bisa dilakukan dengan melaksanakan Subha Karma atau perbuatan baik. Saat Galungan kita sebagai umat Hindu merayakannya dengan  nanceb Penjor yang merupakan pelaksanaan sebagai rasa syukur kita atas kemakmuran dan kelimpahan anugrah yanng telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dan setelah itu lanjut dengan merayakan Umanis Galungan.

Mungkin masyarakat ada yang merayakan ataupun ada yang sudah mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing pada saat Umanis Galungan. Intinya dalam melaksanakan Aktivitas dalam rangka merayakan Umanis Galungan yang jatuh pada  Warespati Umanis Wuku Dungulan ini selain aktivitas dilakukan secara Skala atas rasa kegembiraan kemenangan Dharma dengan Adharma, seperti bersilaturahmi, mengunjungi sanak saudara, tetangga, keluarga, saling bercengrama satu sama lain, pergi ke Objek Wisata dan lainnya. 

Kita sebagai umat Hindu juga harus mengimbangi hal tersebut secara Niskala demi terwujudnya keharmonisan religius dan spiritual, dengan melakukan persembahyangan atau sembah bakti di Pura Kawitan dan juga Pedarman, dan bila tidak bisa tangkil alternatif lain yaitu dengan sembahyang di Merajan masing-masing.

Itulah kegiatan yang bisa dilakukan pada saat manis Galungan secara skala maupun niskala. Tentu kita mempunyai aktivitas masing-masing saat Umanis Galungan sesuai dengan tradisi daerah yang kita tinggali, karena Bali memiliki berbagai budaya dan tradisi yang masih melekat pada masyarakat.  

Nama : I Made Wira Ananta Sesana 

NIM : 2111031196 

Jurusan : Pendidikan Dasar

Prodi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun