Mohon tunggu...
I PUTU AGUNG MEGA PUTRA
I PUTU AGUNG MEGA PUTRA Mohon Tunggu... Lainnya - Tabanan, Bali.

Jadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Megelola Konflik dalam Sebuah Organisasi

8 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 8 Desember 2020   21:24 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.ilmu-ekonomi-id.com/

Organisasi adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, dimana mereka akan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh organisasi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pramuka, Karang Taruna, Partai Politik, dan lain-lain. 

Di dalam organisasi kita bisa menemukan banyak sekali ilmu yang mungkin kita tidak peroleh di tempat umum seperti di bangku sekolah. Seperti melatih kerjasama dengan orang lain, menjadikan mental lebih kuat, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, memperluas wawasan, melatih tanggung jawab, memiliki banyak relasi dan lain-lain.

Namun di dalam berorganisasi tentu kita akan mengalami sebuah konflik, karena di dalam organisasi terdapat banyak orang yang memiliki pendapat dan persepsi yang berbeda terhadap sebuah masalah. Konflik dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak yang saling bertentangan. 

Konfilk tidak selamanya bermakna negative, karena dengan adanya konflik kita bisa menemukan jalan yang terbaik untuk sebuah masalah yang sedang kita hadapi. 

Namun seseorang mungkin saja akan memperparah konflik, jika tidak benar dalam mengelola konflik. Berikut adalah cara  mengelola konflik menurut Stella Ting-Toomey (dalam West & Turner, 2017):

  • Avoiding ( Menghindar )

Berusaha menjauhi pertentangan yang terjadi dan mengelak dari diskusi yang berusaha dilakukan. Gaya konflik menghindar ini sebaiknya dilakukan jika kita menghadapi orang yang memiliki "kekuasaan" yang lebih tinggi dari kita. Apalagi pada saat keadaannya sedang tidak baik. 

Namun gaya konflik menghindar ini tidak selamanya baik. Karena jika kita terus menghindar maka konflik yang kita alami tidak akan kunjung selesai dan hal tersebut akan mengganggu pikiran dan perasaan kita.

  • Obliging ( Kesediaan )

Pengelolaan konflik dimana seseorang bersedia untuk mengabulkan permintaan orang lain dan mengikuti semua saran yang diajukan. Hal ini juga sebaiknya kita lakukan jika berurusan dengan orang yang lebih berkuasa atau orang yang lebih berpengalaman. 

Walaupun kita mungkin memiliki pendapat yang berbeda, tetapi menurut mereka yang lebih berpengalaman caranya adalah yang terbaik, maka pengelolaan konflik obliging ini harus kita lakukan. Karena jika kita terus kukuh dengan pendapat kita, hal tersebut bisa memperparah konflik yang terjadi.

  • Compromising ( Kompromi)

Pengelolaan konflik dimana seseorang alam mencari jalan tengah untuk mengatasi masalah. Di dalam pengelolaan ini dua pihak yang berkonflik akan menyampaikan pendapat mereka dan mendiskusikannya pendapat mana yang lebih baik. Lalu setelah menemukan solusinya mereka akan setuju untuk melakukan hal tersebut bersama-sama.

  • Dominating ( Mendominasi )

Individu akan menggunakan otoritas dirinya untuk membuat keputusan. Dalam gaya ini individu akan merasakan bahwa dirinya adalah orang yang paling berhak untuk menyelesaiakan masalah.

  • Integrating ( Integrasi )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun