Mohon tunggu...
I Gede Sutarya
I Gede Sutarya Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan akademisi pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Lahir di Bangli, 8 November 1972 dari keluarga guru. Pendidikan SD sampai SMA di tempat kelahirannya Bangli. Menempuh Diploma 4 Pariwisata di Universitas Udayana selesai tahun 1997, S2 pada Teologi Hindu di IHDN Denpasar selesai tahun 2007, dan S3 (Doktor Pariwisata) di Universitas Udayana selesai tahun 2016.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Purnama Kartika dan Kartika Purnama, Jejak Migrasi Kalinga ke Bali

19 Oktober 2024   13:39 Diperbarui: 19 Oktober 2024   13:48 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Kamis (17/10/2024), umat Hindu di Bali merayakan hari suci Purnama Kartika atau yang disebut Purnama Kapat (purnama pada bulan ke empat). Purnama Kartika ini merupakan pujawali pada Padmatiga-Besakih, Pura Ulundanu Batur (Songan), Pura Lempuyang Madya (Wikarman dkk, 2024). Pujawali pada Padmatiga-Besakih dan Ulundanu Batur (Songan) merupakan peringatan tentang turunnya leluhur Dewata Purusha (benih laki) dan Pradhana (benih perempuan) ke Bali untuk pertamakalinya, yang kemudian menurunkan seluruh orang Bali (Riana, 2024). Peringatan turunnya leluhur ke Bali ini menandakan peringatan tentang asal-usul awal pulau Bali ini ditempati manusia yang memiliki ras seperti manusia sekarang.Peringatan asal-usul ini berhubungan dengan peringatan Kartika Purnima di Odisha, India. Pada Kartika Purnima, masyarakat Odisha mengadakan perayaan untuk memperingati migrasi leluhur mereka ke tanah baru yang disebut Bali. Peringatan ini disebut Baliyatra atau perjalanan ke Bali ("Skilling Odisha," 2019). Peringatan ini menandakan cerita masa lalu tentang perjalanan orang-orang Kalinga ke Bali. Karena itu, peringatan ini bersamaan dengan peringatan asal-usul leluhur orang Bali, Indonesia yang disebut Bhatara Putranjaya dan Dewi Danuh.
Peringatan asal-usul orang Bali ini dikuatkan dengan pembacaan ritual majajiwan di Besakih, sebab dalam majajiwan disebutkan leluhur dari Keling. Majajiwan itu adalah ritual untuk mensensus penduduk Bali. Penduduk Bali yang disensus adalah pertama yang berleluhur di Keling (Odisha) dengan bahasa 'manira sakeng keling". Berikutnya adalah leluhur dari Singasari, dan Majapahit. Pembacaan majajiwan ini memperkuat adanya asal-usul leluhur dari Kalinga, India sehingga memperkuat peringatan pujawali Purnama Kartika.
Peringatan pujawali Purnama Kartika ini diperkuat dengan mitologi perjalanan Rsi Markendya ke Bali, sebab nama Rsi Markendya adalah nama rsi dari India. Mitologi dimuat dalam Lontar Markendya Purana yang menceritakan perjalanan Rsi Markendya ke Bali bersama orang-orang Aga. Secara geneologis, Rsi Markendya termasuk rsi dari kelompok Vedasira. Hal ini yang menyebabkan Bali memiliki peninggalan Lontar Vedasira (Lanus, 2021). Mitologi Markendya Purana dan peninggalan Vedasira ini memperkuat jalinan Bali-Kalinga yang diceritakan melalui tradisi upacara.
Jalinan Bali-Kalinga ini pernah diteliti secara arkeologi yang dilakukan Ardika (2019). Penelitian ini menguatkan hubungan Bali dengan India, sebab ditemukan manik-manik yang merupakan bukti perdagangan antara Bali dengan India. Prasasti-prasasti Bali Kuno juga menyebutkan nama-nama pusat pendidikan di India seperti Nalanda, Amarawati, dan Waranasi (Ardika, 2019). Penelitian ini menunjukkan hubungan kuat antara Bali dengan India pada masa-masa Bali kuno. Temuan-temuan ini memperkuat cerita ritual-ritual Bali melalui penelitian arkeologi.
Penelitian arkeologi ini merupakan bagian dari penelitian arkelogi tentang pengaruh India ke Nusantara, sebab munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di Nusantara. Contohnya adalah Kerajaan Kutai di Kalimantan, Kerajaan Kalinga di Jawa Tengah, dan Tarumanagara di Jawa Barat. Kerajaan-kerajaan ini menunjukkan kuatnya hubungan Nusantara dengan India pada zamannya. Hubungan-hubungan ini sampai juga ke Bali, sehingga banyak bukti-bukti arkeologi tentang hubungan tersebut di Bali.
Cerita-cerita ini diperkuat lagi dengan studi-studi DNA orang Bali, sebab DNA merupakan catatan dalam tubuh manusia. Studi DNA pada masyarakat Bali menemukan unsur-unsur DNA yang umum pada DNA India Selatan (JUNITHA & SUDIRGA, 2007). Temuan pada studi DNA ini menunjukkan bahwa cerita tradisi melalui ritual, mitologi, dan temuan arkeologi terkomfirmasi kebenarannya. Karena itu, studi DNA telah menjadi pintu masuk untuk komfirmasi dari pertemuan tradisi Purnama Kartika dengan Kartika Purnima.  

Daftar Pustaka
Ardika, I Ketut. (2019). Indianization and the Spread of Buddhism in Bali. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/82526331/0_20FULL_ICAPAW_2019_PROCEEDINGS-libre.pdf?


JUNITHA, I. K., & SUDIRGA, S. K. (2007). Variasi DNA Mikrosatelit Kromosom Y pada Masyarakat Bali Mula Terunyan. HAYATI Journal of Biosciences, 14(2), 59--64. https://doi.org/10.4308/hjb.14.2.59


Lanus, Sugi. (2021). AJARAN SUCI & SILSILAH PARA RSI MRKAEYA. https://purikauhanubud.org/ajaran-suci-silsilah-para-rsi-markandeya/


Skilling odisha. (2019). International Journal of Scientific and Technology Research.


Riana, Jro Mangku I Ketut. (2024). Tinjauan Babad: Sekilas Gunung Batur dan Pura Ulun Danu Batur. https://www.babadbali.com/pura/plan/batari-dewi-danuh.htm

Wikarman, I Nyoman Singgin dik. (2024). Kalender Hindu. Bangli: Yayasan Wikarman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun