Pemuda dan Pemilukada
Tanpa mengurangi penghargaan terhadap organisasi kepemudaan dan pembinaan terhadap generasi muda yang ada di Cilegon, nampaknya Pemerintah Kota Cilegon hendaknya lebih memacu pada pembinaan generasi muda Cilegon dengan target pencapaian terciptanya pemuda mandiri melalui kegiatan kewirausahaan.
Untuk mencapai kearah itu, ada dua hal yang amat penting yakni; Pertama, Adanya kesadaran dari pemuda Cilegon untuk berpacu menuju kemandirian, Kedua; Perlunya sosok pemimpin daerah yang mempunyai visi yang jelas terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan bidang kepemudaan.
Dalam hal yang pertama, menurut saya tidak terlalu sulit untuk di kembangkan mengingat organisasi kepemudaan di Cilegon cukup banyak dan potensial. Tinggal bagaimana caranya Organisasi kepemudaan ini bisa menggandeng Pemerintah dan Industri di Cilegon untuk dijadikan sebagai mitra dalam melaksanakan program-program kepemudaan yang mengarah kepada pencapaian kewirausahaan tersebut..
Sedangkan dalam hal yang kedua, Pemilukada Cilegon 9 Mei yang akan datang merupakan momentum penting bagi para pemuda untuk bisa memilih Walikota yang konsen dengan bidang kepemudaan. Dilain pihak Pemilkuda juga merupakan kesempatan yang baik bagi pemuda untuk tampil kedepan menjadi pemimpin Cilegon.
Generasi muda sebagai bagian dari masyarakat, mempunyai nilai jual yang tinggi. Sehingga wajar menjadi skala prioritas dimasukkan dalam agenda program pembangunan untuk menepis pola pikir Pragmatis, utopis, dan hedonis. Kita mengharapkan kepad generasi muda cilegon tidak apatis terhadap agenda-agenda demokrasi seperti Pemilukada ini
Pemiukada sebagai sarana demokrasi local dalam melanjutkan estafeta kepempinan daerah, diharapkan mampu menciptakan dua hal yang sudah dibahas diatas. Tergantung dari sikap politik pemuda dalam menentukan pilihannya. Apakah mampu menyaring calon walikota yang visioner terhadap kepentingan pemuda atau tidak.
Untuk sampai kearah itu, hendaknya para pemuda mempunyai pertimbangan yang matang dalam menentukan sikap politik. Visi Misi yang disuguhkan masing-masing calon tak ubahnya dengan barang dagangan yang sedang di jajakan. Oleh karenanya pemuda harus pandai melihat visi misi itu rasional atau tidak.
Dari sekian Calon Walikota, ada yang mengajukan visi Melanjutkan Pembangunan. Saya memandang inilah satu-satunya yang paling rasional dan sangat relevan dengan kondisi masyarakat sekarang yang masih sangat membutuhkan pendidikan dan pengobatan gratis, Bantuan masyarakat langsung dan honor bagi guru-guru madrasah serta honor RT/RW. Tentu saja misi melanjutkan pembangunan ini tidak terbatas pada hal-hal diatas, tetapi bagimana walikota Cilegon yang baru bisa melanjutkan program pembangunan yang sudah dicanangkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) yang sudah ditetapkan Legislatif sebagai petunjuk arah pembangunan Kota Cilegon ke depan.
Adapun pasangan calon lain, saya melihat visinya masih abstrak. Thema perubahan yang ditawarkan salah satu pasangan calon, tidak menjelaskan perubahan apa yang akan dibenahi. Ibarat seorang anak yang ingin minta ganti baju, tapi belum tahu baju apa dan bahan apa yang akan dipakai. Inilah yang saya katakana visi misi yang abstrak.
Ada juga Calon yang terlau utopis dengan keinginannya memajukan Cilegon dengan keindahan dan pembukaan lapangan kerja dan mengklaim dirinya memperhatikan masyarakat kecil. Hal ini sangat utopis, karena bagaimana ingin memperhatikan masyarakat jika sebelumnya tidak pernah berbaur dan berkiprah di masyarakat serta tidak memiliki pemahaman akan kearifan local.