Mohon tunggu...
Slamet Supriyadi
Slamet Supriyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Content Writer di https://respontrik.blogspot.com

Belajar menjadi seorang Content Editor di berbagai Platform Blogging

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Pendek tentang Persahabatan

18 September 2019   22:55 Diperbarui: 17 November 2020   18:36 3769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku" Mam lho bawa uang berapa
"Imam" bawa ni, 50 ribu lah

Dalam hati kecilku berkata, yallah 50 ribu mana cukup buat naik bis ke Jakarta. Untungnya saat itu saya bawa uang 350 ribu sehingga aku merelakan uang tersebut agar bisa berangkat bareng sama imam. Mungkin dia sedang tidak punya uang jadi tidak apa apa aku sedikit membantu agar dia tidak stres lagi teringat mantan kekasih-nya yang di kampung.

"Aku" ya sudah, ini aku ada tambahan sedikit uang buat kamu naik bis
"Imam" terus kamu sendiri gimana ?
"Aku" sudah, Kamu tidak perlu khawatir. Aku masih ada kok
"Imam" ya sudah, Terimakasih ya mas ...
"Aku" iya sama sama.
"Imam" Ow iya, Nanti disana aku langsung bisa kerja atau tidak
"Aku" kalau itu terserah kamu mam, kalau tidak capek bisa langsung kerja. Mendingkan nanti langsung dapat uang dan bisa buat makan
"Imam" ow Iya benar mas. Ya sudah

Kami berdua langsung beli tiket ke Tanjung Priok Jakarta Utara dan Langsung naik bis. Setelah menunggu selama 30 menit kami pun berangkat bersama penumpang lainya. Banyak pedagang yang masuk keluar bis saat itu. Aku masih ada sisa uang 200 ribu dan karena lapar aku pun membeli makanan. Tak lupa aku menoleh kesamping dan ternyata imam sedang tidur pulas kelihatannya. Namun aku tidak yakin kalau imam itu tidur, aku hanya berfikir dia mencoba menghindar dari pedagang yang masuk ke bis.

"Aku" mam ... Imam .. bangun mam ...
"Imam" ow Iya mas, Ada apa ? Sudah sampai ya ...
"Aku" belom mam, masih lama .. kamu lapar gak ?
"Imam" ow aku ..( dengan nada gugup) aku masih kenyang mas ...
"Aku" yakin ni ?
"Imam" iya mas, serius ...
"Aku" Pak pak, lontongnya 2 lagi ya sama gorengannya sekalian. Ini mam, kamu makan dulu baru tidur lagi, aku yakin kamu pasti lapar
"Imam" Terimakasih mas, maaf ya jadi ngerepotin begini...
"Aku" sudah lah , mana mungkin aku kenyang sendiri sedangkan temen aku kelaparan mam.
"Imam" ah kamu ini, sekali lagi. Terimakasih ya mas ...
"Aku" iya, sudah makan dulu nanti baru tidur lagi.

Imam dengan lahapnya memakan lontong yang aku berikan tadi. Dia kelihatan -nya lapar sekali. Sungguh aku tidak tega melihat-nya. Aku hanya bisa berharap semoga dia bisa diberi rezeki sesampainya di Jakarta dan dipulihkan pikirnya dari perasaan kecewa yang selama ini ia pendam. Nantikan update Cerpen persahabatan di lain waktu ya ... Terimakasih sudah membaca.


Cerpen Persahabatan terbaik antar pedagang Es Krim 1 Profesi

Biasanya, Kalau orang jualan keliling akan berebut pangkalan dan wilayah. Ini sering aku amati, bahkan pernah juga melihat ada pedagang es krim berantem merbutkan wilayah, Pikirnya jika si A lewat dijalan itu lebih dulu maka si B tidak akan laku. Akhirnya merema berantem. Inilah kisah cerita pendek yang mungkin pernah kalian alami semasa hidup kamu.

"Aldi" Kok sepi banget ya, pada kemana ini orang. Masa jam 11 masih dapat 30.000, Gimana bisa kaya kalau begini terus.

Aldi adalah pedagang Es krim diamond Keliling yang saat itu sedang mengalami kesulitan. Dagangan dia tidak laku sehingga dia merasa kesal dengan dirinya. Tak lama kemudian, lewat salah seorang pedagang es krim yang sama dan dia berhenti ketika melihat aldi.

"Rendi" Hy bro, Gimana Laris? ujar Rendi kepada Aldi. Mendengar sapaan Rendi, Aldi terlibat agak kesal.  

"Aldi" Biasah ini bro, Sepi mulu. sudah 1 minggu jualan gak laku, Coba bayangin! kalau begini terus, kapan saya bisa pulang kampung Ren? Ow iya, kamu paste rame ya,  dapat duwit berapa?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun