Momen Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Piala Eropa di Stade de France, Perancis, tidak hanya memberi senyum dan kebahagian bagi seluruh warga Portugal, melainkan juga perasaan bangga bagi Nike. Sebab, tahun 2016 menasbihkan perusahaan olahraga asal Amerika Serikat itu sebagai penguasa apparel sepak bola global.
Dua pekan sebelum final Piala Eropa 2016, Nike memenangkan rivalitas dengan pesaing utama, yaitu Adidas, di bumi Amerika. Hal itu tidak lepas dari klaim juara Copa America Centenario oleh Chile (yang disponsori Nike) setelah mengalahkan Argentina dan megabintangnya Lionel Messi yang didukung oleh Adidas.
Xby TurboMac
Dan, partai final Piala Eropa 2016 adalah sepenuhnya panggung Nike. Dua negara yang bertanding, Portugal dan Perancis, menggunakan jersey yang tercantum logo swoosh Nike di dada. Lalu, hadir pula Cristiano Ronaldo, duta utama brand Nike Football, serta pencetak gol semata wayang di laga itu, Eder, juga menggunakan sepatu Nike Mercurial Vapor 11.
Bert Hoyt, Wakil Presiden dan Manajer Umum Nike wilayah Eropa Barat, mengatakan, partai final di Paris merupakan sebuah kebanggan bagi Nike. Secara khusus, lanjut Hoyt, Nike memberi selamat kepada Ronaldo dan kolega atas gelar perdana mereka.
“Portugal mendemostrasikan semangat tim yang mengagumkan dan kegembiraan atas kemenangan yang diraih, meski kehilangan kapten mereka Cristiano Ronaldo. Pertandingan itu menandai musim panas yang hebat bagi Nike Football dan mengonfirmasi kepemimpinan kami secara global di permainan paling populer sejagad,” kata Hoyt dikutip dari campaignlive.co.uk.
Kemenangan Portugal di partai final juga menjadi momen bersejarah bagi perusahaan yang berdiri tahun 1964 itu. Portugal ialah tim nasional pertama yang disponsori Nike mampu menjadi kampiun Piala Eropa.
Sejak Piala Eropa memperkenalkan logo apparel di seragam timnas pada 1984, Adidas menguasai tujuh edisi sebelumnya. Perusahaan asal Jerman itu hanya sekali kecolongan, yaitu ketika Denmark, yang disponsori Hummel, menjuarai Piala Eropa 1992.
Nike sendiri baru terjun ke cabang sepak bola pasca Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Ketika berdiri 30 tahun sebelumnya, sepatu Nike diproduksi khusus untuk cabang olahraga atletik. Sepatu Nike pertama kali dibuat oleh pelatih atletik Universitas Oregon, AS, Bill Bowerman, untuk anak didiknya Phil Knight.
Benua Eropa memang menjadi target invansi utama Nike sejak akhir dekade 1990-an, terutama mereka ingin meruntuhkan dominasi Dassler bersaudara yang telah hadir di seragam sepak bola klub dan negara di benua biru sejak 1970-an.
Adolf “Adi” Dassler dan, sang kakak, Rudolf Dassler merintis perusahaan sepatu olahraga bersama pada 1924 yang diberi nama Gubredur Dassler Schuhfabrik. Ketika hubungan mereka merenggang pada 1948, keduanya sepakat berpisah. Adi melanjutkan usahanya dengan Adidas, lalu Rudolf membentuk Puma. Mereka pun tetap berfokus pada cabang sepak bola yang memang berkiblat di benua Eropa.
Statistik
Nike membutuhkan 22 tahun untuk berhasil menginvasi Eropa dan memenangkan panggung di ajang Piala Eropa. Hal itu pun diperkuat dengan berbagai statistik menganggumkan sepanjang turnamen Perancis 2016.
Xby TurboMac
Memang dari sisi seragam di Piala Eropa tahun ini, timnas pengguna Nike hanya berjumlah 6 negara, sehingga kalah jumlah dari Adidas yang digunakan oleh 9 negara, lalu ada Puma dengan 5 negara.
Seperti diungkapkan di laman Football Boots DB, sebanyak 60,8 persen pesepakbola yang berlaga di Piala Eropa 2016 menggunakan sepatu bermerek Nike atau berjumlah 320 pemain. Lebih spesifik, model Nike Mercurial paling banyak digunakan dengan mencapai 135 pemain.
Jumlah tersebut unggul jauh dari 164 pemain yang menggunakan sepatu berlogo tiga strip. Selain itu, sebanyak 59 gol (56,7 persen dari total gol) di Piala Eropa diciptakan oleh pemain yang menggunakan sepatu Nike. Nike Mercurial lagi-lagi mendominasi statistik dengan berhasil mencetak 36 gol sepanjang Piala Eropa 2016.
Sementara itu, pemain yang menggunakan sepatu Adidas hanya berhasil menyarangkan 31 gol (22 gol dengan Adidas X dan 9 gol dengan Adidas Ace).
Apabila bergeser ke benua Amerika, statistik serupa juga berlaku. Selama Copa America Centenario 2016, sepatu Nike paling banyak digunakan dengan jumlah 142 pemain atau 58 persen dari total pemain yang berlaga di turnamen itu. Lalu, dari 78 gol yang diciptakan selama edisi satu abad Copa America, 50 gol di antaranya diciptakan oleh pemain yang menggunakan sepatu Nike, sedangkan Adidas hanya menyumbang 22 gol.
Seperti nama Nike yang diambil dari Dewi Kejayaan milik mitologi Yunani, tahun 2016 menandakan era kejayaan Nike menguasai “mekkah” sepakbola dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H