Lupakan rivalitas antara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang sudah berjalan nyaris satu dekade terakhir. Kini, Ronaldo memiliki rival baru pada diri Antoine Griezmann.
Musim ini rivalitas Ronaldo dan Griezmann sudah menguasai daratan Benua Biru. Derby Madrid di Final Liga Champions, lalu pertemuan Portugal melawan Perancis di partai pamungkas Piala Eropa 2016 menjadi penandanya. Pada dua duel terakbar tahun ini CR7 memang masih menunjukkan kedigdayaannya atas Griezmann.
Namun, jangan menepikan potensi besar dalam diri bintang Atletico Madrid itu. Di usia yang baru menginjak ke-25, Griezmann sudah berhasil mencuri panggung Messi di babak perempatfinal Liga Champions musim 2015/2016. Ia pula dua kali berturut-turut mempencundangi kiper terbaik di dunia saat ini, Manuel Neuer, di babak semifinal Liga Champions dan Piala Eropa 2016.
Ia memiliki tinggi yang terbilang mungil bagi orang Eropa, yakni 1,75 meter. Angka itu berbeda 10 cm dibanding sang megabintang Portugal. Ia juga tidak memiliki kekuatan kaki dan otot leher sekokoh Ronaldo yang mampu melakukan lompatan hingga 1 meter dan memberikan tandukan mematikan bagi penjaga gawang lawan.
Tetapi, ia memiliki kecepatan dan penempatan posisi yang baik, sehingga bisa berada di posisi menguntungkan untuk mencetak gol dengan kepalanya. Hal itu telah ia tunjukkan ketika satu tandukannya menjadi penyemangat Perancis usai tertinggal lebih dahulu oleh Republik Irlandia di babak 16 besar Perancis 2016.
Saking besarnya peran Griezmann bagi Perancis, tak heran 13 panel pemantau teknis UEFA yang terdiri, di antaranya, Sir Alex Ferguson, Gareth Southgate, Savo Milosevic, Thomas Schaaf, dan Jean-Paul Brigger, memberikan suara bulat kepada Griezmann sebagai pemain terbaik Piala Eropa 2016. Enam gol dan dua asis merupakan bukti akurat sinar terang kebintangannya.
Manajer Arsenal Arsene Wenger pun menjagokan Griezmann sebagai pesaing Ronaldo sebagai kandidat pemain terbaik dunia 2016. “Bagi saya, Griezmann adalah kandidat peraih bola emas (Ballon d'Or). Ia memiliki keuntungan usia dan penampilannya di Piala Eropa adalah hal luar biasa. Tahun ini ia juga melaju ke final Liga Champions dengan mencetak gol di seluruh partai besar, tanpa menyebut 22 gol di La Liga, mengapa tidak Ballon d'Or?” kata Wenger dikutip dari laman FourFourTwo.
Pandangan Wenger tentang “Grizou” diamini pula oleh legenda Barcelona dan Bulgaria, Hristo Stoichkov. Menurut dia, penampilan Griezmann telah mengejutkan seluruh pasang mata dan telah memainkan sepakbola yang spektakuler.
Namun,Griezmann tidak mau jumawa dan memilih rendah hati atas segala pujian yang ditujukan padanya. Bahkan, ia menjagokan Ronaldo untuk meraih Ballon d'Or keempat.
Ya, Griezmann tidak salah ucap dengan mengunggulkan Ronaldo. Selama kampanye 2015/2016, CR7 telah mempersembahkan gelar ke-11 Real Madrid di pentas Liga Champions, serta meraih gelar teristimewa yakni Piala Eropa perdana bagi Tanah Airnya Portugal.
Di level individu, pria berusia 31 tahun itu secara konsisten mencetak 50 gol lebih dalam enam musim beruntun bagi El Real. Lalu, memegang rekor pencetak gol sepanjang masa Real Madrid, pencetak gol terbanyak di Liga Champions, menjadi pesepakbola pertama yang mencetak gol di empat turnamen Piala Eropa, dan, terakhir, menyamai sembilan gol Michel Platini sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Eropa.
Padahal, di awal 2016, muncul berbagai argumen yang mengatakan bahwa musim 2015/2016 adalah tahun terburuk CR7. Penyebabnya, ia gagal mencetak gol di laga-laga besar El Galacticos, salah satunya kekalahan 0-4 dari Barcelona pada November 2015.
Meski begitu, Ronaldo menunjukkan cara terbaik untuk menyinarkan bintangnya. Satu gol ke gawang AS Roma di Stadion Olimpico, trigol ke gawang Wolfsburg di Stadion Santiago Bernabeu, serta sundulan dan satu asis ke gawang Wales merupakan tiga momen magis yang diciptakan CR7 selama 2016.
“Kalau di musim terburuk ia dapat mencetak 50 gol, meraih trofi Liga Champions, dan membawa Portugal ke final Piala Eropa, maka saya tidak ingin lagi melihat musim baiknya,” ujar legenda Inggris, David Beckham, mengenai penampilan CR7 selama kampanye 2015/2016.
Pelengkap Ballon d'Or
Setelah kita memiliki Ronaldo dan Griezmann sebagai dua kandidat peraih Ballon d'Or tahun ini, tentu diperlukan satu lagi pemain untuk melengkapi tiga pemain terbaik yang akan menerima suara dari seluruh pelatih dan pemain internasional di dunia.
Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi, satu slot pemain itu mungkin diperebutkan oleh trio MSN (Messi-Suarez-Neymar). Neymar bisa saja tercoret dari daftar karena prestasinya cenderung kurang menonjol, kecuali kalau ia berhasil memberi medali emas pertama bagi “Selecao” di ajang Olimpiade Rio de Janeiro.
Messi, di luar tiga kasus pengemplangan pajak yang berujung vonis 21 bulan penjara oleh pengadilan Spanyol, memiliki musim yang dibilang penuh duka. Gagal mempertahankan gelar Liga Champions dan, yang membuat air matanya tumpah, yaitu kegagalan memberi gelar bagi Argentina. Ia pun memutuskan pensiun dari level internasional.
Sementara itu, Suarez berhasil menjadi sosok sentral bagi gelar ganda domestik El Barca dengan 59 gol sepanjang kampanye 2015/2016. Di level internasional, Suarez dihambat cedera untuk memberi yang terbaik bagi Uruguay di Copa America Centenario 2016, hingga ia memukul bangku cadangan dan memaki pelatih Uruguay Oscar Tabarez yang enggan memaikannya.
Siapapun sosok pelengkap itu, ya, lupakan rivalitas Ronaldo dengan Messi. Sorot perhatian pantas diberikan kepada Griezmann. Sebab, pria Perancis siap memberikan kisah persaingan baru bagi Ronaldo setidaknya hingga 3 tahun mendatang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H