Mohon tunggu...
Hayya Hubdiina Islami
Hayya Hubdiina Islami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tenis Meja, Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Tradisi Bekarang: Kearifan Lokal Turun-Temurun Masyarakat Pesisir Bintan

22 April 2024   20:44 Diperbarui: 22 April 2024   20:49 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping upaya internal yang dilakukan untuk mempertahankan tradisi bekarang, masyarakat pesisir Bintan juga aktif menjalin kerja sama dengan pihak eksternal, termasuk lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan lembaga penelitian, untuk mendukung pelestarian kearifan lokal mereka. 

Kolaborasi ini menjadi landasan yang penting dalam upaya memperkuat dan melestarikan praktik bekarang agar tetap relevan dan berkelanjutan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.  

Dalam kerja sama ini, masyarakat pesisir Bintan tidak hanya menerima bantuan finansial atau teknis, tetapi juga memperoleh akses ke sumber daya tambahan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaharui dan mengembangkan praktik bekarang mereka. 

Misalnya, melalui penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian, mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika ekosistem laut dan strategi manajemen sumber daya yang berkelanjutan. Selain itu, dengan dukungan dari lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah, mereka dapat mengakses pelatihan dan program pengembangan kapasitas yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan praktik bekarang mereka.

Kerja sama dengan pihak eksternal juga memungkinkan masyarakat pesisir Bintan untuk lebih terlibat dalam forum pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan dan kearifan lokal. 

Dengan demikian, mereka dapat memiliki suara yang lebih kuat dalam menentukan arah kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan sumber daya laut dan keberlanjutan praktik bekarang. Secara keseluruhan, kolaborasi dengan pihak eksternal tidak hanya memperkuat upaya pelestarian kearifan lokal, tetapi juga memperkuat hubungan antara masyarakat pesisir Bintan dengan pemangku kepentingan luar yang peduli terhadap kelestarian alam dan budaya mereka.

Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa praktik bekarang di Pulau Bintan bukan hanya sekadar metode menangkap ikan, tetapi juga merupakan warisan budaya yang kaya akan kearifan turun-temurun dan nilai-nilai tradisional. Meskipun dihadapkan pada tantangan dari perubahan iklim dan modernisasi, masyarakat pesisir Bintan secara tekun mempertahankan praktik bekarang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. 

Kolaborasi dengan pihak eksternal juga menjadi kunci dalam upaya mereka untuk melestarikan dan mengembangkan praktik ini secara berkelanjutan. Dengan demikian, praktik bekarang bukan hanya menjadi simbol kearifan lokal, tetapi juga menjadi cermin dari kesatuan antara manusia, budaya, dan alam di Pulau Bintan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun