Namaku Alina, seorang siswi tingkat 2 di bangku SMA negeri yang sejujurnya, yah, biasa-biasa saja. Aku tidak rajin-rajin sekali, tidak pula malas. Aku juga masih sering merasa ketinggalan juga tidak paham akan materi yang diajarkan di sekolah. Walau ada juga materi yang aku bisa pahami. Hari-hariku berjalan seperti kebanyakan anak SMA zaman sekarang. Sekolah dari pagi hingga pukul 3 sore, lalu tambahan atau les di bimbingan belajar swasta hingga pukul setengah 8 malam. Juga ekskul di hari Jumat sebelum akhir pekan tiba. Tidak ada yang spesial. Rutinitas monoton yang terus berlangsung sejak aku duduk di bangku kelas 1 SMA. Membosankan. Jenuh. Meletihkan. Hal-hal yang lumrah muncul di kepalaku disaat sedang melaksanakan rutinitas monontonku.Â
Hari ini pun sama saja. Rutinitas yang sama dengan rasa bosan dan letih yang sama. Tidak pernah berkurang, tidak pula bertambah. Bangun pukul 5 pagi aku melaksanakan kebiasaan pagiku sebelum sekolah. Beribadah, membersihkan diri, juga sarapan. Tidak lupa dengan kebiasaan kecilku untuk minta dimudahkan walau sedikit saja dalam menjalani aktivitas di hari ini. Tepat pukul 5 lebih 40 menit aku diantar ibu naik motor memulai perjalanan ke sekolah. Lewat jalan yang selalu sama. Membosankan. Sampai di sekolah, berbicara dengan teman sekelas sambil menunggu bel masuk berbunyi. Sama saja. Tidak ada yang berubah.Â
Well, mungkin ada sedikit perubahan. Tidak tahu kenapa sejak tadi kepalaku berdenyut sakit, badanku; spesifiknya pundakku juga rasanya dibebani dengan beban super berat yang jika beban itu sungguhan kupikul di dunia nyata, kemungkinan pundakku akan memar atau malah lebih parah lagi, langsung patah. Ditambah lagi, entah mengapa, teman sebangku-ku terasa menyebalkan. Apapun yang dia lakukan membuat aku terusik dan merasa jengkel. Ugh, ada-ada saja.Â
"Ting!" Terdengar notifikasi aplikasi telekomunikasi dari ponsel pintar milikku. Dengan ogah-ogahan kubuka pesan tersebut, siapa tahu penting.Â
Kayla kakel sma : gimana progres materi ekskul ?
Begitulah kira-kira isi pesannya. Melelahkan. Aku sudah berusaha mengingatkan anggota ekskulku tentang materi ini sejak minggu lalu. Tidak ada yang menggubris. Sampai lelah dan jengkel aku dibuatnya.Â
"Ting!" Terdengar kembali suara notifikasi aplikasi tersebut. Ternyata dari grup lain. Masih topik yang sama. Membosankan.Â
Nara: Guys! Gimana nih? Acaranya tinggal 2 hari lagi!
Lila: Yah, mau gimana lagi, kita ngebut ya, Guys!
Rizal : Butuh apa aja?
Huft! Pembicaraan yang harusnya sudah dilakukan dari seminggu lalu juga baru dilakukan sekarang. Sangat menjengkelkan. Aku memutuskan untuk hanya membaca pesan tersebut dan lanjut belajar. Apalagi dengan denyutan kepalaku ini. Benar-benar membuat tidak nyaman. Suasana hatiku semakin memburuk.