Mohon tunggu...
Hylmi Dzulyanda Riyandi
Hylmi Dzulyanda Riyandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta

Saya adalah Mahasiswa Prodi Film dan Televisi di ISI Surakarta yang masih belajar berkembang di dunia sinematografi dan filmmaking.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Seni Tari Ebeg

2 Januari 2025   17:28 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:33 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penabuh gamelan,  pada pementasan Ebeg di Kelurahan Pabuaran, Minggu. (22/12/2024)

Seni Tari Ebeg Banyumasan merupakan  warisan budaya bangsa Indonesia yang kaya dan bernilai khususnya daerah Banyumasan Jawa Tengah. Tarian ini bukan sekedar hiburan semata, namun juga mempunyai nilai sejarah dan budaya yang mendalam. Dalam konteks globalisasi dan modernisasi yang semakin meningkat, pelestarian kesenian Ebeg merupakan tantangan dan tanggung jawab bersama.

Sejarah dan Arti Penting Seni Ebeg

Ebeg, yang juga dikenal sebagai Kuda Lumping, menggambarkan prajurit yang sedang berlatih perang  menggunakan alat peraga berbentuk kuda yang ditenun dari  bambu. Tarian ini mempunyai akar sejarah yang mendalam terkait dengan perjuangan masyarakat Banyumas melawan tuan kolonial Belanda pada abad ke-18. Ebeg bercerita tentang keberanian dan keberanian para ksatria melalui gerak tari yang dinamis.

Pertunjukan Ebeg tidak hanya menampilkan keindahan gerak, namun juga memasukkan unsur ritual mistis seperti kesurupan yang diyakini sebagai salah satu bentuk komunikasi dengan leluhur. Hal ini memberikan setiap pertunjukan dimensi spiritual dan sosial.

Di era digital saat ini, seni ebeg menghadapi berbagai tantangan. Globalisasi membawa masuk budaya asing dan dapat mengalihkan perhatian generasi muda dari tradisi lokal. Oleh karena itu penting untuk menemukan cara inovatif untuk merangsang minat terhadap Ebeg.

Purwanto dari Watumas, Purwokerto Utara, selaku penyelenggara pementasan Ebeg pada wawancara 22 Desember 2024 menjelaskan:

“Ebeg Banyumasan merupakan simbol budaya lokal yang adaptif dan dengan tangan kreatif generasi muda tradisi ini akan terus eksis dan relevan dengan dinamisme zaman.”

Peran generasi muda dalam melestarikan Ebeg

Generasi muda memegang peranan penting dalam melestarikan Ebeg. Mereka bukan hanya sekedar penonton, namun peserta aktif dalam melestarikan tradisi ini. Beberapa sekolah di Banyumas telah mulai memasukkan Ebeg ke dalam kurikulum pendidikan seni mereka.

Selain itu, dunia seni rupa muda juga melakukan inovasi dengan memanfaatkan platform digital untuk memperkenalkan Ebeg kepada khalayak yang lebih luas melalui webinar dan kolaborasi dengan seniman kontemporer.

Generasi muda mempunyai potensi besar untuk menjaga keberlangsungan kesenian Ebeg. Selain itu, komunitas seni muda secara aktif menggunakan platform digital untuk memperkenalkan Ebeg kepada khalayak yang lebih luas. Mereka menyelenggarakan lokakarya daring, diskusi budaya daring, dan berkolaborasi dengan seniman modern untuk menciptakan program yang lebih menarik.

Melalui media sosial seperti YouTube dan Instagram, generasi muda dapat berbagi tutorial dan pertunjukan tari Ebeg, sehingga menginspirasi banyak orang untuk belajar dan berpartisipasi dalam seni.

Dengan demikian, mereka membentuk jembatan antara tradisi dan teknologi, yang memungkinkan Ebeg bertahan di era digital.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun ada upaya konservasi yang dilakukan oleh generasi muda, tantangan tetap ada. Selain itu, anggapan bahwa Ebeg merupakan kesenian kuno atau bertentangan dengan agama juga menjadi penghalang  minat generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Ebeg.

Inisiatif dan Dukungan 

Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk mendukung konservasi Ebeg. Festival Ebeg tahunan merupakan cara efektif untuk menarik perhatian masyarakat terhadap bentuk kesenian ini. Festival ini tidak hanya melibatkan masyarakat lokal tetapi juga menarik wisatawan dari luar negeri ke daerah tersebut, sehingga memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk merasakan sendiri budayanya.

Dukungan  pemerintah juga  penting. Program pelatihan dan lokakarya perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan keterampilan seniman dan budayawan di bidang  tari Ebeg. Dengan  dukungan ini diharapkan generasi muda semakin termotivasi untuk melestarikan dan mengembangkan Ebeg.

 

Penabuh gamelan,  pada pementasan Ebeg di Kelurahan Pabuaran, Minggu. (22/12/2024)
Penabuh gamelan,  pada pementasan Ebeg di Kelurahan Pabuaran, Minggu. (22/12/2024)

Kesimpulan

Pelestarian seni tari tradisional Ebeg Banyumasan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah atau seniman saja, melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dengan dukungan  generasi muda yang kreatif dan komitmen dari pemerintah dan komunitas lokal, kami dapat memastikan Ebegu tetap dinamis dan relevan di masa perubahan. Mari kita jaga warisan budaya ini agar tetap menjadi identitas kebanggaan masyarakat Banyumas dan Indonesia secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun