Selamat hari raya idul fitri dan juga hari kenaikan Isa Al-Masih bagi yang merayakannya. Hari raya idul fitri identik dengan saling memaafkan satu sama lain. Dari orangtua sampai kerabat lama yang jarang berjumpa. Meminta maaf pada saat hari raya idul fitri adalah sebagai bentuk membersihkan diri dari segala kesalahan yang pernah dibuat baik disengaja maupun disengaja.
Kata maaf sendiri merupakan salah satu kata yang sangat kuat pengaruhnya. Ketika seseorang berbuat sebuah kesalahan, kata maaf adalah sebuah permulaan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Memang terkadang sulit untuk memaafkan seseorang yang telah membuat kesalahan yang sangat merugikan. Tetapi manusia sendiri tidak luput dari kesalahan, pasti ada satu atau dua kesalahan yang sulit untuk dimaafkan.
Dan terkadang ada sebuah pilihan dalam hidup, lebih baik dimaafkan atau memaafkan orang lain. Kalau untuk saya pribadi saya lebih memilih memaafkan. Sebesar apapun kesalahan yang mereka lakukan saya akan memaafkannya. Kenapa? Saya sadar saya hanyalah manusia, dan mungkin suatu saat saya juga akan melakukan kesalahan yang sama seperti mereka. Tapi, ada saat dimana ketika kita sebenarnya sudah memaafkan walaupun tak sepatah kata ayang keluar, orang yang berbuat salah kepada saya sedikit berubah dan menghindari saya.
Begitu juga ketika saya sudah meminta maaf, saya agak menjauh. Seperti ada sesuatu yang berbeda ketika sudah berbuat kesalahan, mungkin karena saya sulit untuk melupakan kesalahan yang saya lakukan. Saya pasti akan selalu teringat tentang apa yang telah saya perbuat kepada orang itu, meskipun orang itu sebenarnya juga sudah melupakannya. Apa ini yang terjadi pada mereka ketika saya memaafkan mereka?
Ketika memaafkan seseorang rasanya hati seperti lebih lega dan tentram. Dan kadang tidak menimbulkan masalah lain, tapi itu juga tergantung dari orang yang meminta maaf.
Kata maaf tidak akan bermakna ketika seseorang tidak mengucapkannya secara tulus. Tidak sedikit orang yang meremehkan kata ini, seakan-akan kata ini hanya sebuah permainan kata. Ketika mereka berbuat salah mereka hanya mengucapkannya dari bibirnya, tanpa peduli apa yang telah mereka perbuat. Orang-orang seperti ini jelas sangat tidak pantas untuk dimaafkan. Mereka sendiri saja menyepelekan kata maaf, untuk apa menanggapinya.
Di awal bulan kemenangan ini mari kita saling memaafkan dengan tulus dan ikhlas. Tapi tidak hanya berhenti di hari ini saja tapi juga seterusnya sampai melekat di dalam hati dan menjadi kebiasaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H