Mohon tunggu...
Hafiz Husyairi
Hafiz Husyairi Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Brawijaya

Halo, saya Ai seorang Activist dan Pegiat Literacy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proklamasi: Momentum Persatuan, Jika Indonesia Tanpa Penjajahan

17 Agustus 2022   11:40 Diperbarui: 17 Agustus 2022   11:44 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Proklamasi kemerdekaan pada 17 agustus 1945 ialah momentum bersejarah lepasnya tanah wilayah Indonesia dari tirani penjajahan yang berkepanjangan. Dan saat ini moment tersebut kita peringati setiap tahun sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Melihat sedikit ke belakang ketika tanggal 15 Agustus 1945, Jepang bertekuk lutut kepada sekutu pasca bom atom meluluhlantakkan kota Hirosima dan Nagasaki. Yang mana hal tersebut sangat disembunyikan oleh jepang untuk diketahui oleh para pejuang Indonesia. 

Namun, berkat informasi dari orang Indonesia yang bekerja di tempat siaran akhirnya berita tersebut sampai di telinga para pejuang Indonesia yang menimbulkan vacum of power atau kekosongan kekuasaan di Indonesia.

Hal tersebut dimanfaatkan untuk sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 yang dilakukan tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Secara de facto Indonesia pada 17 agustus kala itu telah merdeka, dan tanggal 18 agustus pengakuan secara de jure.

Pancasila sebagai dasar Negara juga tidak bisa dilepaskan dari kemedekaan bangsa indonesia. Dalam suatu kesempatan Ir. Soekarno pernah mengatakan Pancasila harus jadi landasan ideologi, falsafah, etika moral pemersatu bangsa dan sumber inspirasi dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia (philosophische grondslag) serta di atas dasar itulah negara Indonesia berdiri. Ir. Soekarno juga membandingkan "Pancasila" dengan ideologi-ideologi besar dunia yang lain, seperti: Liberalisme, Komunisme, Kosmopolitisme, San Min Chui, Chauvinisme dan lain-lain.

Sudah seharusnya hal bersejarah ini menjadi momentum persatuan bagi segenap elemen bangsa untuk membangun persatuan tanpa memandang ras, suku, golongan atau bahkan strata ekonomi dan sosial. Saat ini tampak kita sudah terlalu jauh keluar dari garis persatuan, berada dalam gejolak perpecahan sesama anak bangsa. 

Tepat pada 10 november 1961 lalu. Dalam narasi pidato nya soekarno pernah berkata "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.". Sepertinya hal tersebut memang benar adanya. Saat ini kita kerap kali berselisih dalam tubuh yang sama yaitu Indonesia. Yang berada di "kiri" tuduh yang "kanan" macam-macam, yang berada di "kanan" tuding yang "kiri" macam-macam.

Dewasa ini, permasalahan serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum, dan perbuatan negatif lainnya. Sehingga pendidikan agama dan moral perlu diprioritaskan karena keteladanan, nilai, tuntunan, dan akhlak dalam diri manusia akan menentukan kepribadian individu atau identitas manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap manusia. 

Pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan akhlak yang sesuai dengan norma-norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi perkembangan manusia seutuhnya dalam konteks sosial.

Saling menuduh dan menuding bukan lagi hal yang asing saat ini. Seharusnya kita harus lebih cermat dan bijak serta membuka kembali sejarah bangsa ini yang lahir bukan dengan cara yang mudah, yaitu dengan perjuangan yang berkepanjangan, pengorbanan, hingga mendapat kemerdekaannya. 

Menjadi misi kita bersama untuk melakukan aktualisasi agar pikiran besar dan fundamental serta semangat persatuan proklamasi itu terus dapat terjaga dan terimplimentasi guna menjawab persoalan dan tantangan yang kita hadapi di masa kini dan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun