Mohon tunggu...
Husni
Husni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel 7: TEORI EMPATI Martin HOFFMAN

18 Januari 2025   22:51 Diperbarui: 18 Januari 2025   22:51 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Empati Martin Hoffman

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Salah satu tokoh yang paling dikenal dalam pengembangan teori empati adalah Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan yang fokus pada bagaimana empati berkembang sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Teori Hoffman menjelaskan empati sebagai fondasi penting bagi perilaku moral dan kepedulian sosial.

Apa Itu Empati?

Menurut Hoffman, empati adalah respons emosional yang terjadi ketika seseorang merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Empati melibatkan kemampuan untuk membayangkan diri dalam situasi orang lain, sehingga seseorang dapat merasakan penderitaan, kebahagiaan, atau emosi lain yang dialami oleh orang tersebut.

Hoffman memandang empati bukan hanya sebagai respons emosional spontan, tetapi juga sebagai proses yang berkembang seiring waktu dan pengalaman.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman

Hoffman membagi perkembangan empati menjadi empat tahap, yang mencerminkan bagaimana kemampuan empati manusia berkembang dari tahap awal kehidupan hingga dewasa:

Empati Global (0-1 Tahun)

Pada tahap ini, bayi merespons emosi orang lain dengan cara yang refleksif. Misalnya, bayi menangis saat mendengar bayi lain menangis. Respon ini tidak melibatkan pemahaman bahwa emosi tersebut berasal dari orang lain; bayi hanya "menyerap" emosi tersebut.

Empati Egosenris (1-2 Tahun)

Anak mulai menyadari bahwa emosi yang dirasakan berasal dari orang lain, tetapi masih sulit membedakan antara kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang lain. Contohnya, ketika melihat orang lain menangis, anak mungkin memberikan mainan kesayangannya untuk menghibur, karena itu adalah hal yang ia anggap menenangkan.

Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-7 Tahun)

Pada tahap ini, anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki emosi yang mungkin berbeda dari dirinya. Mereka dapat merespons dengan lebih tepat terhadap kebutuhan emosional orang lain. Misalnya, seorang anak mungkin menawarkan pelukan kepada teman yang sedih.

Empati Berbasis Prinsip (7 Tahun ke Atas)

Pada tahap ini, individu mulai memahami bahwa empati tidak hanya berlaku pada individu di sekitarnya tetapi juga pada kelompok atau situasi yang lebih luas. Misalnya, mereka dapat merasa empati terhadap orang-orang yang menderita akibat bencana alam di tempat lain, meskipun tidak mengenal mereka secara langsung. Empati mulai dipandu oleh prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai universal.

Mekanisme Empati Menurut Hoffman

Hoffman juga menjelaskan bahwa empati melibatkan berbagai mekanisme psikologis, antara lain:

Mimikri Empatik (Empathic Mimicry)

Individu secara tidak sadar meniru ekspresi emosional orang lain, seperti tersenyum saat melihat orang lain tersenyum.

Kondisi Klasik Emosional

Respon emosional individu terhadap pengalaman masa lalu yang serupa dengan situasi orang lain.

Imaginary Empathy

Kemampuan untuk membayangkan bagaimana perasaan orang lain dalam situasi tertentu, meskipun tidak ada pengalaman langsung.

Perspektif Kognitif

Kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain, yang memungkinkan pemahaman lebih mendalam tentang emosi mereka.

Empati dan Perilaku Moral

Hoffman menekankan bahwa empati adalah inti dari perilaku moral. Empati mendorong seseorang untuk bertindak membantu, mengurangi penderitaan orang lain, dan mempromosikan keadilan sosial. Namun, Hoffman juga mencatat bahwa empati dapat memiliki batasan, seperti bias terhadap individu yang lebih dekat secara emosional atau dalam kelompok sosial tertentu.

Aplikasi Teori Empati Hoffman

Pendidikan Moral

Teori Hoffman digunakan dalam pendidikan untuk mengajarkan empati kepada anak-anak. Program berbasis empati membantu anak memahami pentingnya menghargai dan membantu orang lain.

Psikoterapi

Pemahaman tentang empati membantu terapis menciptakan hubungan yang mendukung klien dan mempromosikan penyembuhan emosional.

Kepemimpinan dan Hubungan Sosial

Dalam konteks profesional, empati menjadi kualitas penting bagi pemimpin yang ingin membangun hubungan positif dan menginspirasi tim mereka.

Kesimpulan

Teori empati Martin Hoffman memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana empati berkembang dan bagaimana hal itu memengaruhi perilaku moral manusia. Empati adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan, memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi dan penuh kasih.

Sebagai penutup, Hoffman berpendapat bahwa empati bukan hanya respons emosional spontan, tetapi juga fondasi untuk pengambilan keputusan moral. Dengan memahami teori ini, kita dapat lebih memahami pentingnya membangun empati dalam kehidupan sehari-hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun