Mohon tunggu...
Husnun Nisa
Husnun Nisa Mohon Tunggu... -

Ibu dari Alif Ali, Istri dari Dede Iskandar. Sedang belajar bisnis kecil-kecilan. Senang menulis sejak dulu. Senang membeli pengalaman, tapi kalo gratis juga boleh :D

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Pendidikan Terakhir: S1, Pekerjaan: Mengurus Rumah Tangga

10 Juli 2012   14:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 4517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imam Ghazali pernah mengatakan, "Perempuan diperbolehkan memiliki kewajiban lain selama tanggung jawabnya yang pertama sudah terpenuhi." Dan dalam hal ini adalah mengurus rumah tangga, termasuk didalamnya mendidik anak.
Ingat kan, 3 kewajiban orang tua terhadap anaknya? Memberi nama yang baik, memberi pendidikan yang baik, dan menikahkannya.

Jangan dianggap mengurus anak itu cuma perkara nyuapin, mandiin, gantiin baju, ngajak main sehingga merasa cukup dititip ke yang bantu2.. Anak itu kan investasi, dan kita (sebagai orang tua, terutama ibu) dipercaya sebagai sekolah pertama anak.

Iya, ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya. Dimana anak anak mendapatkan pendidikan dasar tentang agama, karakter, prinsip, ilmu pengetahuan, kepribadian, baik secara langsung atau tidak.

Saya tidak kontra dengan perempuan yang punya peran dan berkerja di luar, kan Imam Ghazali juga bilang, jika diantara kita yang kinerjanya bermanfaat bagi banyak umat, maka janganlah bersembunyi.

Dan Saya juga mendukung perempuan yang menjadi IRT untuk tetap bersosialisasi, belajar, berkembang, punya usaha (baik di dalam atau luar rumah). Tapi kesemuanya harus sesuai porsinya, dalam arti, anak2 yang menjadi kewajiban utama tetap terurus masalah agamanya, pendidikannya, gizinya, lingkungannya, perhatiannya, dan kasih sayangnya.

Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Karena mengantarkan anak2 menjadi anak yang sholeh akan menjadi pahala kita yang terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia nanti. Inilah yang disebut investasi akhirat.

"Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat serta meninggalkannya secara sia-sia, maka berarti telah berbuat buruk kepada anak seburuk-buruknya. kebanyakan anak menjadi rusak adalah disebabkan orangtuanya, karena tidak adanya perhatian kepada mereka, serta tidak diajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunah-sunahnya (Ibnu Qayyim Al Jauzi)

---

Bagi sebagian orang, kesuksesan seseorang dilihat dari pencapaian materi dan karier yang didapatnya.

Bagi sebagian lainnya, kesuksesan adalah mendedikasikan ilmunya agar bermanfaat bagi orang banyak..

Bagi sebagian lainnya, kesuksesan adalah ketika melihat tumbuh kembang anak2nya setiap hari menjadi kebahagiaan tersendiri. Mengajarinya banyak hal, menceritakan kisah2 orang besar, mengenalkannya pada lantunan ayat Allah, lagu anak2,  memfasilitasi serta membimbingnya menjadi orang2 yang sukses di dunia dan akhirat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun