Mohon tunggu...
Husnul Khowatini
Husnul Khowatini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Seorang perempuan yang sedang menempuh pendidikan S1 di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hydroton Rainbow: Inovasi Media Tanam Berbahan Dasar Tanah Liat dan Kulit Tanduk Kopi Robusta, Karya Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember

11 Oktober 2023   08:45 Diperbarui: 11 Oktober 2023   09:06 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hydroton rainbow, dok. pribadi

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Fakultas Pertanian Universitas Jember yang beranggotakan lima orang, berhasil mengembangkan suatu inovasi pembuatan produk media tanam berbahan dasar tanah liat dan kulit tanduk kopi robusta (Coffea canephora) sebagai pengganti media tanah karena memiliki keunggulan yaitu lebih praktis dan dapat menambah nilai keestetikaan terutama jika digunakan sebagai media tanam tanaman hias. Produk tersebut dinamai dengan HYDROTON RAINBOW.

Masyarakat terutama penggemar tanaman hias dan hydroponik tentunya sudah tidak asing dengan produk hydroton karena telah banyak dijual di pasaran dan saat ini peminat dari hydroton juga terus meningkat. Namun, hydroton yang terjual di pasaran hanya terbuat dari tanah liat saja yang mana kita tahu bahwa tanah liat kurang memiliki pori mikro maupun makro yang dapat menyimpan air dan nutrisi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, tim PKM-K kami berinovasi untuk mengembangkan hydroton dengan bahan substitusi berupa kulit tanduk kopi robusta untuk menambah nilai unsur hara dan porositas dari hydroton tersebut. Selain itu, dilakukan pewarnaan agar hydroton lebih cantik dan menarik sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen terutama penggemar tanaman hias.

Hydroton rainbow, dok. pribadi
Hydroton rainbow, dok. pribadi

“Hydroton biasa kurang baik dalam proses mengikat air dan unsur hara, jadi unsur hara gampang tercuci, juga warnanya kurang menarik karena biasanya hanya warna merah bata. Jadi kami ingin membuat hydroton yang berbeda yaitu menggunakan bahan substitusi kulit tanduk kopi robusta. Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil kopi tersbesar di Jawa Timur, dan umumnya dari produksi kopi tersebut menghasilkan 20% limbah kulit tanduk, biasanya langsung dibuang. Dibandingkan dibuang dan menjadi limbah, lebih baik dimanfaatkan sebagai media tanam saja” ujar Arzety, salah satu anggota tim. “kulit tanduk kopi juga mengandung cukup unsur hara seperti N, P, dan K”, jelasnya.

Berdasarkan data BPS 2023, produksi kopi di Kabupaten Jember pada tahun 2022 mencapai 11,795 ton. Pada proses pengolahan kopi tersebut, dihasilkan limbah padat berupa kulit luar 41% dan kulit tanduk 15%. Kulit tanduk buah kopi memiliki kandungan nitrogen (N) sebesar 1,27%, fosfor (P) 0,06% dan kalium (K) 2,46%. Oleh karena itu, Tim PKM-K Hiro berinovasi memanfaatkan limbah kulit tanduk kopi sebagai bahan substitusi untuk pembuatan media tanam hydroton.

kulit tanduk kopi robusta, dok. pribadi
kulit tanduk kopi robusta, dok. pribadi

Hydroton rainbow yang akan digunakan direndam dalam air selama kurang lebih satu jam untuk menghilangkan kotoran yang menempel, lalu hydroton rainbow telah siap digunakan untuk media tanam, caranya masukkan hydroton rainbow pada pot atau vas bunga, lalu tambahkan air yang sudah diberi tambahan unsur hara atau POC. Media tanam hydroton rainbow pun siap digunakan. Saat ini hydroton rainbow tersedia dalam kemasan 500 dan 1000 gram, serta telah dipasarkan melalui penjualan secara offline dan media sosial. Hydroton rainbow juga telah melewati uji lab sehingga dapat dipastikan aman untuk dipasarkan dan digunakan.

Tim PKM Hiro membeli kuit tanduk kopi dari beberapa tempat produksi kopi di Jember, di mana dari tempat tersebut belum ada pengolahan lebih lanjut dari limbah kulit tanduk kopi yang dihasilkan. Inovasi hydroton rainbow kulit tanduk kopi robusta ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang menginginkan media tanam yang praktis dan dapat menambah nilai estetika. Selain itu, inovasi ini diharapkan mampu menjadi suatu langkah dalam mengurangi limbah hasil produksi kopi.

“Besar harapan kami agar bisa mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk menyukseskan program PKM Kewirausahaan ini, semoga melalui hal ini dapat ikut berkontribusi bagi masyarakat, almamater, dan negara," harap Arzety.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun