Mohon tunggu...
Husnul Khotimah
Husnul Khotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Perkebunan Kelapa Sawit di Hutan Adat Papua Untuk Keuntungan Ekonomi atau Ekploitasi Lingkungan ?

9 Juni 2024   10:52 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:21 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi adanya deforestasi di Papua adalah dengan melibatkan masyarakat lokal untuk mengembangkan praktik penggunaan lahan berkelanjutan dan inisiatif konservasi. Berikut berbagai upaya yang dapat dilakukan antara lain :

  • Menerapkan skema outgrower yaitu dapat melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan perkebunan, sehingga menumbuhkan rasa kepemilikan dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
  • Perusahaan dapat memberikan kompensasi yang adil, mematuhi peraturan lingkungan, menghargai hak-hak masyarakat, dan bekerja untuk mengurangi dampak negatif  seperti erosi tanah, pencemaran air dan polusi udara.
  • Melakukan kolaborasi dengan suatu lembaga instansi pemerintah, LSM, dan pemangku kepentingan lokal agar dapat membantu mengembangkan dan menegakkan kebijakan yang mendukung upaya konservasi hutan dan pengembangan yang berkelanjutan.
  • Memanfaatkan teknologi seperti citra satelit untuk membantu memantau perubahan penggunaan lahan dan deforetasi sehingga bisa mengindetifikasi area yang membutuhkan upaya intervensi dengan cepat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penebangan hutan (deforestasi) akibat adanya pembangunan industri perkebunan kelapa sawit di Papua menimbulkan banyak tantangan lingkungan yang signifikan yang harus segera ditangani untuk memastikan pembangunan berkelanjutan dan konservasi lingkungan. 

Selain itu juga penting untuk memastikan pelestarian keanekaragaman hayati dan ketersediaan sumber daya alam untuk jangka panjang. Eksploitasi sumber daya alam di wilayah Papua menyoroti kebutuhan yang mendesak untuk perbaikan tata kelola, langkah-langkah perlindungan lingkungan, dan praktik pembangunan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan penduduk lokal.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai generasi muda untuk terlibat aktif dalam mendukung isu permasalahan ini agar segera terselesaikan dengan baik dan penduduk lokal wilayah Papua bisa mendapatkan keadilan dan hak-hak mereka kembali, agar tidak sampai menimbulkan perpecahan dan konflik antar saudara setanah air. 

Sehingga peran pemerintah sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan ini untuk mengambil kebijakan yang tepat dan mempertimbangkan HAM dari penduduk lokal. Selain itu juga harus mementingkan kepentingan bersama bukan hanya untuk keuntungan ekonomi, tetapi juga dampak dari eksploitasi lingkungan salah satunya penebangan hutan (deforestasi) dalam jangka panjang.

Referensi :

Abraham Utama. (2024). Jurnalis BBC News Indonesia. Diakses pada 7 Juni 2024, dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/cxee799052xo.amp

Susi Setiawati. (2024). CNBC Indonesia. Diakses pada 7 Juni 2024, dari https://www.cnbcindonesia.com/research/20240605075856-128-543896/all-eyes-on-papua-berapa-luas-hutan-adat-yang-diakui-negara

Reiner Brabar. (2024). SUARAPAPUA.COM. Diakses pada 7 Juni 2024, dari https://suarapapua.com/2024/06/03/seruan-selamatkan-hutan-papua-melalui-kampanye-all-eyes-on-papua/

Yayasan Pusaka Bentala Rakyat (2024). Change.org. Diakses pada 7 Juni 2024, dari https://www.change.org/p/hutan-seluas-separuh-jakarta-akan-hilang-mahkamah-agung-cabut-izin-sawit-pt-ial?source_location=search

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun