Mohon tunggu...
Husnul Khotimah
Husnul Khotimah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pamulang

Bismillah......

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jangan Ada Lagi Platform E-Commerce Ditutup: Yuuuk Go Digital

16 Oktober 2023   11:27 Diperbarui: 16 Oktober 2023   12:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Setelah Tiktok Shop di hapus per tanggal 4 Oktober 2023, kini ramai pedagang tanah abang meminta platform e-commerce lainnya seperti Shopee, Lazada, Tokopedia dan lain sebagainya untuk di tutup. 

Diketahui bahwa hal yang melatar belakangi di tutupnya Tiktok Shop ini yaitu keluhan pedagang pasar tanah abang karena adanya Tiktok Shop mereka sepi pembeli dan kaitannya dengan Tiktok merupakan media sosial yang hanya berkawajiban untuk iklan dan mempromosikan produk bukan adanya transaksi penjualan.

Nah, selanjutnya bagaimana dengan para customer? Jujur saja, saya sebagai customer yang sibuk dengan dunia pekerjaan yang memiliki sedikit waktu sangat keberatan dengan adanya statement bahwa selain Tiktok Shop platform e-commerce yang lain juga di hapus. 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa saat ini hal tersebut tidak dapat dilakukan mengingat zaman yang terus berkembang sehingga UMKM seharusnya sudah mulai go digital. “Ya tidak bisa dilarang tetapi diatur, bukan ditutup. Jika ditutup tidak boleh dong kan enggak bisa dihindari namanya itu platform digital itu perubahan zaman kok,” ucapnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (10/10/2023).

Tidak bisa di pungkiri bahwa saat ini memang dunia digital sudah sangat meningkatkan perekonomian Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan survei dan telah mendapatkan hasil survei tersebut bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna.

Jumlah pengguna internet tersebut setara dengan 78,19% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 275,77 juta jiwa. Tren penetrasi internet di Indonesia juga meningkat dari tahun ke tahun. 

Pada 2018, penetrasi internet di Tanah Air mencapai 64,8% dan levelnya naik menjadi level 73,7% pada 2019-2020. Kemudian, pada periode 2021-2022 tingkat penetrasi internet kembali meningkat. Kali ini, tingkat penetrasinya mencapai 77,02% dan berada di angka 80% di tahun 2022-2023. Artinya, orang Indonesia semakin melek dengan internet.

Selaku customer juga melihat dengan kenyamanan membuka platform e-commerce tiktok shop disbanding e-commerce lainnya, Bagaimana tidak tiktok shop memberikan potongan atau diskon yang sangat besar, intensitas cahaya dalam kualitas video yang sangat bagus, dan berbagai macam pilihan barang yang sangat menarik perhatian apalagi yang sangat di butuhkan oleh semua kalangan tidak hanya itu, konsumen membutuhkan kepercayaan terkait kualitas setiap produk artinya dapat melihat langsung dalam tiktok shop tersebut. 

Hanya saja memang hal seperti ini menjadi koreksi kita bersama dan mau tidak mau kita harus mengikuti peraturan pemerintah seperti perizinan dan pengenaan pajaknya. 

Pemerintah juga harus selektif mengatur mengenai produk impor yang masuk dalam positive list yang di perjual belikan di Indonesia apalagi dengan harga yang relative yang sangat terjangkau. 

Produk impor juga diwajibkan mengantongi sertifikasi halal untuk makanan serta BPOM bagi produk kecantikan, dan produk elektronik juga harus memiliki standar. Selain itu, kita sebagai masyarakat juga mohon untuk bisa ikut mensupport untuk menggunakan produk dalam negeri.

Terhitung kurang lebih dua minggu setelah tiktok di hapus sepertinya kondisi tanah abang seperti tidak ada perubahan atau dengan kondisi yang biasa saja, malah ada juga seruan netizen bahwa tanah abang saja yang di tutup. Sebenarnya itu mengungkapkan kekecewaan terhadap salah satu flatform tiktok shop di tutup. 

Nailul Huda seorang Peneliti Ekonomi digital dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) menyatakan bahwa kemungkinan di tutupnya tiktok shop tidak akan meningkatkan kembali penjualan perdagangan konvensional termasuk para pedagang di tanah abang, customer akan beralih pada platform e-commerce lainnya. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa ada hal lain pemicu turunnya penjualan di tanah abang selain karena e-commerce.

Dari hal tersebut sepertinya memang para pedagang konvensional juga harus melek internet dan melakukan transaksi jual beli online lewat situs e-commerce untuk bisa joint juga pada flatform e-commerce online shop. 

Sejalan dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan minta pedagang offline untuk mulai memanfaatkan teknologi untuk mempromosi barang dagangan di media sosial. 

Hal tersebut diperbolehkan karena bisa mendukung penjualan. Dengan adanya seruan tersebut terkait dengan pemanfaatan teknologi maka pemerintah juga bisa mewadahi para pedagang konvensional dengan melakukan sosialisasi terkait dengan tata cara pendaftaran online shop untuk semua flatform e-commerce dengan tujuan memudahkan para pedagang yang awam teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun